INGATAN PULIH

1.8K 265 24
                                    

"minggir"

"A-apa?" Tanya alva memastikan.

"Saya bilang minggir, tuan muda carthweel" titah teza dingin dan tegas.

Degh...

   Alva seketika melepaskan tangannya dari pundak teza, ia menatap bingung teza yang kini sedikit berubah dari biasanya.

"Hei, kok kamu gitu sama suami kamu?" Tanya safhira lembut.

"Tidak usah berpura pura, bun. Teza udah ingat semuanya" ucap teza membuat semuanya syok tanpa terkecuali.

"M-maksud kamu?" Tanya alva mulai gemetar.

"Saya sudah mengingat semuanya, termasuk kenangan 'indah' di masa SMA bersama mu" ucap teza sambil menekan kata indah.

"Nak, alva sudah berubah. Dia tulus sayang sama kamu" ucap audyah mengangkat bicara.

"Bukan urusan saya, itu perasaanya bukan perasaan saya" ucap teza.

"Sayang" cicit alva. Sakit, hati alva berdenyut nyeri mendengar penuturan kata teza padanya. Teza bahkan mengubah cara bicaranya menjadi lebih formal, semuanya seakan kembali ke titik semula.

"Jangan memanggil saya dengan sebutan 'sayang', tuan muda carthweel. Dan saya minta anda keluar dari sini sekarang" tegas teza sembari menunjuk ke arah pintu.

Degh...

   Alva menggeleng tidak mau, ia tidak mau keluar dari sana. Jantungnya berpacu sangat cepat, matanya sudah memerah menahan tangis.

"Jangan minta aku keluar, sayang. Aku mau nemenin kamu disini" pinta alva.

"Pergi atau saya yang pergi!!" Bentak teza membuat semuanya terlonjak kaget termasuk alva yang sudah melototkan matanya.

"Jangan keluar ya, kamu baru aja bangun sayang"

"Sudah saya bilang, jangan pakai sebutan itu lagi, saya muak mendengarnya dari mulut mu" sentak teza.

"Princess, tenang dulu ya. Kamu belum pulih sepenuhnya, nak" bujuk adibrata.

"Dengerin penjelasan alva dulu, nak" pinta audyah.

"Tidak mom, tidak ada kesalahpahaman di sini. Jadi penjelasan tidak di butuhkan" ucap teza membuat mereka bungkam. Benar, memang tidak ada ke salah pahaman di masalah ini. Karena nyatanya, kesalahan yang di buat alva di atas kesadarannya sendiri.

"Maafin aku sayang, maaf...."

"Saya tidak butuh kata maaf dari anda, yang saya butuhkan adalah anda keluar dari sini SEKARANG!!" Sentak teza membuat alva langsung menunduk.

    Air matanya kini tak bisa ia bendung, kenapa saat kebahagiaan karena anak mereka lahir malah berubah menjadi suasana tegang seperti sekarang.

   Rasekar mendekati putranya dan menepuk pundaknya. Ia mengerti perasaan putranya sekarang, tapi menantunya juga butuh waktu untuk berdamai dengan masalahnya saat ini.

"Keluar dulu, nak. Biar kami yang menjelaskan pelan pelan pada istrimu" ucap rasekar.

"Tapi dad, aku___"

"Tidak mau keluar?, Okey saya yang keluar" final teza yang sudah bangun dari posisinya. Hal itu tentu membuat alva panik seketika.

"O-oke oke, aku keluar. Jangan gerak ya, kamu masih belum pulih sayang. Jahitannya masih basah" ucap alva.

"Persetan dengan luka kecil seperti itu, yang saya mau anda keluar dan tidak menampakkan wajah anda di depan wajah saya!" Bentak teza penuh amarah.

"Oke! Oke! Fine, aku keluar" ujarnya panik saat teza benar benar memaksakan keadaanya untuk bergerak.

DANGEROUS TEZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang