chapter 4

7.3K 708 246
                                    

"Kau mungkin merasa haus. Ambilah..".  Ucap Jay sembari menyodorkan segelas air putih kehadapan si manis yang segera saja di sambut baik olehnya.

"T-terimakasih".

Setelahnya, Jay pun mengambil duduk disebuah sofa sembari sibuk memainkan ponselnya.

"Ada apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?". Tegurnya begitu menangkap basah si manis yang diam-diam tengah mencuri pandang padanya.

"Uhm itu... Kenapa hari ini kau tidak pergi bekerja?".

Jay terdengar menghela nafasnya sebelum kembali melarikan atensinya menatap benda persegi dalam genggamannya lantas menyahut, "Aku sudah mengambil cuti. Jadi, tak akan ada gunanya jika aku tetap berangkat ke kantor ".

Si manispun tampak mengeryitkan keningnya, "Tapi kenapa?".

"Tentu saja aku harus menjagamu. Karena bagaimanapun juga untuk saat ini, kau tak akan bisa melakukan aktifitasmu seperti biasanya".

Pun seketika rona merah dikedua pipinya itu menyembul. Jungwon sontak tersipu setelah mendengar ucapan suaminya barusan. Dan sialnya lagi berkat ucapannya itu, ingatannya kembali menarik Jungwon pada kegiatan panas mereka beberapa saat yang lalu.

"Omong-omong, kau ingin sesuatu tidak? Biar aku bantu ambilkan". Tawar pria itu sembari menaruh ponselnya pada sebuah meja nakas. 

Jungwon tampak mengerjap perlahan sebelum akhirnya mengangguk kecil, "Mm.. Aku ingin pergi ke kamar mandi".

Dengan segera Jay pun beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri si manis yang terduduk berselonjor kaki diatas ranjang tidurnya.

"Eh, tidak usah!? A-aku bisa pergi sendiri kok". Tolaknya cepat begitu sang suami telah bersiap untuk menggendongnya.

" Kau yakin?".

"Hmm iya".

"Yasudah, tapi jangan salahkan aku jika nanti kau terjatuh karena aku tak akan menolong mu".

Setelah mengatakan hal itu, Jay lantas kembali mengambil duduk di sofa sembari bertumpang kaki dan menyibukkan dirinya sendiri.

Lain halnya lagi dengan si manis yang hanya dapat meringis pelan sembari menggigit bibir bawahnya. Ia tampak menahan rasa sakit pada tubuh bagian bawahnya saat berusaha mengambil langkah.

Meski begitu, jangan mengira kalau Jay benar-benar acuh tak acuh pada si manis. Karena yang sebenarnya terjadi, sejak tadipun ia diam-diam memperhatikan setiap gerak-geriknya.

"Sshh..".

Dalam hati, Jungwon cukup menyesali keputusannya yang sudah menolak tawaran pria itu setelah ia lihat jika jarak dari ranjang tidurnya menuju kamar mandi lumayan jauh. Hanya saja, Jungwon terlalu malu untuk menarik kembali ucapannya dan meminta pertolongan pada suaminya. Jadi, yang bisa ia lakukan hanyalah memaksakkan diri.

Dan tepat saat di langkah ketiga, tubuh ringkihnya itu mendadak limbung. Jungwon bahkan sempat memekik kala ia kehilangan keseimbangan dan nyaris saja ambruk mencium lantai marmer yang dingin tersebut.

Itu benar. Nyaris.

Karena sebelum Jungwon benar-benar jatuh suaminya dengan sigap sudah lebih dulu menahan bobot tubuhnya. Punggung sempitnya pun menubruk dada bidang milik pria itu. Tangan kekar Jay merengkuh pinggang ramping si manis erat meski tanpa sengaja.

"Eh?".

Refleks, pemuda itu meremat bahu kekar milik suaminya begitu merasakan kedua kakinya yang tak lagi menapak pada lantai karena pria Park itu menggendongnya.

bittersweet love | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang