Kehidupan Nanon di Siam berjalan dengan sebagaimana mestinya. Siam sudah terasa seperti rumah kedua baginya. Ia memiliki Chimon yang selalu setia bersamanya ke mana pun. Di kelas, di asrama, bahkan di lapangan. Ya, berkat jejak kemampuan terbangnya di Sukhothai, Nanon bahkan terpilih mengikuti seleksi tim Quidditch asrama. Pluem dan First harus berhenti bermain karena mereka berada di tingkat akhir sekolah tahun ini, sehingga tim Quidditch Gryffindor memilih Nanon dan Marc sebagai penggantinya.
Sepuluh murid berjubah olahraga berwarna merah sudah bersiap dengan sapu terbang di satu tangan masing-masing. Pluem sebagai mantan kapten tim asrama sudah menyerahkan wewenang dan tanggungjawabnya kepada Frank untuk memimpin jalannya latihan mulai hari ini.
"Selamat datang dan selamat bergabung untuk pemain baru kita, Nanon dari kelas empat, dan Marc dari kelas satu. Pertama-tama, aku akan menjelaskan bagaimana cara bermain Quiddith dan bola apa saja yang kita gunakan, sekaligus memperkenalkan para pemain." Frank membuka penutup kotak besi persegi panjang berukiran kayu. Di dalamnya ada tiga bola berbeda warna dan ukuran yang masing-masing disegel dengan rantai.
Frank melepaskan rantai yang menjerat bola paling besar dan berwarn merah, ia lalu mengangkat bola itu ke udara dengan satu tangannya.
"Ini Quaffle. Tugas para Chaser adalah mengejar bola ini dan memasukkannya ke dalam gawang. Setiap berhasil mencetak gol, nilainya 10 poin. Chaser tim kita ada aku dan Milk dari kelas lima, serta Puimek dari kelas empat.
Frank lalu mengembalikan Quaffle dan melepaskan jerat rantai pada bola lebih kecil di sebelah Quaffle yang berwarna hitam.
"Yang ini Bludger. Tugas para Beater adalah memukul Bola ini sejauh mungkin dari Chaser. Atau bisa juga kita arahkan ke tim lawan. Beater jagoan kita adalah si kembar AJ dan JJ dari kelas enam."
Frank lalu mengembalikan Bludger dan melepaskan satu bola terakhir yang paling kecil. Bola berwarna emas yang memiliki sayap keemasan.
"Bola terakhir ini adalah Golden Snitch. Tugas Seeker adalah untuk mencari bola ini. Dia yang terbang paling gesit biasanya cocok menjadi seorang Seeker karena Golden Snitch bergerak sangat cepat. Jika Seeker berhasil menangkap bola ini, permainan selesai. Nilainya 150 poin. Kesempatan untuk menang kita semakin besar jika mendapatkannya."
"Berarti menangkap Snitch bukan jaminan tim kita akan keluar sebagai pemenang?" Tanya Marc si Seeker kelas satu.
"Belum tentu. Pluem pernah menangkap Snitch saat poin tim kita 10 sementara Slytherin 170. Mereka tetap memenangkan permainan meskipun Gryffindor yang mendapatkan Snitch. Perhitungan pemenang tetap mengacu pada nilai poin yang terkumpul." Jelas Frank.
"Lalu, jika Snitch belum tertangkap, permainan masih akan terus berlangsung?"
"Ya. Permainan bisa berlangsung selama berhari-hari jika Snitch tidak tertangkap oleh Seeker. Di buku Quiddith dari Masa ke Masa bahkan disebutkan rekor permainan ada yang berlangsung selama 6 bulan."
Marc mengerucutkan bibirnya membentuk huruf O rapat dan manggut-manggut, tidak mengajukan pertanyaan lain lagi sampai Frank melanjutkan bicara.
"Lalu pemain yang terakhir adalah Keeper. Tahun ini kita memiliki Nanon sebagai penjaga tiga gawang Quidditch. Tugas Keeper adalah menghalangi Chaser untuk mencetak gol. Dan, hati-hati terhadap serangan Bludger, Beater lawan bisa saja mengarahkannya kepadamu."
Nanon memberikan sekali anggukan tanda mengerti. Sebenarnya dia juga menjadi Keeper Quidditch untuk tim sekolah lamanya dulu, tapi tim Siam memang selalu lebih unggul dalam pertandingan antar sekolah. Sekarang saatnya Nanon untuk meningkatkan kemampuan terbangnya dan menangkap Quaffle, juga menghindari serangan Bludger.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Horcrux (OhmNanon) ⚡
FanficDemi meraih kehidupan abadi, Ohm Pawat berencana membuat Horcrux dengan cara membelah jiwanya hingga menjadi tujuh bagian. Sayangnya, setiap pembuatan Horcrux, harus ada tumbal yang dibayarkan yaitu kematian satu nyawa. Saat ia membunuh seseorang ya...