"Hinata, aku harus bicara serius" Neji meletakkan piring kotor di atas meja dapur.
"Hmm...? Baiklah"
Neji menaikkan lengan bajunya dan membantu Hinata mencuci piring. "Aku tahu kau ingin Tenten mendapatkan cinta, tapi cinta tidak bisa dipaksakan. Mungkin ucapanku terkesan naif, jangan sampai niat baikmu melukai perasaan orang lain, Istriku"
"Aku hanya ingin membantu."
"Kau harus bisa memilah hal apa saja yang perlu dibantu dan apa yang tidak. Tenten harus mencari jodohnya sendiri, setiap orang memiliki garis takdir sendiri. Kau jangan ikut campur " ucap Neji dengan sangat lembut.
Hinata menunduk karena tidak menyangka kalau Neji tidak setuju dengan niat baiknya. Ada rasa kecewa yang di rasakan Hinata, Neji menyadari hal itu dan menepuk pundak istrinya.
"Aku menghargai kebaikan hatimu, Hime-sama... Istriku. Aku mengerti kau tidak ingin hal yang buruk untuk Tenten, tapi bukan tanggungjawabmu untuk membuat semua orang senang dan tidak semua orang berhak mendapatkan bantuan darimu. " jelas Neji.
Hinata mengangguk pelan. " Aku akan berusaha untuk jadi lebih baik lagi."
"Kau sudah baik, Istriku~. Aku mengatakan itu untuk melindungimu." Neji mencium tangan Hinata. "Tidak semua orang cukup dewasa untuk memahami niat baik seseorang."
Neji memeluk Hinata dan mengecup pelipisnya. Hinata mengangguk dan memeluk Neji dengan erat.
"Aku mencintaimu, kak Neji."
"Aku mencintaimu lebih darimu mencintaiku. Kau adalah duniaku."
Hanabi berdiri 5 meter dari mereka dan berdeham. " Aku tidak ingin menganggu kalian tapi Ayah sudah menunggu Kak Neji... "
Hinata melepaskan pelukannya. "Kau cukup sibuk, Suamiku." Tangan Hinata membantu merapikan pakaian Neji dengan telaten.
"Kamu bisa ikut denganku, Aku sangat paham kalau aku cukup sibuk dan mungkin akan sangat sulit untuk menghabiskan waktu denganmu, Hime-sama." Neji menggenggam tangan Hinata dan merapikan rambut istrinya. " Tapi selalu ada cara agar kita bisa bersama. Kau bisa duduk disampingku saat aku membahas pertemuan Hyugaa dengan Ayah mertua."
Hinata tersipu malu dan tersenyum mendengar ucapan Neji, kata-kata Neji cukup kuat untuk Hinata merasakan bahwa cinta Neji bukanlah sebuah omong kosong. Dia selalu berusaha menjadi pria yang baik untuk Hinata, memastikan Hinata mendapatkan cinta yang pantas dia dapatkan dan rasa aman saat bersamanya.
Hinata menatap Neji dengan penuh cinta. " Aku bahagia memilihmu. "
Neji tersenyum lebar dan menutup wajahnya dengan telapak kirinya untuk menutup wajahnya yang tersipu malu. "Terimakasih karena kau selalu menghargai perasaanku, Hime-sama... Istriku tercinta."
Mereka pun pergi menemui Hiashi dan tetua yang masih berada di sana.
"Hinata, kau bisa pergi ke dapur. Ini urusan para pria." Ucap salah satu tetua Hyuga. Hinata melepaskan tangannya dari Neji dengan spontan. Hinata tidak ingin ada masalah terjadi hanya karenanya.
Neji menggenggam kembali tangan Hinata dan membawanya masuk dan duduk bersamanya. " Tradisi sudah banyak berubah, apa salahnya jika perempuan mengikuti pertemuan? Sekarang sudah banyak perempuan yang sangat hebat dan memiliki wawasan yang sangat luas. Lagipula Hinata ini putri Hyugaa, saya yakin dia memiliki kemampuan lebih. "
"Tetap saja..." Belum selesai berbicara Neji menatap tetua hyuuga dengan tajam.
"Hinata ini masih istri saya, saya sangat berharap anda bisa menunjukkan rasa hormat padanya." Ucap Neji dengan tegas.
Tetua pun tidak memiliki pilihan lain selain mendengarkan ucapan Neji. Neji menuangkan teh untuk Hinata dan begitu sebaliknya.
Hinata berbisik pada Neji. "Terimakasih karena sudah membelaku."
Neji mengelus tangan Hinata dengan ibu jarinya. "Aku hanya melakukan apa yang aku rasa benar, Aku tidak hanya membelamu Hime-sama tapi juga wanita hyugaa yang lain. Aku harap kedepannya aku bisa menciptakan tempat yang aman dan setara untuk klan kita. Sayang sekali apabila potensi dari anggota klan kita tidak dikembangkan dengan baik hanya karena identitas mereka."
Hinata mengangguk setuju dengan ucapan Neji.
Pertemuan Hyugaa berjalan dengan lancar dan Neji memutuskan untuk mendirikan perpustakaan kecil di konoha, semua orang bisa belajar bersama tidak peduli usia, klan dan kekuatan. Semua orang diterima di perpustakaan Hyuuga termasuk orang-orang yang bukan seorang ninja.
"Apa salahnya jika mereka yang bukan seorang ninja untuk belajar sesuatu yang baru? Setidaknya mereka bisa mengenal hal baru"
Para tetua tidak setuju dengan tindakan Neji yang dianggap tidak wajar dan tidak seperti seorang hyuuga. Neji merasakan penolakan dari mereka dan itu tetap saja menganggunya. Hinata mengelus pundak Neji dengan lembut memastikan suaminya tetap tenang.
Neji meminum tehnya untuk menenangkan dirinya. Meskipun Dia adalah sosok yang kuat tetap saja sebagai seorang manusia biasa, penolakan itu cukup membuat hati tidak nyaman.
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
He Knows me: Still Same
FanfictionMerupakan lanjutan dari He knows me yang sebelumnya. Setelah menjadi suami istri, Neji masih saja terbawa sifatnya saat masih belum menikah. Pasangan baru ini masih berusaha untuk mencocokkan diri untuk menjalani hidup setelah menikah. Naruto dis...