Waktu berlalu dengan cepat, musimpun telah berganti mendekati penghujung tahun.
Tampak seorang pria tampan dengan balutan mantel tebal hangat yang melekat ditubuhnya itu berjalan dengan langkah tergesa. Kesana-kemari sembari terus menghentikan dan menanyai satu persatu para pejalan kaki yang tak sengaja berpapasan dengannya.
Pria tampan itu yang tak lain adalah Jay.
"Oh maaf, tapi aku belum pernah melihatnya". Ucap seorang pejalan kaki setelah melihat sebuah foto yang pria Park itu tunjukkan padanya.
"Tolong lihatlah sekali lagi, Tuan. Kau mungkin pernah tak sengaja bertemu dengannya disuatu tempat". Ujarnya sembari tetap kukuh meminta si pejalan kaki itu untuk melihat kembali dengan lamat potret pemuda manis di ponsel miliknya.
Namun responnya tak seperti yang ia harapkan. Jay lantas hanya dapat menghela nafas beratnya.
Sudah sejak tadi pagi ia melakukan kegiatan yang sama. Terkesan seperti membuang buang waktu saja. Namun baginya ini adalah hal yang penting.
Bagaimana tidak?
Memang bukan tanpa alasan ia melakukannya. Kali ini, Jay sudah bertekad untuk menemukan si manis kembali dan membawanya ke dalam kehidupannya. Semua itu ia lakukan juga demi kebahagiaan putranya, Jinwoo.
Pria tampan itu lantas terdiam ditempatnya sembari mendongakkan kepalanya, menatap sendu pada langit yang tampak mendung.
"Minju-ah... bantulah aku untuk menemukannya".
**
Jay terduduk disebuah kafe yang letaknya tak jauh dari pusat kota. Segelas kopi dengan asap yang masih mengepul menemani dinginnya salju pertama yang turun di bulan ini.
"Hai, Park!".
Si pemilik namapun lantas menoleh dan mendapati Sunghoon yang mengambil duduk di sampingnya.
Ya.. jika berada di luar lingkungan kantor seperti ini, ia sama sekali tak akan segan untuk memanggil sang atasan dengan panggilan seperti itu. Lagipula mereka adalah sahabat dekat. Dan Jay juga tak terlalu mempermasalahkannya.
"Apa yang sedang kau lakukan disini?".
"Tentu saja untuk minum kopi. Diluar dingin sekali. Omong-omong, kau tak masuk kantor lagi?".
Jay hanya dapat menganggukkan kepalanya mengiyakan.
Kalau boleh jujur, sebenarnya Sunghoon cukup merasa iba. Jay tak pernah berhenti untuk mencari keberadaan sang mantan istrinya.
"Kurasa kau sudah menemui penyesalan mu hari ini. Jika kau merasa lelah, maka kau bisa menyerah".
"Kau tak bisa menghentikanku!". Ujar pria itu cepat sembari menggeram marah begitu mendengar ucapannya.
"Lantas apa yang akan kau lakukan setelah berhasil menemukan Jungwon? Apa kau akan memintanya untuk menerimamu kembali? Apa setelah semua yang terjadi, Jungwon masih ingin bersamamu?".
'Deg'
Sontak ucapan pemuda itu telak mengenai ulu hatinya.
Benar.
Jay telah melupakan bagian yang terpenting. Tentang bagaimana perasaan pemuda manis itu sendiri.
"Kalau kau berpikir masih memiliki kesempatan maka kau bisa untuk melanjutkan pencarianmu itu. Tapi, jika kau merasa tak bisa meyakinkan dirimu sendiri maka sebaiknya berhentilah. Semuanya akan jadi sia-sia".
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet love | jaywon
Romance"Aku ingin kau menikah lagi..". "Kau gila ya? Aku tidak mau!".