bagian 2

129 12 5
                                    

"hanya karena tidak bisa menikah dengan Neji, bukan berarti kau menerima semua orang yang mau denganmu" ucap Rock Lee dengan penuh semangat.

"Aku hanya manusia biasa, bukan sepertimu. Aku masih bisa putus asa, rendah diri dan cemburu. Aku tidak tahu bagaimana pria bersosialisasi, tapi di lingkungan sosialisasi wanita semua hal menjadi sebuah kompetisi."

Lee meregangkan lengannya dan melakukan senam ringan. "Kau kan bisa tidak perlu ikut kompetisinya dan jadi diri sendiri."

Tenten  duduk di bangku taman melihat Lee yang melakukan senam. "lihat saja aku, Aku satu-satunya kunoichi yang tidak memiliki keistimewaan apapun. Aku tidak seperti ino, sakura, temari, hinata bahkan dibandingkan dengan Haku. Aku masih di bawah mereka."

"Kau pintar" jawab Lee.

"Tapi tidak cantik."

"Mengapa itu menjadi suatu hal yang penting?"

"Karena beauty privilege itu nyata adanya. "

" Ada atau tidak... kamu harus tetap berjalan di jalan takdir yang di tentukan. Iri dan cemburu tidak akan membuatmu bahagia dan meskipun kamu merubah penampilanmu seperti Sakura, Ino, Hinata kamu akan terus merasa tidak puas dan terus membandingkan dirimu dengan orang lain."

"..."

Lee meloncat-loncat untuk melemaskan otot kakinya. "Kau akan menjadi monster tanpa kau sadari jika kamu terus melakukan itu."

Tenten tersentak mendengar ucapan Lee. " Kau bisa bilang begitu karena kau tidak pernah merasa diasingkan"

"Salah! Aku bisa bilang begitu karena aku pernah mengalaminya! Seharusnya kau tahu itu! Aku satu-satunya Ninja yang tidak tahu ninjutsu dan Genjutsu, Aku hanya orang biasa dan aku hanya bersyukur dengan apa yang aku punya. Guru guy sudah kehilangan semuanya setelah perang shinobi, apa dia menyerah? Tidak! Alasan aku terlihat lebih bahagia daripada kau adalah... Aku bersyukur atas apa yang aku punya dan tidak rakus."

Lee mengelap keringatnya dan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya hilang.  "Aku akan pulang dan percakapan kita berakhir disini. Jika aku melanjutkan ini... Aku yakin kita berdua hanya akan saling menyakiti satu sama lain."

"Tapi selama ini aku yang tidak pernah komplain denganmu, aku tidak komplain tentangmu yang egois. Kamu yang selalu komplain" Tenten menaikan nada suaranya.

"Kenapa? Justru pertemanan butuh komunikasi, bagaimana aku tahu kau tidak nyaman apabila kau tidak pernah bilang padaku?! "

"Kau juga tidak membelaku saat aku ingin menghentikan Hinata bersama Neji"

Rock Lee melipat lengannya dan tatapannya menjadi serius, berbeda dengan Lee yang Tenten kenal sebelumnya. " Apakah itu adil membenci seseorang yang bahkan tidak ada niat jahat denganmu? Apa Neji mempermainkan perasaanmu? " Lee menghela nafas panjang. " Aku  tahu di sebuah pertemanan ada namanya Loyalty card tapi jangan paksakan kartu itu padaku. Justru karena aku menganggapmu teman, aku ingin kau bisa mengatasi rasa rendah dirimu sendiri..."

"Tapi!!"

"Kecuali kalau kamu hanya menganggapku sebagai alat untuk memberimu validasi. Meskipun aku adalah temanmu, aku masih seorang individu yang berbeda. " Dia pun berlari meninggalkan tenten sendirian. Lee sadar bahwa ucapannya sudah melewati batas namun hanya dengan itu Tenten bisa membuka mata dan menjadi orang yang lebih baik.

Rock Lee berlari mengelilingi konoha hingga seluruh amarahnya sirna, dia tidak ingin emosinya hanya akan mengganggu aktifitasnya sehari-hari.

Tenten terdiam sendirian di taman merenungi ucapan Lee. Ada bagian dari dirinya yang tidak setuju dengannya.

Apakah yang diucapkan Lee itu benar?

To be continued

He Knows me: Still Same Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang