06. KHAWATIR ATAU CEMBURU?

621 108 3
                                    

Naya memarkir sepedanya sembarangan, melepas helm kemudian langsung tiduran di trotoar sambil mengipas wajahnya yang kemerahan. Pagi tadi seluruh karyawan termasuk para anak magang berkumpul di GBK untuk olahraga sebagai salah satu rangkaian acara persiapan ulang tahun kantor. Ada yang memilih ikutan zumba kayak Gisel dan Nindya, ada yang main futsal dan ada yang gowes bareng termasuk dia, si kembar, Karin, dan Haikal.

"Capek yah?" Naya yang menutup matanya dengan tangan karena silau membuka matanya dan melihat sosok Jemio yang berdiri menghalangi sinar matahari. "Bangun ih, jangan tiduran disitu." Jemio mengulurkan tangannya untuk membantu Naya bangun.

"Nggak usah ditanya, capek banget. Udah lama gue gak sepedaan." Naya meraih uluran tangan Jemio dan duduk. Jemio juga ikut duduk disamping Naya.

"Ini minum dulu." Jemio mengulurkan sebotol air mineral dingin. "Tapi lo kuat juga sepedaannya bisa ngimbangin gue sama Javi. Renal sama Mark aja nggak kuat loh makanya mereka milih main futsal aja."

"Emang iya? Pantesan gue kayak mo mati ngikutin lo berdua, biasanya kalo sama kak Nayen atau Rian mereka yang ngikutin ritme gue."

Nama itu lagi, kembali menggelitik rasa penasaran Jemio. Baru mau bertanya Rian siapa, tapi urung karena Javio sudah menghampiri mereka.

"Karin sama Haikal belum nyampe juga?" tanya Javio sambil duduk disamping Jemio.

"Kayaknya belum." Jawab Naya.

"Besok ada acara Nay?" tanya Jemio.

"Nggak ada, gue pulang ke rumah deh besok."

"Oh, pulangnya besok? Mau dianter nggak?" tawar Jemio yang membuat Javio menahan senyumnya.

"Nggak usah, ntar malam pulangnya dijemput Rian."

Jemio lagi-lagi cemberut.

"Rian siapa Nay? Cowok lo?" tanya Javio.

"Bukan, calon suami." Sahut Naya asal membuat Jemio makin cemberut.

"Hah?"

"Hahaha becandaaaa, Rian sahabat kakak gue, sahabat gue juga sih."

Ada sedikit rasa lega di dada Jemio mendengar perkataan Naya, tapi tidak juga membuatnya 100% lega karena Jemio sulit percaya ada persahabatan murni yang terjalin antara cowok dan cewek tanpa melibatkan perasaan.

"Naynay..." Nindya dan Gisel menghampiri Naya. "Keringetan banget, gue kalo jadi lo udah pingsan pasti." Tambah Nindya lagi, Naya hanya terkekeh.

"Eh, eh tuh liat Haikal sama Karin." Mereka kompak menoleh pada Haikal dan Karin yang akhirnya tiba juga.

"Ide siapa ini ngajakin gue gowes?" protes Haikal yang sama seperti Naya tadi langsung berbaring di aspal sedangkan Karin langsung menghampiri Naya dengan muka memerah dan keringetan.

"Ekal kotor, jangan baring disitu." Naya menggoyang-goyangkan kaki Haikal menyuruhnya untuk bangun.

"Cepet banget anjir lo sepedaan." Ucap Haikal sambil bangun tapi masih tetap duduk di aspal.

"Hai cantik-cantik, ganteng-ganteng, disuruh ngumpul dulu tuh depan panggung." Sekar dan Julia menghampiri mereka.

"Eh Jav, kalian anak band kan? Mau nampilin satu lagu nggak?" tanya Julia pada Javio.

"Ya Allah mbak Julia toloooong, ini saya masih ngos-ngosan. Saya bagian gebukin drum loh mbak." Ucap Haikal dengan nada memelas membuat Sekar dan Julia terkikik.

"Ya nggak sekarang juga nyanyinya, tapi kumpul dulu sana." Ucap Sekar sambil menunjuk area berkanopi dekat panggung. "Renal sama Mark juga sudah disana abis main futsal."

AFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang