chapter 3

7.2K 733 216
                                    

"Tunggu sebentar!". Pekik Jungwon begitu selesai menghidangkan makan malamnya diatas meja makan. Iapun lantas bergegas menuju pintu depan setelah mendengar bel yang berbunyi.

'Krieet'.

Hal yang ia dapati setelahnya adalah sosok sang suami yang berdiri tepat dihadapannya dengan raut wajah lelahnya.

"Kenapa lama sekali?". Ucap pria itu sembari membawa langkahnya masuk dan diikuti oleh si manis.

"Maaf, kebetulan tadi aku sedang berada di dapur. Oh ya, apa kau ingin sesuatu seperti minum kopi atau..?".

Si pria Park itu menggeleng pelan sebelum berucap, "Aku ingin mandi saja. Badanku berkeringat dan lengket".

"Ah.. Baiklah. Aku akan segera menyiapkan air hangatnya untukmu. Dan nanti kalau kau sudah selesai, segeralah turun karena kita akan makan malam bersama".

"Humm". Sahut pria itu sekenanya sebelum beranjak meninggalkan Jungwon yang entah mengapa merasa berdebar setelah berbicara cukup banyak dengan suaminya. Mungkinkah ini adalah sebuah perasaan bahagia saat seorang istri menyambut kepulangan suaminya?



.


















.




Usai makan malam dengan suasana yang hening. Kini, Jungwon tengah berada didalam kamarnya dan tentu saja hanya sendirian, seperti biasanya. Meskipun ia sudah meminta untuk diperlakukan secara layak oleh suaminya namun jika menyangkut urusan tidur, Jungwon tak terlalu mempermasalahkannya.

'Drrt.. Drrt'.

Ponsel miliknyapun bergetar. Terdapat sebuah panggilan masuk dari sang Ibu. Si manis lantas melirik jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dalam hati iapun bergumam, tidak biasanya sang Ibu belum tidur di jam selarut ini. Apa mungkin dia insomnia?

"Halo, Ibu?". Ucapnya setelah menggeser ikon hijau di layar persegi tersebut.

" Halo Wonie sayang! Astaga.. Bagaimana kabarmu? Ibu sangat merindukanmu".

Bisa Jungwon dengar bagaimana suara milik si penelepon diseberang sana yang bergetar seolah tengah menahan tangisnya.

"A-aku baik-baik saja. Ibu jangan mencemaskanku. Omong-omong aku juga sangat merindukanmu dan Ayah".

"Kalau begitu, kapan-kapan kau harus berkunjung kerumah. Bawa serta suamimu. Ibu dan Ayah juga ingin bertemu dengan menantunya!".

Jungwon mengulas senyum getir. Menantu? Apa sebegitu inginnyakah orang tuanya memiliki menantu seperti Jay?

"Oh ya, bisa kau berikan ponselmu pada Jay? Ibu sangat ingin berbicara dengannya".

Sontak saja si manispun kelabakan dibuatnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Orang tuanya tiba-tiba ingin berbicara dengan pria itu. Jungwon jelas tak berani untuk menemui suaminya karena takut akan mengganggunya. Dan mungkin juga Jay sudah tertidur kan?

"Sayang, kau masih disana kan?".

"Eh? I-iya aku masih mendengarmu kok".

"Kalau begitu, dimana menantuku?".

"Jay-nya sudah tidur, Bu. Jadi.. sebaiknya nanti saja ya kalau kau ingin--".

Sontak iapun tak dapat menyelesaikan kalimatnya begitu seseorang dengan cepat merampas ponsel dalam genggaman tangannya. Jungwon tentu sangat merasa terkejut karenanya.

"Halo, Ibu mertua".

"Apa yang kau lakukan?". Bisik si manis tepat ketika Jay meliriknya.

"Ah.. menantu! Senangnya bisa mendengar suaramu. Jungwon bilang kau sudah tidur ya? Atau mungkin kalian berdua memang sudah tidur dan aku mengganggu waktu tidur kalian?".

bittersweet love | jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang