Rajukan

2.1K 206 31
                                    

"Pergilah kak, kak jaemin lebih membutuhkanmu!"Haechan memilih berlalu dari hadapan suaminya ini. Sedangkan Mark yang mendengar pengusira dari istri keduanya Mark merasa sangat bersalah sekali. Dia tau ini semua karena ulahnya sendiri biarkan dia menebus semua kesalahannya itu.

"Haechan-ah! Kumohon dengarkan aku dulu"lirih Mark yang ikut menyusul ke kamar sang istri. Dalam hati dia benar benar bahagia akhirnya dia bisa memiliki anak dari Haechan tapi melihat istri mudanya ini marah membuat Mark sedih bukan main.

"Sayang! Dengarkan aku dulu, maafkan aku karena tidak memperhatikanmu beberapa waktu ini."lirih Mark mencoba membujuk Haechan untuk mau berbicara dengannya.

"Pergilah kak,aku tak apa. Temani saja kak Jaemin,maaf aku belum bisa menjenguknya beberapa hari ini" Haechan berusaha tak menghiraukan Mark. Meski menjawab yang suaminya katakan tapi Haechan tak menatap Mark dngan benar malah berusaha menghindari nya.

"Aku sungguh minta maaf, ini salahku karena aku tak memperhatikanmu. Kumohon maafkan aku. Aku janji tidak akan seperti ini lagi"melas Mark.

"Berhentilah mengumbar janji kak. Jangan meminta maaf dan berjanji jika pada akhirnya kau mengulangi semua itu. Pergilah, kak Jaemin lebih membutuhkanmu dibanding aku. Disini ada Sungchan dan umma kau tidak perlu khawatir"

"Tidak,ayo pulang. Kita pulang hari ini. Aku benar benar ingin memperbaiki hubungan kita terlebih aku merindukanmu."

"Rindu? Atau kau hanya senang jika aku sudah mengandung? Ah aku lupa jika aku mengandung akan membuat kakJaemin bahagia bukan begitu?"tuduh Haechan dan tentu saja membuat Mark terkejut mendengarnya.

"Tidak syang,kumohon maafkan aku! aku tidak pernah berfikir seperti itu,percayalah!"

Haechan menghela nafasnya pelan jujur dia kecewa dengan sikap suaminya ini. Tapi disatu sisi dia sangat merindukan Mark. ah..mungkin saja ini bawaan anaknya.

"Kita pulang ya sayang? kumohon aku berjanji akan lebih memperhatikan mu"

"Kubilang jangan terus mengumbar janji! aku membencinya-"

"-aku membenci ketika kau selalu mengingkarinya kak!" lirih Haechan sungguh dia lelah menghadapi sikap mark yang satu ini.

Mark berusaha membuat Haechan mau memaafkan dirinya \,sungguh dia tak sanggup jika harus dijauhi oleh isterinya ini. 

"Maafkan aku kumohon"Lirih Mark. Melihat suaminya sampai memohon mohon membuat sudut hatinya tak tega. Menghela nafas pelan Haechan berdiri dan menghampiri suaminya yang masih berlutut dilantai.

"Sudahlah kak,ayo berdiri"Ucap Haechan dan Mark menatap sang isteri dengan mata berkaca kaca.

"Maafkan aku kumohon"ulangnya lagi namun Haechan tak menanggapi dan malah membawa suaminya itu kedalam pelukan, menyusupkan wajahnya di dada Mark menikmati aroma tubuh sang suami yang sudah cukup lama dia rindukan.

"Sialnya anak kita merindukanmu,kak"lirih Haechan dan mulai menangis dipelukan Mark sungguh dia benar benar merindukan nya dan karena ucapan jisung waktu itu membuat dirinya menjauh dari Mark.

"Maafkan aku, ayo kita pulang"ajak Mark dan Haechan mengangguk kecil mengiyakan ajakan suaminya ini. Dan Mark tersenyum lega isteri mungilnya ini mau pulang walau dia tau jika kesalahannya ini sungguh keterlaluan. Tapi dia berjanji pada dirinya tidak akan melakukan hal ini,terlebih dia juga harus memperhatikan Haechan yang kini tengah hamil anaknya.

"Hai baby,ini daddy. maafkan daddy ya sudah membuat ibumu sedih. daddy harap baby bisa memaafkan daddy karena kurang memperhatikan kalian"Mark mengecup berulang ulang perut rata itu sembari meneteskan air matanya dan semua itu tak lepas dari pandangan Haechan yang kini tengah menahan tangisnya. 

Satelite Love[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang