Malam ini untuk yang ketiga kalinya Ohm membawa Nanon ber-Apparate ke Doi Luang. Ohm sedang berbaring di atas pangkuan Nanon yang duduk dengan punggung menempel pada sandaran tempat tidur. Jemarinya memainkan helaian rambut lurus Ohm yang sesekali jatuh sampai ke dahi.
"Kau hebat, Phi. Bisa melewati semua rintangan dalam waktu satu setengah jam. Peserta lain mencapai dua jam bahkan lebih." Puji Nanon tulus, tapi yang dipuji hanya bergeming.
Ohm merasakan hatinya menghangat, tapi ia tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Maka yang ia lakukan hanya diam sambil meraih jemari Nanon untuk ditempelkan ke satu sisi pipinya.
"Apa yang Phi pikirkan ketika melawan Dementor kemarin? Patronusmu kuat sekali bisa langsung melawan tiga Dementor sekaligus."
"....."
"....."
"Kau."
"Huh?"
"Kau muncul dalam Boggart-ku. Kau juga muncul dalam memori bahagiaku sampai Patronus itu keluar dengan lincah. Aku tidak pernah berhasil melakukannya selama ini. Tapi setelah mengenalmu, semua itu terasa sangat mudah dilakukan. Aku tak pernah memiliki memori indah apalagi bahagia, tapi itu sebelum mengenalmu." Ohm menengadah dan nenemukan Nanon sedang menunduk memandangi wajahnya.
Nanon mengusap wajah pemuda di pangkuannya dengan jemari tangan yang sedari tadi bersarang di pipinya. Entah mantra apa yang mendorongnya, tapi hal berikutnya yang ia sadari adalah tau-tau bibirnya mengecup lembut bibir Ohm. Ia melakukannya dengan sangat perlahan, sangat hati-hati, dan hanya satu kali.
Ohm kembali membeku. Ia benar-benar buta bagaimana harus bereaksi. Setelah satu kali kecupan itu, mata mereka bertemu. Ohm memberikan tatapan dingin seperti biasanya. Melihat ekspresi pemuda di pangkuannya tidak berubah, Nanon jadi salah tingkah dan merasa malu pada tindakannya sendiri. Maka saat Ohm bangkit dari pangkuannya, Nanon hanya menundukkan wajah. Ia sungguh malu karena tak bisa menahan diri.
"Tunggu sebentar." Ujar Ohm singkat lalu bangkit dari tempat tidur untuk menuju lemari pakaian seolah tidak terjadi apa-apa.
Nanon membuang napas dan menangkupkan kedua tangannya menutupi wajah dengan rasa malu luar biasa. Bisa-bisanya ia mengecup bibir Ohm lebih dulu begitu. Memalukan!
Saat Nanon asik mengumpati dirinya sendiri di dalam hati, Ohm kembali dengan setangkup kerang dan sebuah kotak hitam di tangannya.
"Saatnya mempersatukan. Aku ingin melakukannya di depanmu." Ohm duduk di samping Nanon dan mulai mengacungkan tongkat sihirnya ke arah kerang di tangan kirinya.
__/ "Alohomora."
Mulut kerang terbuka, menampakkan sebongkah mutiara hitam yang berkilau indah di dalamnya. Ohm lalu membuka kotak hitam yang ia letakkan di atas tempat tidur dan menampilkan cincin emas merah bermotif karang. Didekatkannya kedua benda di tangannya itu hingga menyatu membentuk satu cincin emas merah bermata mutiara hitam yang indah.
"Aku belum tahu bagaimana cara kerja cincin ini dalam memberi petunjuk tugas terakhir. Tapi setelah semua ini selesai, aku ingin kau yang memakainya. Maukah kau mencobanya sekarang?"
Nanon terkesiap. Takjub pada cincinnya, serta tidak siap pada keinginan Ohm agar ia mencobanya. Tapi Nanon tidak menolak. Di samping cincin itu memang indah, Nanon merasa ia perlu mencobanya karena Nanon langsung menyukainya bahkan sejak pertama kali melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Horcrux (OhmNanon) ⚡
FanficDemi meraih kehidupan abadi, Ohm Pawat berencana membuat Horcrux dengan cara membelah jiwanya hingga menjadi tujuh bagian. Sayangnya, setiap pembuatan Horcrux, harus ada tumbal yang dibayarkan yaitu kematian satu nyawa. Saat ia membunuh seseorang ya...