Tenten
Aku terus bertanya-tanya, apa yang menarik darinya sehingga kau lebih memilihnya daripada aku. Aku yang selalu mencintaimu.
Bukankah kau juga menyadari perasaanku padamu? Aku sudah melakukan apapun untukmu tapi mengapa? Aku seolah transparan di matamu, semua usahaku seolah sia-sia.
Aku ingin menutup telingaku dan berteriak dalam hati memohon agar orang lain tidak menghakimi keputusan bodohku. Salahkah Aku mencintai Neji? antara Aku dan Hinata, Aku lebih dulu jatuh cinta pada Neji.
"Terimakasih sudah mengantarku pulang"
"Hm, lain kali minta seseorang untuk menemanimu" ucap Neji dengan tatapan dingin terhadapku.
Kami berdiri dibawah lampu jalan, sangat ironis.... Karena Aku bisa melihat ekspresi wajah Neji yang seolah mengutuku dalam hatinya. Apa dia tahu apa yang aku pikirkan?
"Kenapa kau menatapku seperti itu ? " Tanyaku dengan sedikit tawa untuk menutupi kegugupanku.
"Kau tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?" Neji melipat lengannya dan menatap mataku dengan tajam.
"Kenapa kau menjadi sangat kasar?"
"Sudahlah, Aku malas berdebat denganmu. Pada akhirnya kau akan berpura-pura bodoh"
Aku merasa sedikit tersinggung mendengar ucapan Neji. Aku tahu kalau aku memang akan menyangkal apapun yang Neji tuduhkan tapi tetap saja, Aku tidak ingin mendengar itu. Aku menarik lengan Neji namun dengan cepat dia menepis tanganku.
"Auch... Sakit! " Ringisku
"Apa kau sangat putus asa hingga kau menjadi orang yang sangat rendah? "
" Neji!!!!"
" Aku sangat mengenalmu Tenten, Kau melakukan ini dengan sengaja kan? Aku sudah berkeluarga! Hilangkan obsesimu!"
Entah apa yang melintas di kepalaku hingga Aku dengan lancang mencium bibir Neji. Air mataku mengalir deras saat Neji mendorongku menjauh. " Apa kau tidak merasakannya? "
"Aku tidak merasakan apapun, hanya jijik."
Satu kata yang terlintas di kepalaku saat Neji berkata seperti itu. JAHAT...
"Neji, kenapa kau bisa mengatakan hal seperti itu? Bukankah kita teman?"
"Justru karena kita berteman, hal ini menjadi sangat menjijikkan. Kau membuatku mempertanyakan pertemanan kita"
"Apa maksudmu?"
"Aku merasa kalau kau berteman denganku bukan karena aku rekan satu team denganmu, melainkan sejak awal kau memiliki perasaan lebih padaku"
Tatapan Neji padaku benar-benar menyakiti perasaanku, apa memang harus seperti itu dia menganggap usahaku? Hatiku sesak... "Aku mencintaimu, jika aku memang tidak bisa memilikimu.. aku tidak apa-apa, karena kau masih teman terbaikku"
Neji menggelengkan kepalanya. "Tidak lagi, Aku tidak bisa berteman denganmu."
.
.
.
Aku terdiam sesaat untuk mencerna ucapan Neji. Bagaimana bisa dia tega melakukan ini? Tidak! Ini tidak boleh terjadi."Apa salahku hingga kau memutuskan pertemanan kita?!" Tanpa sadar aku menaikan nada suaraku karena terbawa emosi.
" Kau tahu alasannya"
"Tidak, kau seharusnya tidak sampai seperti ini. Apa salahku jatuh cinta? Aku tidak bisa mengontrol dengan siapa aku jatuh cinta! Aku yakin banyak orang yang pernah jatuh cinta dengan temannya sendiri ataupun dengan orang yang sudah memiliki pasangan! Kenapa kau harus menghakimiku seperti ini!"
"Percuma aku berkata apapun padamu, karena kau hanya ingin dimengerti, meskipun kau tahu itu salah, Tenten " Neji menghela nafas panjang dan pergi menjauh dariku. Aku memandangi punggungnya yang semakin jauh.
Air mataku mengalir deras membasahi pipiku, tidak ada lagi kesempatan untukku mendapatkan Neji.
"Semua sudah berakhir, Tenten." Aku memukul dadaku sendiri dan terus menangis karena tak terima atas nasibku.Cerita cintaku harus berakhir sampai disini.
.
.
.
Tidak ada lagi yang bisa aku perjuangkan.
.
.
.
Baik kisah cintaku maupun pertemananku.
.
.
.
Semua berakhir.Pov. Tenten end
To be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/306528558-288-k939053.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He Knows me: Still Same
FanfictionMerupakan lanjutan dari He knows me yang sebelumnya. Setelah menjadi suami istri, Neji masih saja terbawa sifatnya saat masih belum menikah. Pasangan baru ini masih berusaha untuk mencocokkan diri untuk menjalani hidup setelah menikah. Naruto dis...