05. GADIS DENGAN SENYUM MENULAR

616 99 1
                                    

"Bang Juki, air mineralnya satu yah?"

Jemio menoleh pada gadis yang berdiri di sampingnya yang juga sedang memesan minuman di kantin kampus. Naraya Mahardika, gadis cantik dan imut yang selalu jadi bahan pembicaraan para kaum Adam Fakultas Ekonomi mulai dari yang seangkatan sampai kakak tingkat. Selain parasnya yang cantik, Naya juga sering jadi bahan pembicaraan karena kakaknya seorang model terkenal dan tampan.

"Makasih bang Juki." Ucapnya lagi dengan suara yang sangat sopan masuk ke telinga Jemio dan bernada ceria. Naya jarang terlihat di kantin, jadi kemunculannya kali ini membuat Jemio tidak pernah melepaskan pandangannya dari Naya.

"Diliatin mulu, samperin terus ajak kenalan dong." Mark menyenggol lengan Jemio yang membuatnya mengalihkan pandangannya dari Naya.

"Nggak ah, saingannya banyak. Diliatin aja dulu." Ucap Jemio.

Jemio kembali memandangi Naya yang asyik menyantap soto ayam, sesekali menimpali obrolan ketiga sahabatnya. Dan saat Naya tersenyum atau tertawa, bibir Jemio juga akan tertarik ke atas membentuk senyuman.

Memerhatikan Naya dari jauh membuat Jemio jadi tahu beberapa hal tentang Naya. Salah satunya adalah fakta kalau Naya sangat mengidolakan Sheila On 7 dan hapal lagu-lagunya. Bukan tanpa sengaja, karena setiap duduk bersebelahan dengan Naya di perpustakaan tanpa disadari gadis itu, pujaan hatinya pasti sedang menyanyikan lagu-lagu Sheila On 7 dengan lirih. Jemio bahkan pernah papasan dengan Naya dan sahabat-sahabatnya di festival kampus dimana grup band yang digawangi Duta dan kawan-kawannya menjadi salah satu guest. Pertama kali Jemio melihat sosok Naya yang asyik nge-gigs, bernyanyi, tertawa dan melompat heboh.

Jemio seperti seorang pemuja rahasia di salah satu lagu favorit gadis pujaannya. Hanya memandangi dari jauh atau duduk bersebelahan tanpa di notice Naya sudah lebih dari cukup untuknya, melihat Naya yang serius dengan buku catatannya, atau asyik mendengarkan lagu dengan headset di telinganya atau tertawa heboh saat bercanda dengan sahabat-sahabatnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya semenjak menjalin persahabatan dengan Haikal dari bangku SMP, Jemio iri pada sahabatnya karena bisa akrab dengan Naya.

Naya yang seperti jauh dari jangkauannya karena membangun dinding di sekelilingnya, tapi siapa yang tahu dengan rencana Tuhan karena saat ini gadis pujaannya sedang duduk di sampingnya, asyik dengan pekerjaannya. Yang tadinya hanya bisa diperhatikan dari jauh, sekarang sangat dekat dengannya.

"Jemio itu tugas dari mbak Sekar diselesain, jangan ngeliatin gue mulu." Ucap Naya tiba-tiba sambil mengalihkan pandangannya dari laporan di depannya dan balik memandangi Jemio.

"Yah ketahuan, padahal lagi asyik ngeliatin." Ucap Jemio sebelum terkekeh pelan dan kembali mengalihkan konsentrasinya pada tumpukan kertas di depannya.

"Dih." Naya pura-pura berdecak sebal sebelum tertawa pelan.

"Sejak kapan Jem?" tanya Naya tanpa mengalihkan pandangannya dari laporan. "Sejak kapan nge-fans sama gue?"

Jemio menoleh pada Naya yang tetap memandangi laporan di depannya dengan muka memerah membuatnya lagi-lagi tersenyum.

"Kapan yah? Pas awal-awal kuliah deh."

"Lama amaaat???" Naya menoleh pada Jemio dan menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya saat menyadari volume suaranya yang cukup kuat. Naya mengedarkan pandangannya dan bernapas lega karena tidak ada yang menyadari pekikannya tadi. Jemio tertawa pelan disampingnya.

"Beneran selama itu? Kok bisa?" Naya menatap Jemio dengan takjub. Jemio hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum.

"Yah namanya juga nge-fans sama kayak lo idolain Sheila On 7 bertahun-tahun."

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang