part 22

4.2K 291 49
                                        

    Pintu markas Parnassius terbuka lebar, menampilkan seorang laki-laki dengan raut wajah yang terlihat begitu lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pintu markas Parnassius terbuka lebar, menampilkan seorang laki-laki dengan raut wajah yang terlihat begitu lelah. Atasan jas yang sudah ia lepas dan disampirkan dibahu tanganya, ditambah rambut berantakan semakin memperlihatkan kesan seperti lelaki yang baru saja pulang dari kerja.

" Gavin!" Rachel yang tadinya duduk disofa diantara lima lelaki inti Parnassius, langsung berlari memeluk lelaki yang baru saja datang.

" Kamu capek ya?" Rachel dapat merasakan dengan jelas hembusan berat Gavin saat hidung mancung lelaki itu menempel pada lehernya.

Gavin menggeleng, misi ini sama sekali bukan hal yang memberatkan bagi Gavin. Namun, gadis yang sedang berada dipelukannya itu yang menjadi sumber kekhawatirannya sekarang. Membuat lelaki itu nampak lelah.

" Kamu nggak pake kalung dari aku ya?" Bukannya menjawab pertanyaan Rachel, Gavin malah turut mengajukan pertanyaan.

" Kita undur diri dulu. Silahkan bersenang-senang." Pamit Arka. Kelima laki-laki itu memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya dirumah daripada disini mereka harus menikmati adegan keromantisan remaja SMA.

  " Alhamdulillah pada peka. Tau aja pasutri butuh waktu berduaan." Timpal Rachel bercanda.

" Ati-ati disini banyak cctv. Dikamar juga ada satu." Omongan Faiz ditanggapi dengan tawa dari keempat lelaki itu, kecuali Rafael yang sudah melenggang keluar mendahului teman-temannya.

Setelah kelima lelaki itu pergi dari markas, Gavin menarik tangan Rachel menuju sofa tengah.

" Kamu nggak pake kalung aku?" Gavin mengulangi pertanyaannya yang tadi sempat terpotong omongan Arka.

Rachel menggeleng, " Nggak cocok sama outfit aku."

Karena hari ini tema outfitnya sporty, Rachel pikir kalung itu terlalu feminim untuk dipakai menonton pertandingan sepakbola. Jadi ia memutuskan untuk melepasnya dan menaruh dimeja rias yang ada dikamarnya.

Gavin menangkup kedua pipi Rachel dengan tangan besar nya, mengelus pipi lembut perempuan itu. Rachel takut jika Gavin mengira bahwa dirinya tidak menyukai kalung pemberiannya.

" Kamu marah?" Semenjak Gavin masuk ke markas, lelaki itu sama sekali tidak menampilkan senyum dari bibirnya. Setidaknya jika Gavin bersama Rachel pasti lelaki itu akan tersenyum, walaupun hanya senyum tipis.

" Didalam kalung itu ada gps yang udah kesambung sama aku. Jadi kalau kamu ada dalam bahaya kayak tadi, aku bisa langsung tau kamu ada dimana." Jelas Gavin.

With The Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang