Jay menatap nyalang seorang pemuda yang tersungkur di lantai.
"Apa-apaan ini ? Kenapa kau tiba-tiba saja menghajarku!?". Decak Sunghoon sembari menyeka darah di sudut bibirnya.
"Tak kusangka orang yang sangat kupercayai menusukku dari belakang. Kau berlagak seolah tak tau apapun disini padahal kau mengetahui segalanya. Kenapa kau menyembunyikan keberadaan Jungwon dariku, Park Sunghoon!?".
Sementara itu, si pemilik nama hanya dapat mengulas senyuman tipis di wajahnya.
"Jadi.. aku ketahuan ya?". Sahutnya sembari mencoba untuk kembali berdiri walau dengan sedikit tertatih.
"Harus kuakui jika aku memang sengaja melakukannya karena aku tak ingin melihatmu memberikan banyak penderitaan lagi pada Jungwon".
"Apa maksud ucapanmu!?".
"Kau tak ingat apa saja yang sudah kau dan Minju lakukan di masa lalu? Jungwon sudah cukup banyak menderita karena kalian berdua. Lalu apalagi sekarang? Saat Minju telah pergi meninggalkanmu selamanya, kau justru kembali berjuang untuk menarik Jungwon masuk kedalam hidupmu. Jay... Kau benar-benar pria yang tak pernah peduli akan perasaan orang lain". Sarkasnya sembari menggelengkan kepalanya.
"Sebaiknya coba kau tanyakanlah lagi pada dirimu sendiri. Masih pantaskah kau untuk mendapatkan hatinya lagi atau tidak? Dan tolong, jangan selalu menjadikan putramu sebagai alasan untuk memintanya kembali".
Tersulut akan amarahnya, dengan kasar Jaypun mendorong bahu kekar milik pemuda itu hingga membuat sang empu terhuyung beberapa langkah ke belakang.
"Kenapa kau sangat ikut campur sekali dengan urusanku!".
"Jika itu menyangkut Jungwon, maka aku tak akan diam saja".
"Apa?".
"Karena aku menyukainya..".
"Brengsek!". Decak pria Park itu sebelum kembali melayangkan tinjunya.
**
Tampak Jay yang tengah terduduk di dalam ruang kerjanya. Tak ada yang ia lakukan selain merenungkan kembali percakapan terakhirnya dengan Sunghoon.
Helaan nafasnya pun terdengar begitu gusar dan berat.
Dan entah mendapat dorongan dari mana, setelah bergelut dengan hatinya iapun bergegas menyambar mantel tebal serta kunci mobilnya dengan sedikit tergesa meninggalkan ruangan tersebut.
Usai melewati perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Jay pun berdiri tepat didepan sebuah bangunan rumah sederhana. Kedua kakinya melangkah menuju pintu bercat putih itu. Perlahan kepalan tangannyapun terulur dan mengetuk daun pintu tersebut walau dengan sedikit ragu.
'Krieet'
Pintupun terbuka lebih dulu tepat sebelum pria itu mengetuknya.
"Jay?".
"Uhm.. h-hai?". Sahutnya yang entah mengapa terdengar begitu gugup.
Jay lantas menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal. Astaga... ia seperti kembali ke masa dirinya saat masih menjadi remaja tanggung yang ingin mengencani kekasihnya.
"Apa kau berencana untuk pergi keluar?" . Ucapnya sembari menelisik bagaimana penampilan si manis dihadapannya.
Si manis pun mengangguk sebelum menyahut, "Ibu baru saja menghubungiku. Dia memintaku untuk pergi ke rumahmu. Katanya Jinwoo ingin bertemu denganku".
"Ah.. Benarkah? Kalau begitu pergi denganku saja ya?".
Jungwon tak lagi menolak. Toh, ia sendiri juga sudah tak sabar ingin segera bertemu dan memeluk putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
bittersweet love | jaywon
Romance"Aku ingin kau menikah lagi..". "Kau gila ya? Aku tidak mau!".