Hari mulai petang, Hinata baru saja pulang dari berbelanja untuk makan malam, Dia melihat Neji terlihat sangat marah pada Tenten dan Lee yang sedang berlutut di depannya.
" Pergi saja dari sini! Aku tidak ingin membahas ini lagi "
Hinata menghampiri mereka dan menarik tangan Neji. "Kenapa kak Neji marah pada mereka? "
Tenten terisak dan menatap Hinata. "Aku ingin bicara denganmu"
Hinata melihat ke arah Neji. " Apa terjadi sesuatu pada kalian berdua?"
"Ini bukan masalah besar, Aku sudah menyelesaikan masalahnya. Aku tidak tahu mengapa mereka membuat masalah ini menjadi besar"
Hinata terdiam dan mengisyaratkan Neji untuk diam. " Mereka kemari untuk menemuiku "
Tenten langsung bersujud di lantai dan menangis." Tolong maafkan aku, Hinata"
"Apa terjadi sesuatu?"
"Kamu berhak marah, menamparku atau memukulku. Aku seharusnya tidak melakukan hal itu pada Neji"
Hinata mengangkat tubuh Tenten agar dia berhenti bersujud. "Tidak perlu sampai seperti ini"
Tenten masih terisak dan nafasnya tersengal-sengal. " Malam itu... Aku mencium Neji, Aku tahu tidak seharusnya aku melakukan itu tapi aku tidak tau kenapa aku nekat melakukannya. Maafkan aku.... Maafkan aku Hinata "
Hinata menatap Neji lalu Hinata memeluk tubuh Tenten dengan sangat erat. " Tidak apa-apa, Aku memaafkanmu. Terimakasih sudah jujur padaku, Aku tahu kau pasti sudah menghukum dirimu sendiri." Hinata mengelus tangan Tenten. "Tubuhmu menjadi kurus dan pucat."
Lee mengangguk. "Dia sudah merenungi kesalahannya, Aku akan menjamin agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama"
Neji menghela nafas, dia masih marah saat mengingat kejadian itu. " Aku masih marah padamu Tenten, Aku merasa kalau kau menusukku dari belakang "
"Maafkan aku, Neji"
"Aku bukan Hinata yang memiliki hati yang lapang untuk memaafkanmu. " Neji mengecup pipi Hinata. " Aku akan menginap di rumah Kiba, Perasaanku sangat buruk hari ini "
"Tenten itu teman kita, bukankah seharusnya kau memberikan kesempatan padanya? Setidaknya untuk kenangan masa muda kita "
"Justru karena Tenten adalah temanku, aku tidak bisa memaafkannya Lee! Dia sudah kuanggap seperti keluarga sama sepertimu! Aku merasa di khianati! Apa kau tau apa yang aku pikirkan sejak dia berani menciumku?! Aku merasa kalau kebaikan yang dia lakukan padaku hanya bagian dari rencana agar bisa dekat denganku! Aku merasa seperti orang bodoh! "
"Neji! " Teriak Lee
"Aku tidak pernah merencanakan untuk dekat denganmu, Aku jatuh cinta padamu begitu saja. Aku juga tidak pernah mengharapkan untuk mempunyai perasaan padamu"
Neji menatap Tenten. " Tetap saja, apa yang kau lakukan sudah menyakitiku " Neji keluar dari rumah.
Hinata mengelus rambut Tenten. " Kak Neji butuh waktu untuk menenangkan diri "
Tenten menatap Hinata. " Maafkan Aku "
"Tidak apa-apa, Aku mengerti perasaanmu. Hmmmn... Apa kalian mau makan malam bersama dan menginap disini? " Ucap Hinata dengan lembut.
"Tidak perlu, Aku tidak bisa menerima kebaikanmu setelah apa yang terjadi" Tenten menggelengkan kepalanya.
" Tenten, kau tinggal lah dengan Hinata. Aku harus menemui Neji dan berbicara dengannya" Lee memakai jaketnya dan pergi ke rumah Kiba.
