KLEK...
Ergand dan safier meletakkan alva di atas tempat tidur, tadi setelah ia melampiaskan amarahnya, ia tergeletak kelelahan hingga tidak bisa bergerak.
Keempat sahabatnya ini hanya bisa menghela nafas panjang lalu membawa alva pulang.
Ergand menarik selimut hingga batas leher alva, ia melihat sudut bibir alva yang lebam akibat tonjokannya.
"Emang bego" gumam ergand tak habis pikir.
"Maaf..."
"Maafin gue, za"
"Gue gak mau cerai..."
Ergand dan safier lagi lagi menghela nafas panjang, mereka jauh jauh dari California ke indonesia untuk menemui sahabat mereka yang baru saja menjadi ayah dan berniat merayakan, tapi apa yang mereka dapat, mereka malah melihat hubungan keduanya renggang seperti ini.
"Gantiin bajunya, ian" titah ergand pada alvian yang tengah duduk anteng di sofa bersama justin.
"Hah?" Beo lelaki itu bingung.
"Ck, gantiin baju alva. Kita tunggu di luar, lo bareng justin gantiinnya" ucap ergand berdecak sebal lalu keluar bersama yang lain kecuali alvian dan justin.
Ergand langsung turun ke bawah untuk mengambil kotak P3K dan juga kompres, setelah hujan hujanan tadi alva terkena demam dan harus segera di kompres agar cepat reda.
Setelah ia mengambil keduanya, ergand kembali ke lantai 2, di depan kamar ada safier yang sedang menunggu alvian dan justin selesai mengganti baju alva.
"Belum?" Tanya ergand dan safier mengangguk.
Klek...
"Udah selesai nih, gan. Badan alva panas bat anjir, itu kalo di pake rebus telur sabi tuh" celetuk alvian.
Ergand dan safier langsung masuk tanpa memperdulikan celetukan alvian, yang di abaikan hanya bisa mendengus sebal.
"Gimana, tin?" Tanya ergand pada justin.
"Pak bos masih tidur, gan" jawab justin.
Ergand meletakkan kompresan di atas nakas lalu menyerahkan kotak P3K kepada safier.
"Kalian obatin luka alva, biar gue yang kompres dia" ucap ergand.
"Siap pak!" Seru mereka memberi hormat.
"Udah cepetan" ujar ergand.
Mereka bertiga menyengir lebar lalu segera memulai mengobati luka di tangan dan sudut bibir alva.
Sedangkan ergand mengompres dahi alva, keempatnya terlihat telaten melakukan hal tersebut, terutama safier yang memang seorang dokter.
"Lo udah kayak istrinya, gan" celetuk alvian membuatnya mendapat timpukan kain lap dari ergand.
"Emangnya lo mau lakuin ini?" Tanya ergand dan alvian langsung menggeleng.
"Kalo gitu diem"
"He em" angguk alvian segera.
Di rumah sakit, ke dua bayi mungil itu baru saja selesai di beri asi oleh teza. Di sana ada cecilya yang menemaninya.
"Baby nya udah bobo, za" pekik girang cecilya saat bayi berjenis kelamin laki-laki itu tertidur gendongannya.
"Za?" Panggil cecilya lagi karena tidak mendapat respon sama sekali.
"Artheza" panggil cecilya sedikit keras karena adik iparnya itu melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS TEZA (END)
RomanceArtheza atau kerap di panggil dengan nama teza, gadis yang berumur 20 tahun ini terpaksa menikah di usia mudah karena suatu kejadian di saat ia ingin menjebak tunangannya sedang berselingkuh dengan wanita lain, yang ia tau adalah sahabatnya sandiri...