Suara bel pintu rumah yang berbunyi sontak berhasil mengalihkan atensi kedua insan yang terduduk bersama di ruang tengah.
"Sepertinya ada tamu..". Ucap Jungwon yang hendak beranjak. Namun sebelum itu, Minju lebih dulu mencegahnya.
"Duduk dan diam saja disini. Aku yang akan membukakan pintu".
'Krieet'.
Seketika Minju pun sedikit terkejut saat pintu telah terbuka dengan lebar dan mendapati sesosok wanita paruh baya berdiri dihadapannya.
"I-ibu mertua..". Lirihnya.
"Halo, menantu!". Sahut Jihyun---sembari memeluk tubuhnya.
"Astaga.. kedatanganmu sungguh mengejutkanku. Kenapa tak bilang jika ingin datang kemari?". Ucapnya sembari mempersilahkan sang mertua untuk masuk kedalam kediamannya.
"A-haha aku memang sengaja. Lagipula aku juga sudah rindu pada kalian dan.. aku sangat ingin menyapa calon cucuku". Balas Jihyun sembari mengulas senyumannya.
"Oh lihat! Hai menantu!". Pekik Jihyun ketika mendapati sosok menantunya yang lain tengah memijati kakinya sendiri.
Sementara itu, Minju hanya dapat menggelengkan kepalanya sembari mengulas senyum begitu melihat tingkah Ibu mertuanya.
"H-halo, Ibu mertua". Sahut si manis dengan sedikit gugup sembari beranjak bangun dari duduknya, memberi salam pada Jihyun.
"Ibu duduklah. Aku akan pergi mengambilkan minuman juga camilan untukmu".
Setelah mengatakan hal itu, Minju lantas berlalu meninggalkan keduanya.
"Jungwon...".
"I-iya, Ibu?".
Jihyun sempat terkekeh pelan begitu melihat kegugupan menantunya. "Maafkan aku yang baru bisa mengunjungimu hari ini. Seharusnya aku mengucapkan selamat padamu lebih cepat ketika anak nakal itu memberitahukan kehamilanmu padaku". Ucap Jihyun sembari menggenggam jemari milik menantunya.
"Ah.. Tidak apa. Aku tetap merasa sangat senang karena kau kunjungi saat ini. Terimakasih, Ibu".
Jihyun lantas menggeleng pelan sebelum berucap. "Tidak Sayang. Seharusnya aku yang berterimakasih. Karena sebentar lagi aku akan menimang cucu dari putraku."
Minju yang kebetulan telah kembali dari dapur pun tanpa sengaja sempat mendengar kalimat terakhir yang baru saja diucapkan oleh Ibu mertuanya. Hal itu sedikit membuatnya tersentak. Meski demikian, ia berusaha untuk bersikap biasa saja sembari menaruh nampan berisi camilan serta teh chamomile kesukaan Jihyun diatas meja.
"Omong-omong sudah berapa usia kandunganmu?".
"Sudah memasuki trimester kedua."
Jihyun tampak tersenyum bahagia sembari mengulurkan jemarinya dan mengelus lembut perut si manis yang sudah terlihat membuncit.
"Cucuku.. Tumbuhlah dengan sehat ya?Nenek sudah tidak sabar ingin melihatmu, Sayang".
Perlahan Jungwon pun ikut tersenyum begitu mendengar ucapan mertuanya. Beruntungnya ia memiliki sosok Ibu mertua yang baik hati seperti Jihyun. Padahal dulu, saat awal pernikahannya ia sudah dikacaukan dengan banyak macam pikiran tentang Ibu mertuanya yang tak menyukainya. Sungguh! Pemikiran semacam itu selalu ada tapi melihat apa yang terjadi saat ini, sudah sepatutnya Jungwon merasa bersyukur.
Tentu saja interaksi manis itupun tak luput dari pandangan Minju. Jujur saja ia merasa iri pada si manis karena dapat memberikan kebahagiaan untuk semua orang. Minju bukannya membenci situasi seperti ini. Namun kadang kala ia merasa jika kehadirannya benar benar tak berguna disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet love | jaywon
Romance"Aku ingin kau menikah lagi..". "Kau gila ya? Aku tidak mau!".