chapter 18

4.5K 459 52
                                    

Jinwoo sontak menangis keras begitu si manis memberitahukan kepergian sang Ayah. Bagaimana tidak? Dirinya bahkan baru saja sembuh dan dengan teganya Jay pergi meninggalkannya bahkan tanpa sempat berpamitan lebih dulu padanya.

Namun beruntungnya hal itu tak berlangsung lama. Setelah Jungwon memberikan kalimat penenang, bocah itupun akhirnya berhenti menangis dan bergumam jika dia akan memarahi Ayahnya begitu pria itu pulang. Sementara Jungwon? Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya seolah menyetujui ucapan putranya.

Tanpa terasa seminggu berlalu dengan cepat. Dan selama itu pula Jungwon menginap disana--memenuhi keinginan Jinwoo. Lagipula mana mungkin ia bisa menolak jika itu adalah permintaan si kecil?

'Drrtt.. Drrt'

Jungwon yang merasa sedikit terusik pun terbangun. Ia lantas meraih ponselnya yang tergeletak tepat di samping nakas.

"Halo, Jungwon?".

Sebelum menyahut, ia sempat membenahi posisinya menjadi duduk dan bersandar pada kepala ranjang. "Ada apa?".

"Ibuku bilang, kau menginap dirumah? Apa kau bersama dengan Jinwoo?".

Jungwon mengangguk. Namun tentu saja si penelepon di seberang sana tak akan melihatnya. "Dia tidur denganku".

"Ah.. Maaf, aku jadi membangunkanmu. Kau pasti juga sedang tidur tadi".

"Tidak masalah, Jay. Omong-omong apa ada hal lain yang ingin kau sampaikan?".

Terdengar sebuah helaan nafas panjang di seberang sana sebelum kembali menyahut, "Ibu bilang Jinwoo sempat menangis saat kau memberitahukan kepergianku padanya. Kalau begitu, bisakah aku meminta tolong untuk menyampaikan permintaan maafku untuknya?".

"Baiklah. Oh ya..".

Si manis tampak menggigit bibir bawahnya. Ia seakan memiliki keraguan untuk mengatakannya.

Meski begitu, Jungwon sudah mempertimbangkan keputusannya ini dengan matang.

"Ada apa, Jungwon? Kau ingin mengatakan sesuatu juga?".

"Mm.. ya, tapi sebaiknya nanti saja setelah kau pulang. Karena kurasa obrolan kita kali ini akan sedikit panjang".

"Baiklah. Kebetulan juga aku akan pulang besok.Yasudah kalau begitu kututup telponnya ya? Sekali lagi maaf sudah menggangu tidurmu. Selamat malam!".

Setelahnya sambungan itupun terputus. Jungwon lantas meletakan ponselnya diatas nakas dan kembali merebahkan dirinya disamping sang buah hati yang tengah tertidur dengan lelap.

"Aku harap setelah ini, kau bisa bahagia seperti teman temanmu yang lainnya. Aku sangat menyayangimu, Jinwoo..". Bisiknya sembari membubuhkan kecupan lembut di kening putranya.
















Keesokkan harinya....

Pagi sekali Jungwon sudah berada di Bandara Incheon. Ya, ia datang kemari untuk menjemput Jay. Tentu saja atas permintaan dari sang buah hati.

Jungwon tengah berdiri di Gate Kedatangan sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok pria tampan tersebut. Hingga tak lama kemudian iapun mendapati sosok yang ia tunggu.

"Kau disini?". Ujar pria itu setibanya dihadapan si manis.

"Jinwoo memintaku untuk menjemputmu".

Pria itu hanya dapat menganggukkan kepalanya.

bittersweet love | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang