Dirumah sakit Jisung menatap nanar Jaemin yang terbaring lemah. Dia menyayangkan sikap Mark yang menurutnya tidak adil pada sang kakak. Bagaimana bisa Jisung terima disaat Jaemin membutuhkannya justru Mark tidak ada dan beruntung hari itu Jaemin masih tinggal di rumah mertuanya.
Disaat pikirannya kacau dan terus menyalahkan Haechan,pintu ruang ICU terbuka memperlihatkan Haechan dan Mark yang baru saja masuk. Jisung memperhatikan Haechan dari atas hingga bawah dan dia tersenyum sinis kepada madu kakaknya itu.
"Bagaimana keadaan Jaemin apa dia sudah ada perubahan?"tanya Mark namun Jisung bukannya menjawab dia berdiri dan menghampiri Haechan dengan tatapan yang mencerminkan tatapan frustasi. Jisung frustasi dan takut jika harus ditinggalkan oleh kakaknya."Aku masuk dulu memeriksa Jaemin. Jisung tolong jaga Haechan oke?"Mark pun masuk dan menyisakan Jisung yang masih menatap Haechan
"Kau sehat bukan?"tanya Jisung dan tentu saja Haechan mengernyit bingung dengan yang Jisung katakan."Maksudmu?"Haechan balik bertanya bingung dengan pertanyaan adik Jaemin.
"Kau sehat bukan?tidak lumpuh atau pun demensia?! Seharusnya kau biarkan kak Mark menemani kakak ku yang sedang sekarat! Kau—"Jisung mencoba menekan emosinya dan ucapan itu cukup membuat Haechan terkejut bukan main.
"Jisung-ah apa maksudmu ini?"
"Kau seharusnya tidak berada diantara kakak ku! Kau tau kau tak lebih dari seorang jalang yang haus perhatian. Apa kau tidak bisa membiarkan kak Mark bersama kakak ku saja! Dia membutuhkannya dibanding dirimu!"Haechan terkejut bahkan ucapan Jisung kali ini sungguh menyakiti hatinya kata kata Jisung yang menyamakan dirinya sebagai jalang membuat harga dirinya tergores. Apa selama ini dia dipandang seperti itu oleh Jisung? Tapi apa salahnya dia juga istri Mark dan berhak untuk mengurus juga dia berhak atas perhatian Mark juga.
"Apa salahku hingga kau mengatakan hal menyakitkan ini Jisung?"remaja 20 tahun ini tersenyum sinis dan semakin mendekatkan diri pada Haechan.
"Kau seharusnya tidak menikah dengan kak Mark! Pernikahan kalian membuat kakak ku semakin menambah beban pikiran. Kau pikir dengan kakak ku mengatakan'aku ikhlas','aku rela' kau pikir dalam hatinya kakakku ikhlas dan rela hah?!"
"Jaga ucapan mu Na Jisung!"Haechaj yang sudah kesal dan juga tak tahan dengan ocehan remaja ini akhirnya mulai menimpali.
"Kau pikir aku juga mau menjadi yang kedua hah?! Perempuan mana yang rela menjadi isteri kedua! jika tak tau apa apa tentangku tidak usah menyudutkanku! Kau tau berapa banyak hal yang aku korbankan selama menjadi isteri kedua Mark?—
—Aku selalu berkorban perasaan bahkan disaat malam pertama pun aku harus melihat kak Mark pergi menemui kak Jaemin. Apa kau pernah berfikir bagaimana perasaanku? Kau harusnya tau bukan hanya kakakmu saja yang berkorban perasaan. Tapi aku juga sama sepertinya. Disaat suamiku selalu memprioritaskan kak Jaemin aku selalu menekan ego dan selalu berfikir kakak mu lebih membutuhkan suamiku."
"Jika kau tidak mau menjadi yang kedua kenapa dulu setuju dinikahinya? Kau tidak sedang beramal bukan?"
"Aku mencintainya!"tekan Haechan.
"Aku—mencintainya! Meski aku bukan prioritasnya,apa kau tak pernah berfikir bsgaimana menjadi kak Mark Jisung-ah?"Jisung terdiam dengan kata kata Haechan
"Kak Mark sebisa mungkin membagi waktunya antara aku dan kak Jaemin. Jika kau jadi kak Mark apa kau akan sanggup? Kakak mu tidak serta merta untuk membagi suaminya. Dia juga punya pertimbangan karena dia sadar dia tak bisa mengurus kak Mark. Tugasku disini adalah sebagai isteri yang memperhatikan segala kebutuhan kak Mark dan dia juga bisa membagi segala keluh kesahnya dan juga mencari jalam keluar atas keadaan kakak mu saat ini—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satelite Love[Revisi]
Romance"Memangnya seperti ini ya rasanya jadi seorang madu?"HC "maaf,tapi Jaemin lebih membutuhkanku!"MK "Pergilah,temani Haechan kalian suami isteri yang sah!"JM