chapter 9

6.4K 694 179
                                    

Jungwon tengah membenahi semua pakaian miliknya dan memasukkannya kedalam sebuah koper. Ia benar-benar menepati ucapannya. Begitu keluar dari rumah sakit, Jungwon akan segera meninggalkan kediamannya ini meski dengan sedikit berat hati karena itu artinya ia juga harus berpisah dari putranya.

Disisi lain...

Terlihat Jay yang baru saja terjaga dari tidurnya. Entahlah, untuk malam ini ia merasa begitu sangat gusar hingga tak bisa memejamkan kedua matanya.

Tak lama kemudian, suara tangisan bayinya terdengar dari baby monitoring yang sengaja ia letakan tepat di samping meja nakas.

Dengan segera iapun beranjak, namun sebelum itu Jay sempat menolehkan kepalanya menatap sang istri yang tengah tertidur dengan pulas. Tanpa berniat untuk mengusik, lantas iapun berlalu menuju kamar milik putranya.

Setibanya disana... Jay sontak menghentikan langkahnya di ambang pintu begitu kedua maniknya menangkap sesosok pemuda manis yang tengah menimang sang bayi dalam gendongannya.

"Sstt.. Sayang, jangan menangis. Tenanglah, Nak. Aku sudah disini, bersamamu".

Seutas senyuman pun lantas terukir di wajahnya.

" Jungwon? Kau disini?". Panggilnya begitu sampai didekat si manis.

Bisa Jay lihat bagaimana tubuh ringkih itu yang tampak menegang setelah mendengar suaranya. Perlahan, si manispun menoleh.

"Ah.. i-iya. Maaf sebelumnya jika aku sedikit lancang. Aku tak bermaksud untuk mendahului mu. Aku kesini hanya karena mendengar tangisan Jinwoo. Itu saja". Jelasnya sembari menundukkan kepalanya, menatap sang buah hati dalam gendongannya.

"Kenapa kau harus meminta maaf? Tidak masalah bagiku siapa yang datang lebih dulu. Karena yang terpenting, bayiku sudah berhenti menangis".

"Kalau begitu.. aku akan kembali ke kamarku". Ucapnya sembari menyerahkan bayi kecil itu pada sang suami.

Namun sebelum Jungwon dapat membawa kedua kakinya meninggalkan kamar tersebut, tiba-tiba saja sang bayi yang semula tampak tenang dalam gendongan pria itupun kembali menangis dengan cukup keras hingga membuat keduanya lantas tersentak.

"Bayiku menangis lagi. Sepertinya Jinwoo masih ingin bersamamu denganmu. Dia tau jika Ibunya pergi".

Pemuda manis itu tampak tertegun begitu mendengar ucapan sang suami barusan. Sudut hatinya sedikit menghangat.

"Baiklah... Berikan Jinwoo padaku".


.
















.



"Jungwon..".

Si pemilik namapun sontak menoleh, "Ada apa? Kau ingin mengatakan sesuatu?". Ujarnya sembari merebahkan sang bayi yang telah terlelap itu ke dalam baby crib.

Pria Park itu lantas menganggukkan kepalanya sebelum kembali berucap, "Aku ingin kita membuat kesepakatan baru lagi".

Jungwon tampak mengeryit begitu mendengar ucapannya.

"Ini demi kebaikan Jinwoo juga".

Meskipun banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benaknya saat ini, namun Jungwon memilih untuk tetap diam dan menunggu hingga pria itu menyelesaikan ucapannya.

bittersweet love | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang