Merupakan lanjutan dari He knows me yang sebelumnya.
Setelah menjadi suami istri, Neji masih saja terbawa sifatnya saat masih belum menikah. Pasangan baru ini masih berusaha untuk mencocokkan diri untuk menjalani hidup setelah menikah.
Naruto dis...
Pertemuan keluarga Hyuuga dilaksanakan di kediaman Hiashi. Para tetua sudah berkumpul dan menikmati jamuan yang telah disiapkan, Neji membantu Hinata dan Hanabi mengupas bawang bombai yang nantinya akan digunakan untuk memasak makanan utama.
"Apa Kak Neji tidak ingin berkumpul dengan Tetua?"
"Nanti kalau pekerjaan di dapur sudah beres semua." Ucap Neji.
"Ngomong-ngomong kak, Aku ingat dulu saat aku masih menjadi Shinobi, ada tetua yang ingin menjodohkanku dengan anak mereka. Apa menurutmu Tenten akan menyukainya?"
"Kau harus menanyakan perasaan si Pria juga " gumam Neji. "Aku lebih berharap Lee yang nanti menjaga Tenten"
Suara langkah kaki menghampiri mereka dan duduk di kursi. Pria berambut cokelat muda menyanggah dagunya melihat ke arah Hinata dan Neji. "Aku tidak tertarik untuk menikah dalam waktu dekat, Aku masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. "
"Kak Tokuma! " Sapa Hanabi.
"Kau tidak mengganti pakaianmu sebelum kemari? " Tanya Neji.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tidak sempat mengganti pakaianku, Aku baru pulang dari misi bersama temanku" Tokuma mengerucutkan bibirnya. "Gara-gara Aku terlalu fokus kerja, Aku gagal dijodohkan dengan Hime-sama"
Neji tertawa melihat teman masa kecilnya, Tokuma Hyuga. Dia salah satu ninja dari klan Hyuga yang tidak bisa diremehkan kemampuannya. Dia adalah pengguna byakugan terbaik, kemampuan byakugannya bisa dibilang melebihi Neji.
"Mau bagaimana lagi? Kak Tokuma yang dipercaya Hokage, byakugan milikmu yang terbaik." Ucap Hanabi.
"Itu karena aku terus berlatih" Tokuma menghela nafas. "Aku bukan Ninja petarung yang handal seperti Neji, Aku berlatih agar ada hal yang bisa aku banggakan"
"Aku juga banyak berlatih dan kau bukan petarung yang buruk, hanya saja terkadang hatimu yang mudah melemah" ucap Neji.
Neji, Tokuma dan Hinata adalah teman masa kecil. Mereka bertiga saling memahami satu sama lain, meskipun Neji dan Hinata jarang bertemu dengan Tokuma karena latihan.
" Ngomong-ngomong, kenapa dengan Tenten? "
"Ah... Itu... Sebenarnya cukup rumit apabila dijelaskan, kami hanya ingin mencarikan pasangan untuk Tenten. Aku pikir kak Tokuma adalah orang yang cocok untuk Tenten"jelas Hinata.
Tokuma menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa, kau tahu sendiri bagaimana keras kepalanya tetua Hyuga. Sangat sulit mendapatkan restu menikah dengan wanita di luar klan"
"Cobalah untuk akrab dengan Tenten"
"Baiklah, Hinata~.... Tapi aku hanya akan akrab sebagai temannya saja, tidak lebih"
Tokuma meminum tehnya lalu menyodorkan bungkusan berisi manisan.
"Neji! Tokuma! Cepat kemari! " Teriak Hiashi.
Neji mencuci tangannya lalu memakai jubah kimononya. "Tolong jangan terlalu terbebani oleh permintaan Hinata, dia hanya merasa bersalah karena Tenten mengatakan kalau dia jatuh cinta padaku" bisiknya pada Tokuma.
Tokuma berjalan keluar dengan Neji. " Kalau sudah jatuh cinta, memang kadang manusia bisa nekat. Kenapa Tenten bisa berani menyatakan perasaannya padamu? "
"Entahlah, Aku tidak peduli. " Ucap Neji.
Tokuma melipat lengannya dan melihat Neji. " Kau harus menasehati istrimu agar tidak terlalu peduli pada orang lain. Untung saja dia minta tolong padaku bukan pada orang lain"
" Iya... Nanti aku akan menasehatinya, untuk sementara ini tolong bantu Hinata "
"Baiklah"
Neji segera bergabung dengan anggota klan Hyuga yang lain. Rapat berjalan dengan lancar begitu pula dengan acara makan malam, karena para Hyuuga yang cukup santai karena tidak ada aktivitas masuk ke dalam rumah dan membantu Hinata dan Hanabi memasak makan malam.
Neji memanggil beberapa pria untuk membantu mengambil dan menyajikan makanan. "Hinata... Tolong ajak Bapak dan Ibu yang sudah membantu memasak untuk ke halaman depan. Kami yang akan menyajikan makanan."
"Terimakasih kak Neji." Hinata tersenyum dan mengecup pipinya.
"Astaga, Hime-sama. Ini di tempat umum!" Ucap salah satu tetua dari klan Hyuga. "Hampir saja saya terkena serangan jantung."
Neji tertawa sopan. " Maafkan istri saya, Apa anda kemari untuk mengambil kue beras? "
" Kue berasnya sudah habis"
" Tenang saja, kami sudah mempersiapkan banyak. Saya akan mengantarnya ke depan. "
Tetua Hyuga mengangguk dan kembali ke tempat duduknya.
Neji mengelus rambut Hinata. " Jangan disini, lebih baik kita menghargai pendapat Tetua Hyuga"
"Maafkan aku "
"Tidak apa-apa, tidak perlu minta maaf"
Hinata menuju halaman depan dan duduk di samping Ayahnya. Ayahnya tampak sangat menikmati pertemuan Hyuga, karena semakin dewasa tanpa sadar kita jarang meluangkan waktu untuk kerabat maupun sahabat. Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan diantara anggota Hyuga.
Tokuma terdiam dan menggumam "apa pilihanku untuk akrab dengan Tenten adalah hal yang baik? Bukankah lebih baik untuk tidak memberikan harapan palsu padanya? "