chapter 8

6.3K 689 261
                                    

Jungwon sudah mempersiapkan kondisi fisik juga mentalnya begitu menjelang persalinan yang hanya tinggal menghitung hari. Ya... bagaimanapun juga di fase ini akan muncul banyak sekali kekhawatiran serta ketakutan yang terkadang membuat orang hamil mengalami stress ketika menghadapi persalinan.

Dan saat ini, Jungwon tengah bersama sang suami berbelanja kebutuhan untuk sang calon bayi mereka---maksudnya, untuk bayi Jay.

"Menurutmu warna apa yang cocok untuk bayi laki-laki?". Ucap si manis yang tampak asyik memilah-milah baju.

Itu benar. Bayi mereka berjenis kelamin laki-laki. Keduanya tentu sangat senang begitu mendengarnya. Terlebih bagi Jay. Sebenarnya ia tak terlalu memikirkan tentang jenis kelamin si calon bayi karena yang terpenting baginya, si bayi yang akan lahir nanti dalam keadaan sehat.

"Bukankah biru lebih cocok?".

Lantas si manispun menoleh sembari menyunggingkan senyuman terbaiknya.

"Kau benar! Tapi, warna kuning juga lucu kan?".

"Hhh.. ya, itu juga lucu. Sudah jangan terlalu lama memilih lagipula bayi kita tidak akan rewel. Apapun yang kau pilih dia pasti akan menyukainya kok". Ucap Jay sebelum berlalu dari sana, mencari box bayi.

Tanpa pria Park itu tau jika apa yang baru saja dikatakan olehnya mengatarkan gelenyar hangat di hati si manis. Namun hal itu tak berlangsung lama, karena sesaat setelahnya rasa sesak lah yang mendominasi.

'bayi kita, ya?'.

Ingin rasanya Jungwon mengulas senyuman di wajahnya namun harus ia urungkan begitu teringat lagi akan kesepakatan yang telah mereka buat di awal pernikahan. Jungwon hanya dapat menatap sendu punggung tegap sang suami yang semakin menjauh dari pandangannya.


.















.


Sepulang dari berbelanja pernak-pernik untuk menyambut kelahiran sang buah hati, keduanya tampak terlihat kompak mendekor kamar si bayi.

"Jay.. sedikit ke kiri! Nah, bagus!".

Pria itu lantas menghela nafas lelahnya. Bagaimana tidak? Jungwon itu sangat cerewet dan suka sekali memarahinya jika ia salah posisi sedikit saja.

"Apa aku boleh turun sekarang? Omong-omong aku lelah loh".

Si manispun tertawa kecil sebelum mengangguk. Oh ya, jangan tanya kemana perginya Minju disaat mereka tengah berduaan seperti ini. Karena alasannya, ia sedang sibuk menangani bisnisnya.

"Apa kau suka dengan hasilnya ataukah ada yang ingin kau atur lagi?". Ujarnya sembari meneguk minuman dingin yang sudah disediakan oleh si manis sebelumnya.

Jungwon tampak mengedarkan pandangan kesekeliling kamar yang tampak cantik setelah ia dekor bersama sang suami.

"Mm... Kurasa semuanya sudah bagus. Aku suka! Aku yakin baby juga akan menyukainya". Ucap si manis sembari mengusap perut buncitnya.

Jay lantas ikut tersenyum. Tanpa sadar, jemarinyapun mengelus permukaan perut istrinya.

"Cepatlah keluar, Sayang. Ayah sudah tak sabar ingin segera melihatmu. Kau juga pasti tak sabar untuk bertemu dengan Ayahmu yang tampan ini 'kan? Kalau begitu, sapa aku. Berikan Ayah satu tendangan saja".

bittersweet love | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang