23. bonus chapter 2

1.2K 91 0
                                    

Siang berganti malam, Seulgi baru bangun saat lampu kamarnya di nyalakan oleh seseorang. Dia menoleh kesamping dimana suaminya tengah tersenyum manis sambil menggantung handuknya, sepertinya Sehun baru saja selesai mandi.

"Sudah bangun? Baguslah yuk kebawah kita makan malam" Sehun mendekati wanita itu dan ngulur kan tangannya

"Jam berapa?" Tanya Seulgi dengan nada paruhnya khas orang bangun tidur.

Sehun memilih duduk di sebelah tapi saling berhadapan dengan Seulgi, lalu mengusap pelan wajah cantik itu.

"Setengah tujuh malam. Kamu pasti cape banget, sampai Jisung nangis pun gak denger" Seulgi mengerucutkan bibirnya, mengingat kejadian siang tadi.

"Aku lelah sekali tadi, kau tahu Jeno rewel, Min jangan ditanya seberapa senangnya dia menggoda Jeno hingga kakaknya nangis lagi, Jisung yang tak lelah untuk mengelilingi rumah. Kau jahat sekali" Seulgi memukul-mukul pelan dada bidang Sehun lalu menyenderkan kepalanya di sana.

"Maafkan aku" dengan nada pelan Sehun membalas pelukan istrinya dan juga mengusap pelan kepala bagian belakang wanita itu.

"Jeno gimana?" Tanya Seulgi dengan lirih. Dia baru saja ingat jika anaknya yang satunya masih dalam mode terbang, eh salah maksudnya dalam dalam mode buas

Sehun mengusap lembut rambut Seulgi, dia paham betul kekhawatiran istrinya itu. "Dia mau pindah. Anak itu hanya butuh sedikit di kerasi, tahu sendiri sifat keras kepalanya turunan dari siapa"

"Yang jelas bukan aku" balas Seulgi dengan mem-pout bibirnya.

Sehun gemas setengah mati dengan apa yang dia lihat, rasa-rasanya dia ingin terus memeluk wanita itu tanpa peduli tiga anaknya. Ngomong-ngomong tentang mereka, tiga anak itu tengah menunggu kedua orangtunya di ruang bermain.

"Ayuk makan, kamu dari siang belum makan kan?"

"Kok tahu sih?" Seulgi mengangkat kepalanya dan duduk dengan tegak. Dia menguncir sambutnya yang berantakan saat dia tidur

"Jaemin bilang"

Seulgi mendengus sebal. "Dasar tukang ngadu"

Sehun tertawa kecil dengan gerutuan istrinya. Jaemin memang begitu, jika mommy-nya tak makan maka dia akan melaporkannya pada sang ayah. Walaupun sudah sering diperingati oleh Seulgi tapi tetap saja anak itu akan mengadu ke ayahnya.

Mereka mulai keluar kamar, berjalan beriringan menuju ruang bermain. Saat di buka, Seulgi bisa melihat Jeno yang sudah mulai kembali seperti semula. Bercanda dengan dua adiknya dan Kemabli mengalah dengan Jaemin

"Yuk makan" seru Sehun,

Membuat tiga anak itu berjalan mendekati orangtunya, kecuali JiSung. Bayi itu merangkak dengan cepat, seperti kadal kalau Jaemin bilang.

Seulgi menggendong Jisung kecil yang terlewat jauh dari dua kakaknya, maklum dua kakaknya kan berjalan sedangkan dia? Secepat apapun dia merayap tetap saja kalah.

"Hai baby" sapa Seulgi. Wanita itu menghujani wajah Jisung dengan kecupan ringan.

"Ma ma ma"

"Iya kita mamam ya, lest go" Seulgi berjalan menyusul suami dan anaknya

Mereka sudah terlebih dahulu turun ke ruang makan, cukup malas menunggu mommy-nya yang sedang gemas dengan adik kecilnya. Karena baik Jeno dan Jaemin, keduanya masih begitu cemburu dengan batita itu.