"Apa kau mau makan malam?"
" Aku tidak ingin makan apapun " jawab Tenten.
"Kalau begitu ayo kita istirahat saja" Hinata menarik tangan Tenten untuk masuk ke kamarnya. " Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan " Hinata duduk di kasur.
Tenten mengangguk dan duduk di dekatnya. "Apa ini mengenai Neji?"
"Ya" jawab Hinata lalu mengurai ikat rambut Tenten. "Bagaimana awal kau jatuh cinta pada Kak Neji? " Hinata mulai menyisir rambut Tenten dengan hati-hati.
"Aku tidak ingat kapan itu mulai terjadi, tapi tanpa aku sadari Aku sudah jatuh cinta padanya. Aku tidak bisa melihatnya sebagai seorang teman, Dia jadi tampak mempesona dan jantungku berdegup kencang saat melihatnya. Pada saat itu, Aku menyembunyikan perasaanku karena aku takut persahabatanku hancur. "
"Lalu?"
"Aku terus menyangkal perasaanku, tapi disaat yang sama aku tidak ingin dia mencintai orang lain"
"Hmmm... Cemburu?"
"Ya, Aku merasa cemburu saat dia memprioritaskan kebahagiaanmu, cara Neji menatapmu dan Aku cemburu karena kau yang dia cintai, tapi aku tidak bisa berkata apa-apa... Karena Aku bukan siapa-siapa"
Hinata memeluk Tenten. "Aku yakin kau akan menemukan Nejimu sendiri"
"Apa aku layak untuk mendapatkan cinta? "
"Tentu saja, siapapun berhak mendapatkan cinta. Aku yakin suatu hari nanti ada orang yang datang padamu dan menawarkan cinta padamu"
Tenten menangis tersedu-sedu. "Kata-katamu memberiku harapan"
Hinata menempelkan pipinya di punggung Tenten. "Aku pernah mencintai seseorang, dia sangat menawan dan berkarisma tapi aku tidak bisa melihat masa depan bersamanya."
"Naruto? Dia sangat mencintaimu, kau bisa tahu bagaimana marahnya dia saat melihatmu terluka "
"Hmmm... Apa aku harus selalu terluka agar dia menunjukkan rasa cintanya? Apa aku harus menghilang agar dia mencariku? " Hinata meneteskan air mata. " Anggap saja aku sudah menyerah pada Naruto, melepaskan Naruto juga hal yang sulit bagiku. Lebih dari 10 tahun aku jatuh cinta padanya, dan perasaanku semakin dalam setiap harinya. "
"Kau menyerah?"
" Ya, karena aku tidak melihat masa depan dengan Naruto, itu sangat menyakitkan tapi Kak Neji datang dan menyembuhkan luka hatiku. Dia menyayangiku dengan tulus dan selalu ada untukku dan keluargaku. Aku yakin kau akan menemukan orang yang nantinya akan menyembuhkan luka di hatimu dan membuatmu menjadi orang yang lebih baik "
Tenten tertawa kecil." Pfft kisah cinta kita berdua tidak ada yang semulus cerita dongeng maupun semulus kulit wajah Gaara"
Pasti ada saatnya kita menemukan cinta yang akan menjadi buku terakhir di kehidupan kita, menemani hingga ajal menjemput. Terkadang kita harus menunggu lama agar bisa bersamanya, Terkadang kita harus patah hati untuk bertemu dengannya atau bahkan sejak awal dia ada di dekat kita tapi kita tidak menyadarinya.
Setiap kisah cinta memiliki alur yang berbeda tapi mereka semua mengajarkan sesuatu, mengajarkan kita bagaimana mencintai dan bagaimana rasanya dicintai.
Bab 2 end
To be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
He Knows me: Still Same
FanficMerupakan lanjutan dari He knows me yang sebelumnya. Setelah menjadi suami istri, Neji masih saja terbawa sifatnya saat masih belum menikah. Pasangan baru ini masih berusaha untuk mencocokkan diri untuk menjalani hidup setelah menikah. Naruto dis...