Sadar

396 57 28
                                    

Mark berlari kalang kabut setelah mendengar kabar dari Jisung jika sang kakak sudah sadar. Haechan yang sedang membeli minuman di mesin terkejut melihat Mark yang berlari dengan kalang kabut. Melihat arah kemana sang suami berlari,sudah Haechan duga jika itu pasti menyangkut Jaemin. Dengan langkah yang hati hati Haechan menghampiri ruangan Jaemin. Perut yang sudah membuncit dan maju bulan ke-5 itu cukup membuat ruang gerak Haechan sedikit terbatas bahkan dia sudah tidak menangani operasi pasien. Hanya visit ke ruang inap ataupun hanya sekedar memeriksa pasien di ruangannya.

Haechan merasa jantungnya sedikit was was takut jika terjadi sesuatu pada Jaemin terlebih Jaemin sudah tertidur hampir 5 bulan lamanya. Namun saat sampai diruang rawat Jaemin,dia bisa melihat Mark tengah memeluk Jemin dengan erat. Hati Haechan terasa ditusuk belati. Meski dia tau jika dia hanya sosok isteri kedua, tapi akhir akhir ini dia merasa dicintai dengan sepenuh hati oleh Mark. Mungkin banyak yang berfikir jika Haechan mulai lupa diri karena Mark banyak menghabiskan waktu dengan nya tapi melihat suaminya memeluk sang isteri pertama dengan erat dan penuh haru membuat dia merasa tak rela. tapi dia ditampar lagi oleh kenyataan jika dia hanyalah yang kedua.

"Aku merindukanmu Jaem.."lirih Mark dan mulai menangis di ceruk leher sang isteri pertama. Jaemin tersenyum tipis dan memeluk Mark dengan lemah. karena memang kondisinya belum optimal.

"Maaf terlalu merepotkanmu dan Haechan"Lirih Jaemin namun Mark menggeleng pelan dia tidak merasa di repotkan oleh Jaemin.

"Sudah menjadi tanggung jawabku. kau isteriku aku selalu merindukanmu, aku lebih baik selalu kena omelanmu dari pada harus melihatmu berbaring disini"Jaemin terkekeh dan mengecup dahi Mark dengan penuh kasih sayang.

"Kau suami yang baik Mark,aku berharap kamu bisa bahagia selamanya"Mark mengangguk dan memeluk sang isteri pertama dengan lembut.

"Kita bahagia bersama Na. Aku...kamu..Haechan dan anak kita"Jaemin mengernyit bingung anak? Anak apa yang Mark maksudkan?

"Maksudmu?"

"Haechan hamil"mark memberitahu sang isteri dengan raut wajah bahagia. Sementara Jaemin dia terdiam sejenak mendengar apa yang Mark katakan barusan. Haechan hamil? Apa sekarang Mark akan benar benar meninggalkannya? Apalagi dia tak bisa memberikan apa yang Mark inginkan selama ini. Boro boro hamil dia saja selalu menyusahkan suaminya ini.

"S-sudah berapa bulan?"tanya Jaemin dengan senyum dipaksakan.

"5 bulan. Na kamu akan jadi ibu"Jaemin terkekeh pelan bagaimana wajah sang suami begitu sumringah kala menceritakan kehamilan Haechan.

"Aku senang mendengarnya. Akhirnya keinginan terakhirku bisa terwujud"

"Jangan bilang ini keinginan terakhir Jaem. Kamu harus yakin jika kamu akan sembuh"Jaemin hanya tersenyum dan menggenggam tangan sang suami dengan erat.
"Dimana Haechan aku ingin menemuinya?"tanya Jaemin.
"Akam ku panggil nanti tapi untuk sekarang aku ingin memelukmu degan erat."Jaemin terkekeh pelan dan membiarkan tubuh ringkihnya di peluk dengan erat oleh sang suami,jujur dia juga ingin waktu bersama Mark untuk beberapa saat.

Tap!!

Haechan terperanjat kaget saat ada orang yang menepuk bahu nya cukup keras di lihatnya orang tersebut ternyata itu Jeno yang tengah tersenyum sambil membawa papan dada berisi daftar pasien ditangannya.
"Dokter Kim sedang apa? oh..ini kamar siapa?,apa pasien mu?!"ucapnya dengan riang disaat ia ingim mengintip,Haechan menahan pria itu untuk masuk kedalam kamar rawat Jaemin. Dia tak mau memperlihatkan kebersamaan Jaemin dengan sang suami. Haechan pikir Jeno masih baru disini dan dia tak mau membuat citra buruk pada suaminya.

"Kita visit ke ruangan lain saja. Kamar ini biar aku sendiri yang cek!"Jeno tersenyum begitu lebar dan memilih untuk visit ke ruangan lain bersama beberapa dokter ko as di belakangnya. Ya benar setelah pertemuan sebulan yang lalu dengan dokter tampan itu, Jeno mulai di rekrut oleh bagian HR untuk menjadi pengganti sementara disaat Haechan cuti hamil.

Satelite Love[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang