🌷 46 🌷

531 72 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌷🌷🌷



Cessa masih menginap satu malam lagi dirumah kaia. Malam senin, dan besok ia akan kembali ke kostannya. Ia juga sudah kembali sejak pukul 7 tadi.

Tidak ada zeha disana. Jujur saja cessa khawatir saat tadi zeha menerima telfon dari seseorang yg membahas soal semalam.

Ia menunggu di dapur, dengan gelisah. Ingin sekali tau bagaimana keadaan zeha. Ingin menelfon tidak berani. Ia hanya menunggu dengan beberapa kali menengok kearah jam dan ponselnya.

Berkali kali cessa menghela nafasnya. Berkata baik baik saja saat kaia menemuinya, menyuruhnya istirahat karena sudah malam. Namun cessa berdalih masih mengerjakan tugas, karena laptopnya sengaja ia buka diatas meja makan, sebagai pengalihan.

Kaia menepuk rambut cessa, sebelum akhirnya pamit masuk kedalam kamar. Cessa tersenyum sebagai tanda ia baik baik saja pada kaia.

Nyatanya, setelah memastikan kaia masuk kedalam kamar, cessa kembali gelisah. Ia juga bingung dengan hatinya, semakin ia berkeras hati menolak zeha, tetap saja begitu sulit.

Bibirnya bisa mengatakan kalau ia move on, tapi bohong, hatinya tetap bersikukuh tak ingin meninggalkan nama pria itu.

Apa memang begini kalau sudah cinta ?? Apalagi cessa dicampakkan saat sedang sayang sayangnya. Gimana bisa ia begitu cepat melupakan zeha, disaat pria itupun juga muncul terus menerus dihadapan cessa.

Apa ada yg senasib dengan cessa ?? Gagal move on.. Padahal ia ingin sekali move on, namun kenangan kenangan indah mereka bersama seakan membelenggu cessa agar cessa tak bisa pergi kemanapun, dan stuck pada zeha saja.

Intinya, terserah gimana zeha padanya. Yg jelas, iya hanya bisa pelan pelan menghilangkan luka dihatinya, tidak bisa instant meskipun dipaksakan.

Cessa melamun, menatap sudut dapur.

" Brenti gak... " cessa yg sedang mencuci piring bekas makannya, tiba tiba terusik karena zeha memeluknya dari belakang. Mengendus lehernya, oleh karena itu cessa merasa kegelian.

" gak, lo sexy abis kalo mode nginem gini.. Mana pake iket iket rambut, sengaja kan godain gue.. " zeha masih mencium leher cessa.

" siapa yg godain, orang lagi cuci piring... "

" bodo amat, gue minta cium pokoknya.. "

Cessa tertawa, hafal dengan kelakuan pacarnya. Melihat zeha memonyongkan bibirnya, " takut ih, ntar diliat mamah.. "

" gak akan, cepet buruan, atau pilih gue yg cium sampe lemes ??? "

DESIRE - SOMKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang