Jimin terus melajukan mobilnya. Tiba-tiba satu ide terbesit diotaknya.
Jimin menyalip 2 mobil didepannya.
Mobil anak buah Park Mijin dan mobil yang dikendarai Park Mijin sendiri.
Jimin semakin melajukan mobilnya dengan cepat. Bergerak maju untuk mejauhi 2 mobil itu.
Setelah dirasa cukup. Jimin lalu sontak memutar mobilnya.
Menjadi berhadapan dengan 2 mobil itu.
Jimin melihat disebelahnya. Mencari sesuatu.
Pistol.
Masih dengan mobilnya berjalan mundur. Jimin menurunkan kaca mobilnya.
Mereka saling menodongkan pistol.
Jika anak buah Park Mijin mengincar kaca depan mobil Jimin. Maka Jimin berbeda.
Sepesekian detik berikutnya Jimin menembakan pelurunya ke ban mobil didepannya.
Hanya satu tembakan membuat mobil itu kehilangan kendali. Sontak mobil yang di kendarai Park Mijin menabrak mobil anak buahnya yang ada didepannya.
Mobil anak buah Park Mijin terpental, berguling dan meledak.
Sekarang tinggal Jimin dan kakaknya.
Jimin langsung menginjak gas. Begitupun Park Mijin.
Mereka saling beradu untuk menabrakkan mobil masing-masing.
Suara mobil sangat kencang ditelinga.
Tanpa menutup mata. Jimin menyaksikan bagaimana mobilnya bertabrakan dengan mobil Park Mijin.
Mereka saling menabrak.
Tubuhnya terhimpit dengan keras.
Bagian depan kedua mobil hancur dengan parah.
Jimin maupun Park Mijin tidak dalam kondisi baik.
Tapi mungkin karena Jimin seorang pembunuh dia lebih dulu sadar.
Dengan susah payah Jimin keluar dari mobilnya. Menenteng satu pistol.
Jimin membuka paksa pintu mobil kakaknya.
Terlihat Park Mijin bersimpah darah. Namun belum sepenuhnya mati.
Jimin menatap kakaknya barang beberapa detik lalu berucap, "Aku menang"
Park Mijin samar-samar tersenyum tipis. Sedari dulu Jimin memang selalu bisa mengunggulinya.
Jimin selalu bisa menjadi yang terbaik.
Pantas saja Jimin di anak emaskan dimanapun dia berada dan oleh siapapun.
Dan itu pula membuat rasa kebencian Park Mijin terhadap adiknya semakin besar. Membuatnya memilih jalan kotor ini.
Dan menghabisi kedua orangtuanya.
Tangan Jimin menjambak rambut Park Mijin. Membuat kepalanya mendongak.
Jimin memasukan ujung pistol kedalam mulut kakaknya.
"Temui ajalmu sekarang juga"
Dor! Dor! Dor!
Tiga kali Jimin menembak Park Mijin melalui mulut lelaki itu.
Tembakan pertama untuk ayahnya.
Tembakan kedua untuk ibunya.
Tembakan ketiga untuk Chayeoungnya.
Jimin lalu meninggalkan pistolnya dengan masih bertengger didalam mulut kakak laki-lakinya.