01. PROLOG

1.2K 109 0
                                    

Naya kecil mengedarkan pandangannya di taman dekat rumahnya, mencari keberadaan Narendra dan Rian, tapi nihil. Bayangan keduanya tidak terlihat. Naya memang selalu mengekori kakaknya setiap bermain, walaupun kakaknya selalu protes tapi tidak dengan Rian sahabat kakaknya yang selalu welcome dengan Naya dan menemaninya bermain. Naya terus melangkah sambil sesekali meneriakkan nama kakak satu-satunya dan Rian. Apes untuk Naya yang tidak memperhatikan sekeliling sehingga terpeleset dan jatuh di kolam taman. Tubuh kecilnya menggelepar berusaha keluar dan meloloskan diri dari kolam, sayang semakin berusaha dia keluar semakin dia terperangkap. Tangannya menggapai-gapai permukaan air kolam berharap ada seseorang yang akan menolongnya.

'Mamah, kak Nayen, Rian tolongin. Naya nggak bisa napas.' Teriaknya dalam hati.

Dan seketika Naya merasakan tarikan kuat pada pinggangnya dan tubuhnya yang diseret naik ke permukaan. Naya terbatuk-batuk saat tubuhnya keluar dari air dengan mata masih terpejam.

"Naya nggak apa-apa? Maafin Rian yah?"

Masih dengan napas ngos-ngosan Naya perlahan membuka mata dan dirinya melihat Rian yang sudah sama kuyupnya dengan dia. Tangisan Naya pecah dan langsung memeluk Rian.

"Huaaa Rian, Naya hampir meninggal." Ucapnya di sela isakan tangisnya.

"Iya nggak apa-apa, Naya aman sekarang. Maafin Rian dan Nayen yah nggak harusnya ninggalin Naya."

Naya mengangguk di sela isak tangisnya. Terima kasih ya Allah karena Rian jago berenang jadi dia bisa menyelamatkan Naya.

"Iya nangis aja nggak apa-apa."

Naya kecil yang masih berusia 7 tahun terus menangis meluapkan rasa takutnya di pelukan Rian. Samar Naya juga mendengar suara Narendra kakaknya dan langkah kaki yang setengah berlari ke arahnya.

"Naya kenapa? Maafin kak Nayen, kirain Naya ngikutin tadi."

"Iya, Naya udah nggak apa-apa kok."

Naya melepaskan diri dari pelukan Rian dan menoleh pada kakaknya sambil mengulaskan senyuman tipis.

"Naya, adik kakak yang hebat. Maafin kak Nayen yah? Kita pulang yuk." Narendra mengulurkan tangannya pada Naya yang disambutnya. Mereka bertiga berdiri bersamaan dan sebelum melangkah, Naya kembali memeluk Rian.

"Rian hero Naya hari ini, Naya sayang sama Rian. Nanti Rian nikahnya harus sama Naya yah?"

Rian terkekeh pelan dan mengusap rambut Naya lembut. Rasa bersalah karena sudah ceroboh meninggalkan Naya masih bersarang di hatinya.

"Iya. Mulai sekarang, Rian yang akan selalu jagain Naya kalo Naren nggak ada yah?"

Naya mengangguk.

***

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang