Teza lagi lagi menghela nafas panjang lalu berjalan masuk ke dalam kamar, ia mengunci pintu balkon dan segera mendekat ke arah alva.
"Minggir" ucap teza dengan nada rendah.
Alva berbalik menatapnya dengan mata sembab, beberapa detik kemudian ia bergeser ke samping memberikan tempat untuk teza.
Teza berbaring menghadap ke arah alva, ia menarik selimut hingga sebatas pundak.
Teza melebarkan kedua tangannya dan mengangguk kecil menatap alva. Alva yang tidak paham hanya terdiam di tempatnya sembari terus menatap teza.
"Katanya mau di peluk, sini" ucap teza dengan senyum tipis.
Alva tersenyum lebar lalu masuk ke dalam dekapan istrinya, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher teza.
"Maaf, tadi saya kelepasan" ucap teza lalu mengusap lembut puncak kepala alva.
"Sekarang tidurlah" ucap teza dan alva mengangguk pelan.
'nyaman' batin alva.
******
Pagi pagi sekali, teza terbangun dari tidurnya. Ia bergerak pelan melepaskan pelukan alva agar pria itu tidak terbangun.Setelah lepas, ia langsung masuk ke kamar mandi untuk siap siap ke kantor. Ia ada jadwal rapat jam 8 pagi ini, setelah siap ia mengambil kunci mobil, tas, dan juga laptopnya dan berjalan keluar kamar.
Teza turun ke bawah menggunakan lift, dan pergi ke dapur untuk sarapan.
"Pagi non" sapa bi fatimah. Art di rumah tersebut.
"Pagi, tolong ambilin saya susu di kulkas bi" ucao teza sembari duduk di meja makan.
"Siap non" ucap bi fatimah.
Bi fatimah menuangkan susu rasa vanila ke gelas lalu menyerahkannya kepada teza.
"Ini non"
"Makasih bi"
Teza meminum susu tersebut lalu segera mengambil kembali barang barangnya, ia harus cepat sampai ke kantor agar tidak membuat para klien nya menunggu. Ya walaupun rapatnya tidak terlalu penting, tapi ia harus tetap disiplin waktu agar bisa menjadi contoh yang baik bagi karyawan nya.
"Gak sarapan dulu non?" Tanya bi fatimah.
"Tidak usah bi, saya sarapan di kantor saja" ucap teza lalu melangkah memasuki garasi mobil.
******
Jam 9:30, alva baru terbangun dari tidurnya. Ia menatap sekeliling dan tidak menemukan istrinya."Udah ke kantor kayaknya, gue harus ke kantor juga sih. Tapi males, ada kelvin juga yang urus. Mending mandi terus ke kantor istri gue aja" monolog alva bersemangat.
Setelah 30 menit bersiap, alva mengambil kunci motor yang memang sudah ia siapkan di garasi.
Ia berjalan cepat menuju garasi lalu menancap gasnya menuju Alzegar group.
Safhira yang berada di balkon kamarnya menatap kepergian menantunya, ia lalu tersenyum hangat, namun senyumannya berubah miring saat alva sudah tidak lagi terlihat, ia lalu menekan alat monitor yang ada di telinganya."Putriku dan suaminya sudah keluar, siapkan alat alat di ruang bawah tanah. Mari bermain dengan kedua beban semesta itu" ucap safhira dingin.
"Baik nyonya" ucap seseorang di seberang sana.
Safhira masuk ke dalam kamar dan berganti pakaian menggunakan outfit serba hitam, ia mengambil sebuah pisau kecil di laci meja lalu keluar dari kamar.
Shafira memasuki ruangan dengan cahaya yang minim, ia tersenyum miring lalu berjalan perlahan mendekati dua manusia yang kini pingsan di atas kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS TEZA (END)
RomanceArtheza atau kerap di panggil dengan nama teza, gadis yang berumur 20 tahun ini terpaksa menikah di usia mudah karena suatu kejadian di saat ia ingin menjebak tunangannya sedang berselingkuh dengan wanita lain, yang ia tau adalah sahabatnya sandiri...