"Jaemin pengen jadi dokter boleh Daddy?" Seulgi terkekeh geli dengan pertanyaan bocah laki-laki itu.

"Kalau Daddy sih terserah kalian, ngikuti apa yang kalian suka dan bisa." Balas Sehun

Seulgi datang dan mendudukkan Jisung di kursi makannya, memberikan sebuah biskuit kesukaan bayi itu. Lalu dia berdiri disebelah Sehun, menuangkan nasi di piring para pangeran di rumahnya.

Jangan salah, mereka itu sangatlah manja. Urusan mengambil nasi saja kadang mereka tak mau jika tidak Seulgi yang mengambilkan.

"Emang kak Min kenapa kok tiba-tiba pengen jadi dokter?" Tanya Seulgi

"Bunda tahu, tadi di televisi ada dokter yang bilang kalau penyakit jantung itu yang paling banyak membunuh manusia. Min jadi mikir, kalau misalnya Min jadi dokter pasti banyak orang yang bisa sembuh. Jadi Min mau jadi dokter. Boleh?" Seulgi mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

Jaemin adalah sosok yang paling peduli, paham dengan kondisi sekitar. Seperti sekarang, Seulgi tahu jika anak itu pasti merasakan dorongan yang kuat untuk membantu sesama.

"Boleh, tapi jadi dokter itu gak muda loh kak. Kakak harus pinter, harus rajin belajar. Kakak sanggup?" Jaemin menganggukkan kepalanya kuat. "Mommy bakal dukung semua yang anak mommy suka" Jaemin bersorak gembira.

"Berisik!!" Tegur Jeno. Dia sedari tadi asik menyimak obrolan itu dengan melahap makanan yang ada di piringnya.

Sebetulnya dia sedikit itu dengan Jaemin, kembarannya itu sudah punya mimpi dan cita-cita sedangkan dia. Dia saja malah baru selesai ngambek setelah berhari-hari, itupun jika tadi dia tak bicara empat mata dengan sang ayah

"Kalau Jeno belum punya cita-cita, Daddy gak masalah kok. Jeno bisa terusin bisnis Daddy, tapi kalau Jeno udah punya cita-cita. Daddy juga bakal dukung cita-cita Jeno sama kayak Daddy dukung cita-citanya Jaemin"

Seakan tahu isi hatinya, Jeno justru berkaca-kaca dengan ucapan sang ayah. "Jeno sayang mommy dan Daddy"

"Kita juga sayang semuanya, udah lanjut makan. Habis ini kita nonton film dan bobo di ruang keluarga" mereka mengangguk setuju dengan usulan sang ayah.

Selesai makan semuanya bekerja sama membersihkan meja makan dan menyiapkan cemilan untuk nonton bersama, saling berbagi tugas terkecuali Jisung. Seulgi mencuci piring, Sehun membuatkan minuman hangat, Jeno dan Jaemin membersihkan meja.

Setelah usai semua mereka mulai berpindah ke ruang keluarga. Sehun dan Seulgi duduk berdampingan, dengan Jisung yang ada dipangkuan ibunya dan sedang nenen, Jeno duduk di tengah Sehun dan Seulgi sedangkan Jaemin duduk di pangkuan ayahnya. Mereka menonton televisi ditemani minuman hangat dan canda tawa.

Suasana hangat yang selalu terjalin ditengah-tengah keluarga ini, kadang membuat Seulgi menitikan air matanya. Berharap jika keluarganya selalu diberikan kesehatan dan juga umur panjang.

Setelah menonton di tutup dengan tertidur bersama di ruang keluarga, tak ada yang berniat membangunkan karena mereka terlalu nyaman, walaupun posisi tidurnya terbilang tak nyaman. Tapi kehangatan keluarga yang terjalin membuat mereka lupa kondisi, hanya selalu ingin bersama.

Tbc...
Vote and comen 🤗🤗

Btw Revege udah selesai di revisi dan udah tahap melanjutkan part yang tertunda. Jadi jangan lupa baca ya😉

Baby OH | SeulHun (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang