3. Menjadi Lebih Baik

412 51 12
                                    

Sesampainya di Pasar Konoha, Neji membuka dompetnya dan mengambil uang. "Hinata, ini budget kita selama seminggu. Kamu beli yang perlu-perlu saja"

Hinata mengintip isi dompet Neji. "Itu masih banyak"

"Hush... Segini sudah lebih dari cukup. Jangan berlebihan, kalau kurang boleh minta lagi, tapi ini dulu dimanfaatkan" ucap Neji.

Hinata menghitung uangnya lalu merangkul lengan Neji. " Kak Neji mau makan apa?"

Neji melepaskan rangkulan Hinata. " Ini di tempat umum, Hina... Nanti kalau sampai ketahuan Ino, kita akan jadi bahan gosip satu desa"

Hinata tampak sedih namun menuruti apa yang dikatakan oleh Neji.  "Kamu membuatku malu, Apa yang akan dikatakan orang-orang kalau kita pergi bersama namun menjaga jarak satu sama lain?"

"Tapi kalau bergandengan tangan sepertinya tidak apa-apa" Neji menghela nafas panjang dan meraih tangan Hinata. "Maafkan aku " Neji pun menggandeng tangan Hinata dan pergi berkeliling pasar.

"Kamu belum menjawab mau apa"

"Oh benarkah? Kalau begitu.... Aku mau tomat, sawi putih dan tahu "

"Hanya itu?"

"Itu saja sudah cukup, dari kecil aku hanya makan itu kalau tidak ada misi."

"Tapi sekarang Kak Neji adalah suamiku, kak Neji tidak perlu khawatir soal makanan lagi. " Hinata memeluk Neji dengan erat. Neji bingung harus melakukan apa. Dia menjadi sangat malu sekaligus cemas karena takut menjadi pembicaraan orang-orang.

"Mama mereka sedang apa ? " Anak kecil menunjuk Neji dan Hinata.

"Jangan dilihat, itu tindakan yang tidak pantas untuk dilakukan" ibu dari anak itu menutup matanya dan menyeret anaknya untuk menjauh.

Neji secara refleks menutup telinga Hinata. Hinata menatap wajah Neji dan membaca gerakan bibirnya yang seolah berbicara padanya.

"Kita. Pergi. Dari. Sini. Dulu" ucap Neji perlahan-lahan. Neji membawa Hinata ke bangku yang ada di dekat kolam ikan lalu Neji melepaskan tangannya dari telinga Hinata.

"Itu sebabnya aku memintamu untuk tidak bermesraan di tempat umum, kau tau betapa jahatnya mereka menggunjing orang lain" ucap Neji. Hinata menunduk dan meneteskan air mata, Hinata mulai terisak dan itu membuat Neji menjadi panik. Neji berusaha menghapus air mata Hinata dengan lengan bajunya.

"Hinata~ "

Hinata tidak menjawab dan terus menangis.  Neji berlutut di depan Hinata sembari mencoba menenangkan Hinata. "Sayang~, Hime-sama~"

Neji tampak sedih melihat istrinya menangis lalu dia meletakkan kepalanya di pangkuan Hinata. "Maafkan aku~"

"Aku tidak marah padamu, Kak Neji~ Aku hanya kesal! Kenapa kita tidak boleh menunjukkan rasa kasih sayang tapi mereka boleh menampakkan kebencian" Hinata menangis dan memukul pelan Neji. Neji masih tidak bergeming dan tetap meletakkan kepalanya di pangkuan Hinata, lalu dia mencium lutut Hinata dengan lembut beberapa kali.

" Aku mengerti, tapi ini sudah sering terjadi~, bukan kah lebih mudah untuk ikut apa yang biasa orang lain lakukan" Neji berusaha tenang dan berbicara dengan Hinata secara lembut.

"Tapi.... Ini hidup kita, hubungan kita! Kenapa orang lain harus ikut campur?!"Tangis Hinata makin menjadi-jadi. Neji langsung berdiri dan memeluk kepala Hinata.

"Ssshuuu.... Shhhhuuuu jangan menangis"

"Hatiku sangat sakit karena Aku merasa hidupku harus berpaku pada hidup orang lain. Ini menyiksaku ! Aku tidak ingin hubungan seperti ini"

He Knows me: Still Same Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang