08. BODYGUARD NAYA

475 90 4
                                    

Seharian ini Jemio dibuat bingung dengan tingkah Naya yang tiba-tiba saja sengaja menghindarinya. Mulai dari pagi menolak dijemput, sok sibuk sendiri dengan pekerjaan dan makan siang sendirian nggak mau diganggu. Jemio bukannya cuma diam saja, berulang kali dia coba mendekati Naya untuk bertanya, tapi Naya langsung menghindar. Membuat Jemio uring-uringan seharian.

"Nay berantem sama Jemio?" tanya Raffi pada Naya.

Naya saat ini membantu pekerjaan Raffi dan Rangga karena divisi mereka akan meeting besok hari. Sedangkan Jemio sibuk membantu Sekar dengan wajah yang digelayuti mendung.

"Hah? Nggak kok mas." Sahut Naya.

"Masa sih? Tumben seharian ini nggak bareng? Biasa juga nempel mulu, nggak pas kerja atau pas bantu bidang acara." Ucap Raffi lagi.

"Nggak apa-apa Nay kalo berantem, biasa itu dalam dunia percintaan." Rangga ikut menimpali membuat Naya hanya bisa melongo.

Sebenarnya alasan Naya menghindari Jemio bukan karena lagi berantem atau apa, tapi karena Naya masih malu chat-nya malam minggu kemarin kebaca sama Haikal. Jadi Naya sengaja menghindar karena malu kalau dicengin, apalagi sama Haikal yang kalau ngecengin nggak nanggung-nanggung.

"Tapi kalo bisa jangan lama-lama, diomongin baik-baik. Kasian tuh cowok lo sepet banget mukanya." Ucap Rangga lagi.

"Mas Raffi sama mas Rangga sok tau deh daritadi. Siapa yang pacaran?" Naya balik bertanya dengan nada setengah nyolot.

"Lah, emang nggak? Pas lo baru masuk jadi anak magang, si Sakti yang anak divisi IT nitip salam lewat Jemio tapi dijutekin. Dia bilang lo ceweknya." Ucap Raffi.

"Davin marketing juga titip salam Nay, tapi nggak berani gue sampein soalnya pas lagi ngobrol didenger sama Jemio, dia langsung ngomong 'nggak usah disampein bang, Naya cewek gue.'"

Naya terkikik pelan mendengar cerita Raffi dan Rangga. Agak geli dan aneh karena Jemio mengaku sebagai pacarnya, tapi di sisi lain Naya bersyukur juga jadi nggak dideketin senior-senior di kantor.

"Si Karin juga kayaknya dipawangin kembarannya sama Haikal. Tiap ada yang titip salam, pasti ada aja yang dibilang sama mereka. Pawang-pawang lo berdua walaupun keliatan masih kayak bocil tapi cukup mengintimidasi juga." Masih kata Raffi.

"Ya iyalah kita dijagain dari para buaya. Nggak sekali, dua kali mas saya dengar cerita anak magang yang dilabrak sama istri-istri senior gara-gara digodain. Padahal bukan salah mereka juga."

"Tapi kita nggak kan Nay?" tanya Rangga.

"Nggak tahu, nggak pernah bergaul sama buaya darat jadi belum bisa bedain." Sahut Naya cuek yang membuat Raffi dan Rangga tertawa.

"Eh, gue pinjem Naya bentar dong." Sekar tiba-tiba muncul di depan kubikel Raffi. "Mau ke mbak Lulu minta ATK sama tinta bareng Jemio."

"Aduh mampus." Gumam Naya pelan sambil melemparkan tatapan penuh arti pada Raffi.

"Kayaknya saya sibuk mbak, iya kan mas Raffi, mas Rangga?" Naya melemparkan tatapan penuh permohonan pada dua seniornya.

"Nggak kok Nay, bisa mah kita ini. Udah sana lo bantuin Jemio aja, masa dia bawanya sendirian." Rangga setengah menarik Naya untuk berdiri dan mendorong bahu Naya pelan.

"Iya Nay, bantuin sana." Tambah Raffi sambil tersenyum meledek.

"Bantuin bentar yah Nay, ada yang harus di fotocopy juga." Ucap Sekar sambil merangkul Naya dan berjalan menghampiri Jemio.

Perjalanan menuju lantai 4 terasa jauh untuk Naya, dan ini pertama kalinya dia merasa sangat canggung dengan Jemio. Karena tidak tahan dicuekin, Jemio menarik tangan Naya menuju pantry.

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang