Setelah sepakat untuk mengurangi jumlah pasien yang akan di tangani Haechan,Mark pun mengantar sang isteri hingga ruang kerjanya. Para perawat dan pasien yang mengetahui jika Haechan dan Mark sudah menikah beberapa hari yang lalu ikut senang melihat kedekatan yang dilakukan kedua orang itu.
"Oh pantas saja orang orang membicarakanmu ternyata ini toh"kekeh Renjun kala memasuki ruang kerja Haechan disana sudah ada Mark
"Kau ini!"cebik Haechan kesal digoda sahabatnya itu.
"Hai Profesor mengantar isterimu ya~"bukannya menjawab Mark malah memutar bola matanya jengah.
"Nanti selesai jadwal periksamu selesai kita mampir ke Mall dulu untuk membeli keperluanmu"
"Eh,tak usah aku bisa sendiri ko."tolak Haechan secara halus.
"Tak apa sekalian aku mau beli keperluan Jaemin juga"Renjun mengernyit tak suka mendengar Mark membahas isteri pertamanya dihadapan Haechan. Apa Mark tolol membahas wanita lain dihadapan isterinya ya meski Jaemin juga isterinya tapi bisakah Mark menghargai perasaan Haechan.
"Kau—"Renjun hendak memprotes Mark tapi dengan cepat dicegah boleh Haechan.
"Ah begitu,baiklah. Renjun aku selesai praktek jam berapa?"
"Karena kamu meminta mengurangi pasien sebagian sudah dialihkan pada kak Sejeong. Kau selesai praktek jam 12 siang."jawab Renjun malas.
"Terimakasih ya njun!"
"Hmm.."
"Kalau gitu aku harus ke ruang direksi dulu. Jam 12 aku jemput kalau begitu"Haechan tersenyum dan menatap kepergian Mark.
"Apa dia selalu membicarakan isteri pertamanya dihadapanmu?"Haechan tak menjawab dan mengganti mantelnya dengan jas putih kebanggaanya.
"Chan-ah! Kau yakin menikahi Mark? Meski orang orang tau kau isteri sah nya tapi aku tau kau pasti setidaknya sakit hati saat Mark membicarakan isteri pertamanya dihadapanmu!"Haechan tersenyum dan menghampiri Renjun yang terlibat marah pada suaminya.
"Njun,aku baik baik saja. Aku mencintai kak Mark sepenuh hati dan aku sudah menerima konsekuensinya ketika aku menikahi seorang pria bersuami."
"Tapi kan—"Renjun hendak memprotes Haechan namun dengan cepat Haechan mendorong tubuh mungil sahabatnya itu untuk keluar dan memanggil pasien pertama.
"I'm ok,njun! Jadi sekarang kau panggil pasien pertama ini sudah masuk jadwalnya."
"Aku memang sakit hati njun. Tapi apa aku bisa memilih? Aku hanya yang kedua dan tak akan menjadi prioritas Mark. Memang apa yang aku harapkan? Cinta kak Mark? Berada disampingnya saja sudah cukup untukku. Yang hanya seorang pembayar hutang keluargaku"
-Lee Haechan-
...
S
esuai janjinya pagi tadi Mark menjemput Haechan setelah jadwal prakteknya selesai. Mark masuk dengan wajah dingin yang akhirn akhir ini selalu dia tunjukan dihadapan Haechan padahal sebelum menikah dengannya Mark pria cukup murah senyum makannya dulu dia sangat menyukainya.
"Kak Mark jadi jemput? Kukira tak jadi"kekeh Haechan dan mengambil tasnya menghampiri Mark
"Kan sudah ku bilang aku harus membeli barang barang kebutuhan Jaemin"Jawab Mark sembari menatap satu persatu penghargaan yang terpajang di rak milik Haechan.
"Hah~"hela Haechan entah kenapa dia merasa ini sangat melelahkan padahal jalan saja belum
"Kenapa menghela nafas?"tanya Mark penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satelite Love[Revisi]
Romantizm"Memangnya seperti ini ya rasanya jadi seorang madu?"HC "maaf,tapi Jaemin lebih membutuhkanku!"MK "Pergilah,temani Haechan kalian suami isteri yang sah!"JM