Tandai typo
Cinta bukan tentang memiliki,
Tapi tentang bagaimana kita ikhlas
Membiarkan orang yang di cintai bahagia
Meski bukan kita alasan dia bahagiaErgand bagaskara reynand
✨✨✨✨✨
2 minggu sudah sejak pasangan alva teza menikah, hubungan mereka masih belum ada tanda tanda perkembangan. Itu di karenakan teza yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor dan di dalam kamarnya, jadi alva tidak punya peluang mendekati istri nya.
Seperti biasa, kedua orang itu makan berdua di meja makan. Tidak ada pembicaraan, yang ada hanya suara dentingan sendok dari piring mereka berdua.
Alva melirik teza yang tampak pucat, cara makannya juga terlihat sedikit lemas. Tidak seperti teza yang biasanya cepat makan, dan juga tumben sekali ia tidak memakai baju kantor.
"Emm...kamu gak pa pa, muka kamu pucet banget?" Tanya alva pada teza.
"Tidak apa apa" ucap teza cuek.
Alva berdiri dan melangkah ke dekat istrinya, dengan hati hati ia menyentuh jidat istrinya itu. Tentu saja teza langsung menatap tajam ke arahnya.
"Kau, apa ya___" baru saja mau protes, ucapan teza terhenti saat alva mengangkat bicara.
"Gak panas, berarti gak demam. Kamu beneran gak pa pa kan?" Tanya alva berjongkok di samping teza. Lelaki itu menatap teza dari bawah.
"Tidak apa apa, kepalaku hanya sedikit pusing" ucap teza jujur.
Dari pada alva terus bertanya lebih baik ia menjawabnya dengan jujur.
"Aku rasa kamu kecapean, hari ini kamu gak usah ke kantor. Istirahat saja di kamar mu" ucap alva.
"Tidak bisa, saya ada rapat dengan MA grup jam sembilan nanti" ucap teza berusaha berdiri.
Baru saja mau melangkah, tubuhnya terhuyung ke belakang. Untung saja alva sigap menangkap tubuhnya, jika tidak bisa di pastikan ia akan membentur sudut meja.
"Tuh kan, makanya jangan ngeyel. Sini aku bantu ke kamar, rapat mu dengan MA grup biar aku yang urus " ucap alva langsung mengangkat tubuh teza ala bridal style.
"Hmm, baiklah" karena sudah terlampau lemas, teza hanya bisa tenang di gendong oleh alva menuju kamarnya.
Alva membaringkan tubuh istrinya di atas tempat tidur, dan menyelimutinya hingga sebatas dada.
"Bentar, aku telpon safier dulu. Kebetulan dia dokter"
Alva duduk di samping teza yang masih lemas, ia mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menelpon dokter safier.
"Kepalaku pusing" adu teza memegang tangan alva.
Lelaki itu terdiam melihat teza memegangnya, baru kali ini teza mau menyentuhnya.
"Pusing banget?, bentar ya aku baru nelpon dokter safier" ucap alva lembut.
Lelaki itu menuntun tangannya mengusap usap dahi istrinya lembut. Merasakan sentuhan hangat di dahinya, teza memejamkan matanya untuk meredam rasa pusingnya.
"Halo, va. Kenapa?"
"Er, lo bisa ke rumah gue gak. Istri gue sakit"
"Rumah teza atau rumah lo nih?" Tanya safier.
"Gue udah pindah, entar gue kirim alamatnya ke lo" ucap alva.
"Oke oke, 10 menit gue sampe"
"Thanks"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS TEZA (END)
RomanceArtheza atau kerap di panggil dengan nama teza, gadis yang berumur 20 tahun ini terpaksa menikah di usia mudah karena suatu kejadian di saat ia ingin menjebak tunangannya sedang berselingkuh dengan wanita lain, yang ia tau adalah sahabatnya sandiri...