2.

364 44 10
                                        

Neji berjalan disamping Hinata dan melihat wajahnya yang sedih. "Maafkan Aku"

Neji melihat sekeliling dan mencari sesuatu untuk jadi bahan pembicaraan. "Apa kau mau ramen? "

"Aku tidak nafsu makan"

Neji mengangguk lalu membelai rambut Hinata. "Pergilah ke rumah dahulu, Aku ingin membeli beberapa barang"

Hinata menggelengkan kepalanya. " Tidak usah, Aku akan menunggu kak Neji"

Neji mengangguk dan pergi ke minimarket terdekat dan membeli beberapa kaleng soda. Hinata menunggu Neji sembari memainkan jarinya. Setelah beberapa menit Neji Segera pergi menghampiri Hinata.

"Apa aku membuatmu menunggu lama?"

"Tidak juga"

Hinata melihat isi kantong belanjaan Neji. "Kak Neji membeli banyak barang"

"Ya, Aku ingin duduk di teras rumah setelah ini. Apa kau mau duduk disampingku?"

"Tentu saja" Jawab Hinata.

Neji memberanikan diri menggandeng tangan Hinata dan berjalan kembali ke rumah. Hinata sesekali mencuri-curi pandang melihat ekspresi wajah Neji yang samar-samar karena gelapnya malam. Dia tidak bisa menahan senyumnya melihat Orang seperti Neji berdiri disampingnya, sangat berbeda dari apa yang orang lain prediksi.

" Akhirnya sampai rumah " Hinata menghela nafas dan duduk di teras.

Neji tersenyum dan duduk disampingnya sembari menyodorkan sekaleng soda.

"Pada akhirnya, Kak Neji yang menjadi suamiku, Aku pikir banyak orang yang tidak menduganya." Ucap Hinata dengan lirih.

"Apa kamu menyesal menikah denganku?"

"Tidak, Aku sangat bersyukur karena aku memilihmu kak Neji. Hanya saja~ " Hinata menenggak minumannya. "Aku sering memikirkan masa mudaku yang dihabiskan untuk mencintai Naruto"

Neji menatap Hinata dan menganggukkan kepalanya. Dia ingin menjadi pendengar yang baik untuk Hinata, agar Hinata bisa menyampaikan perasaannya.

"Aku mengingat hari itu, hari dimana aku menolong Naruto dari pain. Aku sempat berpikir mungkin Naruto menyadari ketulusanku, karena kata orang-orang Naruto hilang kendali karena melihatku diserang oleh pain. Ha ha ha... Padahal meskipun itu bukan aku, Naruto juga akan bereaksi dengan hal yang sama. "

"Hmm... Pada dasarnya Naruto selalu menolong desa Konoha " sahut Neji

" Dia menolong semua orang tapi dia orang yang sama yang mematahkan hatiku. Aku merasa malu... Semua orang tahu bahwa aku mencintainya, tapi Naruto tidak pernah mencintaiku "

"Semua orang yang menyukaimu pun mundur saat tahu sebesar apa cintamu pada Naruto. Kiba, Shino, Gaara bahkan Aku memiliki perasaan yang tulus padamu tapi bagaimanapun juga kami harus menghargai pilihanmu meskipun pilihan mu adalah Naruto." Neji menenggak minumannya lalu membuka bungkus onigiri. " Hinata~ makanlah ini"

"Terimakasih." Hinata memakan Onigiri dan Neji membelai rambut Hinata.

" Apa kamu masih mencintai Naruto?"

"Kenapa kak Neji bertanya seperti itu?"

"Aku hanya bertanya" Neji meletakkan kepalanya di bahu Hinata. " Maafkan Aku, terkadang aku bertanya mengenai itu padamu. Aku hanya merasa insecure"

" Kenapa kak Neji harus merasa insecure? Kak Neji lebih dari cukup."

Neji terkekeh lalu mengecup tangan Hinata. "Kau benar, kenapa harus merasa seperti itu? " Neji menatap bulan yang bersinar terang. Jika boleh jujur tentang perasaannya, Neji merasa iri dengan Naruto yang dicintai oleh semua orang di desa Konoha.

"Kau tahu Hime-sama, Terkadang aku ingin merasakan bagaimana rasanya jadi Naruto. Aku ingin tahu rasanya menjadi orang yang kamu cintai untuk waktu yang lama "

Hinata tersipu dan memeluk Neji. " Kalau kak Neji menjadi dia, mungkin Aku sudah berhenti menjadi Shinobi sejak awal."

"Kenapa?"

"Karena aku tahu kak Neji akan mendukungku untuk berhenti. Kak Neji tahu aku tidak ingin menjadi Shinobi dan Kak Neji pasti menerima keputusanku "

Neji tersenyum pada Hinata sembari melipat lengannya. "Kebahagiaanmu selalu menjadi prioritasku, Selamanya akan selalu seperti itu. "

Hinata tersipu malu mendengar Neji mengatakan hal itu. " Aku sangat mensyukuri pilihanku hidup bersamamu. "

Neji menoleh ke arah Hinata dan menempelkan dahinya pada dahi Hinata. Neji menutup matanya lalu dia menelan ludahnya sendiri. " Aku janji padamu, Aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia. Aku memang bukan pria hebat seperti Naruto, Sasuke maupun Gaara... tapi Aku akan berusaha untuk menjadi suami yang bisa kamu banggakan, cintai tanpa ada rasa takut sekaligus menjadi tempatmu kembali"

"Sejak awal orang yang selalu ada untukku adalah Kak Neji, hanya Kak Neji yang menjadi tempatku untuk kembali"

Neji menatap Hinata "Bolehkah Aku memelukmu,Istriku?"

Hinata mengangguk dan Neji memeluk istrinya dengan erat lalu mencium keningnya. " Terimakasih sudah percaya denganku, Hinata".

Hinata memeluk Neji dan saling menghibur satu sama lain dari semua kegelisahan dan keraguan.

"Aku mencintaimu, Kak Neji"
.
.

"Aku jauh lebih mencintaimu, Hinata"
.
.
Mereka saling melepaskan pelukan satu sama lain dan kembali melihat langit malam sebagai dua orang yang saling mencintai sekaligus dua orang yang saling mengobati luka hati.

To be Continued




He Knows me: Still Same Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang