EKHEM...

1.4K 145 3
                                        

    Satu minggu di rawat, keadaan teza berangsur membaik dan sudah di bolehkan untuk pulang.

   Kini mereka sudah berada di mansion, semua anggota keluarga ada di bawah bermain dengan twins. Ada sahabat sahabat alva dan teza juga yang hadir, itu sebabnya rumah itu menjadi seperti pasar senin. Sedangkan kedua pasutri lama itu sedang bernostalgia di kamar.

"Baby alza, sini sama om alvian. Nanti om kasi gulali" rayu alvian pada alza yang berada di pangkuan ergand.

" Jangan, om alvian itu sesad. Nanti otak kamu bisa di nodai" cegah ergand saat alza ingin turun dari pangkuannya untuk pergi ke alvian.

"Cecad itu apa?" Tanya alza menatap cengo ergand. Kedua cowok itu sontak menatap alza penuh rasa gemas.

"Se____"

"Eh ergand gue gantung lo kalo ngomong yang enggak enggak sama keponakan gue!" Kesal alvian sembari menunjuk wajah ergand.

"Emang lo bisa?" Tantang ergand dengan senyum smrik.

"E-enggak sih" gugup alvian saat melihat senyum miring ergand.

"Hahaha, gue becanda kali yan" ergand menyemburkan tawanya membuat alvian seketika mendengus sebal.

"Baby alza, sini sama om alvian. Kamu jangan sama om ergand, dia gila" ucap alvian lalu mengambil alih alza dari pangkuan ergand.

"Udah udah, ribut mulu perasaan" lerai justin yang datang dengan piring yang penuh dengan lalapan.

"Definisi gak tau malu" cibir alvian melirik piring justin.

"Kalo mau juga tuh ambil, gak usah bacot" balas justin lalu menghempaskan bokongnya di sofa samping ergand.

"Eh saf, diem mulu lo" ucap justin menyenggol bahu safier yang terlihat sedang kurang fokus.

"Ah, apa?" Tanya safier tersadar dari lamunannya.

"Lo ngelamun, kenapa? Ada masalah?" Tanya Alvian.

"Eh enggak, enggak ada. Gue cuma lagi mikirin nama yang bagus buat rumah sakit yang baru gue bangun" ucap safier melirik lirik ke samping, entah apa yang dilirik oleh lelaki itu.

    Ergand mengikuti arah pandangan safier, hingga akhirnya ia menemukan objek yang tidak asing.

"Sejak kapan?" Tanya ergand membuat ketiga sahabatnya itu menatap dirinya.

"Hah?" Tanya safier

"Sejak kapan lo sama karin?" Tanya ergand memperjelas ucapannya.

"L-lo ngomong apa sih, gue sama karin kenapa coba" elak safier tersenyum kikuk.

"Lo gak bisa bohong sama kita, saf. Santai aja, kita cuma mau tau aja kok" ujar ergand memojokkan safier.

"Gue..." Safier menggantung kalimatnya, matanya kembali melirik Karin dengan tatapan sendu.

"Gue sama karin di jodohin sama orang tua kita, kemarin baru aja tunangan" jelasnya membuat mereka melotot kaget.

"What, jadi lo tunangan sama safier!?" Heboh raina saat mendengar penjelasan sang sahabat.

"Iya" jawab karin melirik pada safier yang juga meliriknya. Ia langsung mengalihkan pandangannya ketika safier tersenyum padanya. Ciee salting...

"Terus terus" antusias raina sedangkan ariana hanya mengangguk menyetujui perkataan raina, entah dia paham atau tidak yang jelas ia harus tau cerita temannya.

"3 bulan lagi, kita nikah. Safier bilang dia gak mau lama lama tunangan"

"Wow, buru buru ya ges ya" ucap raina asal ceplos aja.

DANGEROUS TEZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang