LAMARAN

1.8K 229 12
                                    

    Sakha menghela nafas panjang lalu meyakinkan dirinya, kini dirinya berhadapan dengan kedua orang tuanya.

"Udah 10 menit loh, bang. Kamu gak mau bicara?" Tanya bunda safhira.

"T-tapi janji jangan kaget ya" ucap sakha.

"Tergantung apa yang kamu ucapin dong" sahut adibrata.

"G-gini..." sakha lagi lagi menjeda kalimatnya membuat kedua orangtuanya kesal sendiri.

"Gini?" Tanya safhira.

"G-gini bun..."

"Ya allah, gini kenapa sakha. Kamu ngompol?" Tanya safhira semakin kesal.

"Enggak bun, gini..."

"Astagfirullah, ya Allah kuatkanlah hati hambamu ini"

"Kamu kenapa, sak. Kamu habis buat salah ya?" Tanya adibrata.

"Enggak, yah. Gini..." Jeda sakha lalu menghirup udara dalam dalam lalu menatap serius orang tuanya.

"S-sakha mau lamar cecilya!" Ucap sakha cepat lalu menunduk sembari memejamkan matanya.

   Mendengar tak ada respon, sakha membuka matanya dan mengecek ke depan.

"WAAH BAGUS DONG, AKHIRNYA KEJONESAN PUTRA SULUNGKU BERAKHIR"  baru saja membuka matanya, sakha sudah di roasting oleh safira.

"Yes, akhirnya seorang sakha udah mau berpawang" ucap adibrata ikut antusias.

"J-jadi boleh?" Tanya sakha.

"Boleh, banget malah. Tapi kamu harus janji satu hal sama bunda" ucap safhira.

"Apa bun?" Tanya sakha.

"Kalo kamu di terima dan udah nikah sama dia, kamu gak boleh nyakitin ataupun buat dia nangis" ujar safhira.

"Sakha janji, bun. Sakha bakal jagain cecilya, bakal bahagiain dia, dan bakal sakha jadiin ratu di hidup sakha" ucap sakha yakin.

"Oke, kapan kamu mau kerumahnya?" Tanya safhira menatap putranya serius.

"Besok malam" ucap sakha.

"Kamu udah bilang sama cecilya kan?" Tanya safhira memastikan.

"Iya, bun"

"Yaudah, sekarang kamu ke kamar, terus tidur. Besok siap siap ke rumah cecilya" ujar safhira.

"Iya bun" ucap sakha lalu beranjak dari duduknya menuju kamarnya.

    Sesampainya di kamarnya, sakha langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur, jantungnya berdegup kencang. Senyumnya tidak bisa ia tahan, ia senang dan bahagia karena di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya.

Dreret....dreret....dreret....

   Sakha yang masih melamun langsung tersadar ketika panggilan masuk ke ponselnya, ternyata itu dari adiknya, teza.

"Kenapa, princess?" Tanya sakha lembut.

"Gak, abang kenapa telpon tadi?" Tanya teza.

"Kamu ingat cecilya gak?" Tanya sakha.

   Ia yakin teza ingat cecilya, karena teza pernah di perlihatkan fotonya oleh sakha. Dan hampir tiap bertemu sakha selalu membicarakan gadis itu.

"Ingat bang, cewek yang nolak abang kan?" Tebak teza membuat sakha sedikit tertampar.

"E-ehem, nolaknya gak usah di ungkit dong. Gini, tadi abang ketemu dia lagi. Terus abang bilang kalo besok abang mau datang lamar dia" jelas sakha.

"Beneran, abang mau nikah?!" Tanya teza semangat.

DANGEROUS TEZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang