Naya melirik layar ponselnya yang menampilkan pop up message dari Jemio. Hari ini mereka berdua ijin pulang cepat dari kantor sebagai anak magang karena ada jadwal bimbingan skripsi. Naya sudah selesai setengah jam yang lalu dan memutuskan menunggu Jemio di perpustakaan.
Jemio :
Nay udah selesai?
Lo dimana? Gue samperin yah?
Gue di perpus
Eh lo dari jurusan lo kan?
Kejauhan nggak sih kalo nyamperin kesini?
Ketemu di kantin aja yah?
Nggak apa2 lo ke kantin?
Tadi aja pada heboh kayaknya liat lo muncul
Ya gimana gak heboh gue bareng sama lo
Gue otw kantin yah?
Tp mau ke toilet dulu
Okey, gue jg udah otw kantin
Mau makan nggak? Gue pesenin yah?
Iya tolong yah?
Gado2 aja sama air mineral
Naya merapikan barang bawaannya dan beranjak keluar perpustakaan. Setelah selesai dengan urusan di toilet, Naya segera berjalan ke kantin fakultas. Sepanjang jalan Naya sibuk membalas sapaan teman-teman angkatan yang kebetulan ketemu dan sapaan adik-adik tingkat. Saat sampai di kantin, Naya langsung menangkap bayangan Jemio yang duduk di salah satu sudut kantin, tapi dia tidak sendirian. Seorang gadis semampai dengan rambut sebahu nampak mengobrol dengan Jemio. Langkah Naya makin mendekati keduanya dan Naya mengenali kalau gadis itu adalah Aneta, kalau Naya tidak salah Aneta adalah mantan Jemio atau pernah dekat? Dan terlihat dari ekspresi Jemio kalau dia sedang tidak nyaman didekati Aneta seperti ini.
"Hai Jem, lama nunggunya?" sapa Naya sambil duduk di samping Jemio.
Aneta menatap Naya, memindainya dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Hai." Naya menyapa Aneta sambil tersenyum.
"Naraya kan? Sejak kapan lo berdua dekat?" tanya Aneta pada Jemio.
"Bukan urusan lo deh." Sahut Jemio sinis.
"Galak amat sih, lama nggak ketemu juga. Ayo dong anterin gue balik yah?" Aneta berkata dengan nada memohon dan memasang ekspresi manja.
"Nggak." Balas Jemio tegas.
"Nay..." kali ini Aneta menoleh pada Naya dan memasang wajah memelas. Naya jadi gelagapan bingung.
"Udah lo balik aja sana sama gebetan lo, ngapain ngerecokin gue sih? Nggak lihat apa gue bareng cewek gue?" suara Jemio mulai meninggi membuat Naya agak kaget karena Jemio yang dia kenal selama ini sangat ramah dan murah senyum.
"Yuk Nay balik." Jemio berdiri dan menarik tangan Naya lembut kemudian dia genggam dan meninggalkan Aneta yang cemberut. Sebelum meninggalkan kantin, Jemio menuju ke mbak Titi yang jual gado-gado, membayar gado-gado yang dia pesan tadi dan meminta untuk diantarkan ke bang Juki saja.
Sampai di mobil Jemio masih diam, tidak langsung tancap gas meninggalkan parkiran kampus. Dia menarik napas gusar dan menghembuskan perlahan dan mengusap wajahnya kasar.
"Jemio kenapa? Kesal sama Aneta yah?" tanya Naya hati-hati.
"Salah satunya." Jemio menyandarkan kepalanya di sandaran jok mobil dan memejamkan matanya sesaat sebelum dia menoleh ke Naya, "kalo gue cerita mau didengerin nggak Nay?" tanya Jemio.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER
RomanceAda yang nyaman, ada yang memendam perasaan sampai terkikis waktu, ada yang menyukai dalam diam. Ada ragu yang terselip dalam hati, apa nyaman berarti cinta? Apa rasa ini bukan semu belaka yang salah mengira nyaman karena lama bersama sebagai cinta...