Alva terdiam di kamarnya dengan tatapan kosong, ia bagaikan raga tanpa jiwa sekarang ini. Ia bagaikan orang linglung yabg tak punya tujuan hidup, ia hanya bisa terduduk lemas tak berdaya di kamarnya.
Ia sangat merindukan istri kesayangannya itu, ia merindukan sosok wanita itu yang selalu ada di sampingnya.
6 bulan ia hidup tanpa teza yang mendampingi dirinya di sampingnya, semuanya seperti beda bagi alva.
Arka dan alza juga sudah bisa berjalan meski masih tertatih dan sering terjatuh, mereka juga sudah bisa berbicara meski masih cadel.
6 bulan tanpa teza di sampingnya benar benar membuat alva terpuruk, hari di mana teza meninggalkan nya adalah hari yang tak akan pernah bisa ia lupakan.
"Za, kangen banget sama kamu sayang. Udah 6 bulan loh kamu gak nemenin aku, semuanya genap satu tahun kalo di hitung dari waktu kamu ninggalin aku malam itu"
"Aku kangen, sayang. Pengen peluk kamu lagi, aku pengen liat kamu ngoceh di depan aku, aku pengen liat kamu cuekin aku. Gak ada niatan obatin rasa rindu aku gitu, gak ada rencana mau peluk aku lagi?" Lelaki dewasa itu terus berbicara sendiri, ralat dengan foto sang istri. Tatapan kosong lelaki itu benar benar dapat membuat setiap orang yang menatapnya akan langsung tau, bahwa ia telah kehilangan dunianya.
Hampa? Itulah yang alva rasakan. Ingin menangis tapi air matanya sudah tak mau menetes, mau marah tapi semuanya sudah terjadi, mau bahagia tapi alasan kebahagiaan nya tidak ada di sisinya. Ia benar benar seperti mayat hidup sekarang ini.
Tok tok tok
Klek...
"Daddy!!"
Pintu kamar alva terbuka, dua orang anak kecil berlari dengan tertatih mendekati dirinya.
Mendengar suara kedatangan kedua anaknya, alva menoleh ke arah pintu. Ia segera menghapus air matanya dan tersenyum lebar pada kedua buah hatinya yang tengah berlari menghampiri dirinya.
"Anak anak daddy, gimana mainnya sama om arez sama om aksa?" Tanya alva menyambut kedatangan mereka berdua.
Ke dua anak kecil itu langsung memeluk alva dan mendusel di bidang dada laki laki yang berstatus sebagai ayah mereka berdua.
"Daddy angen mommy?" Tanya alza menatap sang daddy.
Alva hanya mengangguk jujur, toh yang dia ajak bicara anaknya sendiri. Kenapa harus berbohong.
"Iya, daddy kangen sama mommy. Kalian juga ya" tebak alva.
"Iya daddy, alca cama abang alka angen mommy" jawab alza mengangguk pasti.
Alva tersenyum tipis lalu mengusap usap puncak kepala kedua anaknya itu, ia senang ke dua anaknya tak merasa asing pada sang mommy yang tidak bisa menemani mereka saat ini.
"Yaudah, nanti kita ke mommy ya. Sana, minta oma bantu kalian pake baju yang rapi" ucap alva menurunkan kedua anaknya dari pangkuannya.
"Ciap daddy anteng!" Seru keduanya lalu berlari keluar kamar.
Setelah kedua anaknya itu menghilang dari pandangannya, wajah alva kembali murung.
Ia terdiam sejenak lalu beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia akan bersiap siap juga.
15 menit kemudian.....
Alva sudah berada di ruang ke keluarga menunggu ke dua anaknya selesai di siapkan oleh audyah.
Sebenarnya alva sudah kembali ke mansionnya untuk tinggal di sana, tapi ia sering membawa alza dan arka menginap ke rumah oma mereka agar audyah tidak perlu capek capek untuk keluar rumah hanya untuk menemui kedua cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS TEZA (END)
RomanceArtheza atau kerap di panggil dengan nama teza, gadis yang berumur 20 tahun ini terpaksa menikah di usia mudah karena suatu kejadian di saat ia ingin menjebak tunangannya sedang berselingkuh dengan wanita lain, yang ia tau adalah sahabatnya sandiri...