Naya berdiri berjejer rapi bersama ketiga sahabatnya sementara Haikal dan kawan-kawan juga berdiri berjejer rapih di belakang barisan mereka. Di depan mereka, pak Arya perwakilan divisi HRD sedang memegang daftar nama mereka.
"Selamat datang di Bank Independent, selamat menjalani hari sebagai anak magang selama tiga bulan ke depan. Kalian akan saya bagi dalam dua kelompok."
Pak Arya kembali menekuri daftar nama di depannya.
"Kelompok satu Haikal Naraja, Alya Karenina, Javio Adhyatma, Jemio Adhyatma dan Naraya Mahardika. Kelompok 2 Maraka Aliando, Renaldi Juanda, Natalie Gisella dan Nindya Aurie. Kelompok satu divisi keuangan, kelompok dua divisi marketing yah. Yang kelompok satu ikut saya, kelompok 2 ikut bu Feli."
Naya bersama Karin, Haikal, Javio dan Jemio berjalan mengikuti langkah pak Arya. Gisel, Nindya, Mark dan Renal juga ikut di belakang mereka menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai 6. Untung saja divisi keuangan dan divisi marketing berada di lantai yang sama jadi Naya dan Karin masih bisa bareng Gisel dan Nindi kalau mau makan siang. Naya dan Karin melambaikan tangan pada Gisel dan Nindi saat mereka berpisah.
Mereka berlima disambut dua orang perempuan berwajah ramah yang diperkenalkan pak Arya sebagai Sekar dan Julia, senior yang akan menjadi pembimbing mereka berlima. Setelahnya pak Arya pamit.
"Mau yang mana lo?" tanya Julia ke Sekar. Sekar sekali lagi meneliti CV mereka.
"Ini Javio sama Jemio sodaraan yah?" tanya Sekar.
"Iya bu, kami berdua kembar." Jawab Javio.
"Oh, kali ini dipisah nggak apa-apa kan?" tanya Sekar lagi.
"Iya bu nggak apa-apa." Kali ini Jemio yang menjawab.
"Kalo gitu Jemio dan Naraya sama saya yah? Oh iya panggil mbak aja deh jangan ibu. Saya belum setua itu kok." Ucap Sekar ramah.
Karin yang berdiri tepat di samping Jemio sedikit melirik ke arahnya saat mendengar Jemio menggumamkan kata 'yes' dengan pelan.
"Nah sisanya sama saya yah? Oh iya tadi pak Arya titip pesan juga karena kantor kita juga sibuk persiapan acara ulang tahun kantor, jadi kalian kerjanya sampe jam 2 siang saja. Sisanya kumpul di lantai 8 untuk bantu-bantu panitia. Bisa kan?" ucap Julia.
"Siap bisa mbak." Sahut mereka berlima bersamaan.
"Okey, selamat bekerja kalau begitu."
Jemio dan Naya mengikuti Sekar ke kubikelnya. Sekar lalu menyerahkan beberapa file dan surat dan menugaskan mereka berdua untuk menyusun dan merapihkan, karena ini hari pertama mereka magang.
"Kalian satu meja berdua nggak apa-apa kan? Cuma ada satu meja kosong soalnya." Tanya Sekar.
"Saya sih nggak apa-apa mbak." Jawab Jemio yakin sambil berusaha menahan senyumnya.
"Naraya gimana?"
"Eh iya nggak apa-apa kok mbak."
Sekar tersenyum dan sebelum mereka mulai bekerja, Sekar memperkenalkan mereka berdua pada rekan kerjanya. Ada mas Raffi, mas Dion, mbak Elsa, mbak Hanin dan Rangga yang kalau dilihat Naya sepertinya seumuran Narendra.
"Naraya saya mau tanya dong, boleh?" tanya Hanin.
"Iya mbak mau tanya apa?" sahut Naya sopan.
"Kamu adiknya Narendra Mahardika yah?"
"Eh?" Naya gelagapan sesaat sebelum memasang cengiran lebar di wajahnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emang semirip itu?" gumam Naya pelan. Jemio disampingnya meliriknya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER
RomanceAda yang nyaman, ada yang memendam perasaan sampai terkikis waktu, ada yang menyukai dalam diam. Ada ragu yang terselip dalam hati, apa nyaman berarti cinta? Apa rasa ini bukan semu belaka yang salah mengira nyaman karena lama bersama sebagai cinta...