02⚡Sekolah Sihir Siam

735 98 13
                                    

"Ayo, cepat. Kereta akan segera berangkat." Celoteh New sambil berjalan dengan langkah terburu-buru diikuti anggota keluarganya yang lain.

Mereka berhenti di antara peron 9 dan 10 stasiun kereta Bangkok. New melihat anak-anaknya sedang merapikan koper masing-masing di atas troli.

"Ayo, kau masuk lebih dulu." Pluem yang berdiri paling depan mulai meluruskan posisi trolinya lalu berlari dari arah peron 9 menerobos pilar peron ke 10 dan menghilang dari pandangan.

"Ayo, Frank. Giliranmu." New menepuk pundak Frank dan mengangguk.

Frank lalu melakukan persis apa yang baru saja dilakukan Pluem.

"Ayo, sekarang giliran Non. Ayah dan Papa akan menyusul setelahmu." New berkata dengan lembut yang didukung anggukan oleh Tay.

Nanon mendorong trolinya lurus sejajar di antara peron 9 dan 10, mengikuti gerakan kedua Phi-nya yang telah masuk lebih dulu. Nanon merasakan tubuhnya menembus peron 10 seperti hanya melewati koridor kosong biasa. Ia keluar dan muncul ke peron 9 3/4 stasiun kota Bangkok.

Tut. Tuuut.

Nanon tersenyum melihat kereta Siam Express 6515 sudah bertengger di hadapannya. Pluem dan Frank juga sudah menunggunya. Tidak lama kemudia Tay dan New muncul dari pilar peron.

Peron 9 3/4 adalah pintu khusus para penyihir yang dibuat untuk bisa sampai pada jalur Siam Express. Tentu saja para muggle tidak bisa melewati palang peron itu.

Jam dinding pada peron 9 3/4 menunjukkan pukul 07:55. Siam Express akan berangkat tepat pukul 08:00. Sudah saatnya pada murid Siam berpamitan dengan keluarga dan segera memasuki gerbong kereta.

Pluem menerima pelukan perpisahan pertama dari sang Papa, "Ini tahun terakhirmu di Siam. Baik-baik ya, Nak. Ayah dan Papa akan datang jika Pluem terpilih dalam Turnamen Triwizard tahun ini." Ujar New membelai lembut pucuk kepala Pluem yang mengangguk padanya.

Mereka semua saling memberikan pelukan perpisahan hingga sampai pada giliran si bungsu.

"Ingat, nak. Asrama apa pun yang Non dapatkan nanti, itu lah yang terbaik untukmu." New mengingatkan sekali lagi sebelum Nanon mengangguk mengerti.

"Sampai jumpa di Festival Songkran." Tay menepuk pundak putra bungsunya yang lagi-lagi hanya menjawab dengan anggukan mengerti.

"Sampai jumpa, Pa, Ayah." Pluem dan Frank melambaikan tangan dan berjalan ke arah pintu kereta.

Kereta terdiri dari 12 gerbong dengan kapasitas masing-masing 48 orang per gerbong. Pluem sudah menghilang bersama teman-teman kelas tujuh, begitu pula Frank yang bergabung bersama teman-teman kelas empatnya. Nanon menyusuri koridor gerbong dan menemukan satu kompartemen dengan tirai terbuka. Ia mengintip dengan hati-hati dan tidak menemukan siapa-siapa di dalamnya. Ia lalu masuk dan membuka bagasi di atas tempat duduk untuk menyimpan koper, tapi ternyata sudah penuh dengan koper milik orang lain. Ia lalu membuka bagasi di seberang sisi dan menemukan ruang kosong untuk menyimpan kopernya.

Baru saja Nanon menjatuhkan dirinya di kursi ketika tirai kompartemen terbuka. Ia terkesiap melihat seorang laki-laki berdiri di ambang pintu kompartemen dengan jubah berwarna hitam dengan kombinasi hijau emerald. Seragam kebanggaan asrama Slytherin.

"Kompartemen ini sudah ditempati." Kata pemuda itu dingin.

Nanon yang merasa dua tempat duduk kompartemen terlalu luas jika ditempati hanya untuk satu orang refleks mengerutkan kening. 'Tidak bisakah kita berbagi?' Teriaknya dalam hati, tapi tak ada satu kata pun keluar dari mulutnya. Ia hanya bangkit dengan ragu-ragu lalu keluar dari kompartemen berpenghuni itu.

Sayang, seluruh kompartemen di gerbong itu semua terisi penuh. Ini sedikit aneh, mengapa setiap kompartemen berisi empat orang penuh namun pemuda yang tadi mengusirnya secara tidak langsung sama sekali tidak mau berbagi?

You're My Horcrux (OhmNanon) ⚡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang