BAB 21 : Child, Call Me Daddy

2.2K 220 47
                                    

▫▫▫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▫▫▫

Disinilah Tawan, di kamar Apartemen Arm. Tawan berada disini juga berkat dirinya memaksa Arm untuk membukakan pintu Apartemen. Pemaksaan salah satu pilihan keharusan.

"Apa aku harus mengoperasi jantungku, Arm?"

"Menjadi batu lebih baik kan?"

"Sepertinya menjadi kucing lebih enak."

"Suka langsung menyerang, manusia mana bisa."

"Sesedih-sedihnya kucing aku tidak pernah melihat kucing menangis dan galau."

"Tapi gimana kucing mengucapkan kata I Love You? Mereka langsung berbuat saja, aneh tapi menurut mereka nikmat mungkin."

"Sepertinya menjadi kucing pilihan yang terbaik, benar?"

Arm bergidik ngeri, hendak melayangkan protes Arm harus menahan mulutnya setengah mati, kalau tidak pembahasan ini mengalahkan panjangnya antara jarak usia bayi baru lahir dan usia Tawan. Sungguh ia tidak paham jalan pikir Tawan. Arm mengangguk pelan, ia tak mempunyai pilihan lain selain mengangguk. Memilih opsi menghentamkan kepala Tawan ke tembok, tidak mungkin juga takutnya sahabatnya itu semakin melantur. Percuma tampan, cool,smart tetapi gayanya seperti reog kesurupan.

Petakanya, dirinya menjadi tempat keluh kesah. Arm tak mempermasalahkan jika segala ucapan Tawan masuk akal, ini? Membuat otaknya ingin memukul jalan pikirkan Tawan. Dan perlu diketahui, Arm sungguh pusing melihat Tawan sedari tadi bolak balik didepannya.

RIP ketenangan Arm.

"Arm, apa kau tau obat bius terbaik?"

"Untuk apa? Semakin mengerikan kau, Tay. Untukmu?'

Tawan menggeleng, tetap Tawan masih berjalan mondar-mandir, lalu Tawan berkata. "Untuk semua kucing yang aku jumpai, sekarang aku musuhan sama kucing, aku iri."

Segila-gilanya orang gila, masih lebih gila Tay Tawan.

Arm menatap sarkas, Tawan beruntun menyerang genderang telinganya, sebenarnya Tawan tercipta dari apa? Jangan sampai telinganya ini kabur karena trauma atas ucapan gamblang sahabatnya. Lelah memiliki sahabat kelewat Overdosis seperti Tawan. Jika kalian bosan akan hidup selalu indah cobalah sesekali menyapa Tawan, 100% kalian akan stress dengan cepat. Arm tidak tahan tak menghela napas, selain rasa kantuknya, juga kerena Tawan henti-hentinya semakin tak waras.

"Tidak bisakah kau di-"

"Tidak! Ah apa? Kau belum selesai bicarakan?"

Oh astaga!

"Arm, lanjutkan kau mau mengatakan apa?"

"Tidak, tidak, tadi aku ingin menghentikan anjing yang menggonggong." Habis sudah kesabaran Arm.

"Tidak ada anjing di sini."

"Aku tanya di sini hanya ada siapa?"

"Kau dan aku."

✔ [1] KOKAIN17+ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang