Alva terbangun dari tidurnya saat mendengar kedua anaknya menangis, ia melihat jam ternyata sudah jam 06:00.
"Teza kemana, ya. Kok gak nenangin arka sama alza, gak bangunin aku juga" monolog alva lalu bangun dari tidurnya dan menghampiri sang buah hati.
"Kenapa, hm. Haus ya, bentar daddy cari mommy dulu. Mungkin mommy lagi di bawah" ucap alva.
Sebelum turun ke bawah, alva mengecek kamar mandi. Mungkin saja teza di sana sedang mandi atau sedang siap siap ke kantor. Setelah tau teza tidak di sana, alva keluar dari kamar.
Alva segera turun ke bawah, ia langsung ke dapur mencari sang istri. Alva turun ke bawah sembari berteriak memanggil istrinya dengan penuh kasih sayang.
"Sayang, arka sama alza haus kayaknya. Ke kamar gih"
"Sayang!"
"Teza!"
Sesampainya di dapur, alva bertemu dengan bi mirna yang sedang memasak. Tapi kenapa hanya ada bi mirna? Biasanya selalu turun tiap buat membantu bi mirna memasak. Alva menghampiri bi mirna dan menanyakan soal teza.
"Bi, teza mana kok cuma bibi yang disini?" Tanya alva.
"Bukannya nyonya belum bangun ya, tuan?" Tanya bi mirna kembali.
"Teza gak di kamar bi, gak mungkin saya cari teza ke sini kalo dia ada di kamar, bi" ucap alva.
"Tapi bibi belum ngeliat nyonya dari tadi, tuan. Saya kira anda dan nyonya masih tertidur, karena tidak mau menganggu jadi saya tidak naik untuk membangunkan anda" ucap bi mirna.
Alva mengernyitkan keningnya, kemana istrinya pagi pagi sekali.
"Oh iya bi, bikinin susu buat baby arka sama baby alza ya bi. Mereka nangis dari tadi, kayaknya haus dan tolong jagain mereka bentar ya, say mau cari teza dulu" ucap alva.
"Iya tuan"
Alva lalu mencari teza di setiap sudut rumah, namun setengah jam ia mencari tak kunjung menemukan istrinya itu.
Ia menelpon teza, nomornya juga tidak aktif. Dan juga, sepertinya ia di blokir oleh teza.
Alva mulai gelisah, pikirannya tidak bisa berpikir positif, jantungnya mulai berdegup kencang, perasaan panik dan khawatir kini ia rasakan.
Kini hanya satu ruangan yang ia belum ia masuki, kamar lama teza.
Klek...
Alva masuk ke sana dengan hati hati, ruangannya gelap dan juga sunyi. Alva menyalakan lampu yang ada di samping pintu.
Kosong, itulah yang di temukannya di ruangan itu. Tidak ada apapun di ruangan itu, baik itu teza ataupun barang barangnya.
Kamar itu berubah seperti ruangan yang tidak terpakai, alva semakin panik. Bahkan jantungnya sulit untuk mendapatkan oksigen karena terlalu panik.
"Enggak, ini gak mungkin. Teza gak mungkin ninggalin aku sama anak anak" monolognya meyakinkan diri. Namun air matanya tak bisa berbohong, dia kacau saat ini.
Baru saja mau berbalik keluar, ekor matanya tak sengaja menangkap satu objek. Di atas kasur ada kertas yang di selipkan di bawah bantal.
Ia langsung mengambil kertas itu dan membaca isinya.
Dan
Tes..
Setelah membaca surat itu, alva menangis. Itu semua tidak mungkin kan?
Isi surat:
Hay, alva
Kamu udah nemuin surat nya ya, kalo udah berarti aku udah pergi.
Aku minta maaf sama kamu ya, aku tumpahin tanggung jawab arka dan alza ke kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS TEZA (END)
RomanceArtheza atau kerap di panggil dengan nama teza, gadis yang berumur 20 tahun ini terpaksa menikah di usia mudah karena suatu kejadian di saat ia ingin menjebak tunangannya sedang berselingkuh dengan wanita lain, yang ia tau adalah sahabatnya sandiri...