Setelah kembali dari pemeriksaan keliling Haechan masuk kedalam ruangannya. Dia masih memikirkan tentang Mina yang mengenal Mark dan Jaemin. Entah kenapa pemikirannya seketika negatif hanya karena mengetahui sang suami mengenal dokter baru itu. Ditengah lamunannya pintu terbuka menampilkan Renjun yang megernyit bingung dengan mood ibu hamil ini.
"Dr.Kim?!"panggil Renjun namun tak ada sahutan dari Haechan. Malah dia mengernyitkan alisnya seolah tengah berfikir keras namun dimata Renjun itu sangat menggemaskan.
"Aawww!!!"karena gemas Renjun mencubit pipi bulat itu hingga si empu menatap garang sang pelaku pencubitan itu.
"Kau! Sakit tau!"rengek Haechan dan bukannya takut dengan suara sok di garang garangkan itu, perawat cantik itu malah memekik gemas jarang jarang melihat Haechan dengan raut wajah seperti ini.
"Gemas sih!" kekeh Renjun.
"Ada apa sih masuk masuk langsung nyubit,sakit tau!"
"Kau kenapa? Pulang keliling kok kaya mikir berat. Ingat loh kamu lagi hamil. Jangan berfikiran aneh aneh"ingat Renjun dan Haechan menghela nafas yang di katakan sahabatnya itu benar. Dia tak boleh memikirkan hal hal yang memberatkan pikirannya.
"Aku hanya kepikiran sesuatu"
"Apa? Ku ingatkan kamu jangan banyak pikiran jika ada yang mengganggu pikiranmu bicarakan padaku!"Haechan menegakkan duduk nya dan menatap Renjun dengan serius.
"Benar ya? Yang mengganggu pikiranku akhir akhir ini—
Renjun mengernyit berusaha mendengar dengan seksama apa yang menjadi beban pikiran ibu muda ini.
—Kenapa akhir akhir ini aku selalu minta sex pada kak Mark? Padahal awal awal meskipun jarang bertemu aku jarang memintanya?"Haechan bertanya dengan nada serius sedang kan Renjun sudut bibirnya berkedut ingin mengumpati Haechan. Entah kenapa akhir akhir ini Haechan terlihat bodoh dimatanya.
"Ingin mengumpat tapi ingat kau sedang hamil! Jika kau hanya pusing memikirkan itu lebih baik segera periksa para pasien mu dokter Kim yang terhormat!"sebal Renjun. Sementara Haechan dia terkekeh melihat temannya nampak sebal dengan pertanyaanya itu.
Sebetulnya bukan ini yang menjadi beban pikiran Haechan, sesuatu yang entah apa seperti akan terjadi terlebih ketika mendengar mina mengenal suaminya dan madunya.
"Maafkan aku njun,bukannya aku tak mau berbagi padamu. Aku hanya takut jika aku menceritakan ini padamu aku takut ini hanya pikiran negatif ku saja. Dan takut menebar fitnah."gumam Haechan dia tau benar bagaimana tabiat Renjun jika menghadapi para wanita yang ganjen.
Dulu sewaktu SMA dia pernah berpacaran dengan pria keturunan Jepang. Banyak yang menggoda mantan kekasihnya itu. Bukannya Haechan yang bertindak malah Renjun yang maju kedepan meringsak para penggoda itu. Dia tidak mau membuat gempar satu rumah sakit hanya karena masalah sepele.
Mark bersiul berjalan menuju ruangan Haechan. Tadi saat pertemuan di luar dia sempat melihat makanan kesukaan Haechan, sudah beberapa kali dia mencari makanan itu selalu saja habis ditokonya. Karena tokonya baru buka dia berinisiatif untuk membawakan makanan itu. Dia sudah membayangkan wajah ceria itu.
"Mark!!"panggil Mina sontak membuat beberapa perawat dilorong itu mengernyit bingung dengan dokter baru itu. Bisa bisanya dia memanggil direktur rumah sakit dengan tidak formal terlebih dikawasan rumah sakit.
"Ada apa dokter Kang?"tanya Mark memanggil Mina dengan sebutan formal. Merasa tak enak sudah memanggil Mark dengan nama saja dia tersenyum kikuk dan tertawa garing.
"Maafkan aku dokter Lee. Aku hanya senang bertemu dengan anda disini"Mark mengangguk dan tersenyum formalitas pada Mina.
"Bagaimana hari pertama mu disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satelite Love[Revisi]
Romance"Memangnya seperti ini ya rasanya jadi seorang madu?"HC "maaf,tapi Jaemin lebih membutuhkanku!"MK "Pergilah,temani Haechan kalian suami isteri yang sah!"JM