HARMONI | PART 21

445 66 3
                                    

Dengan lari cepat nya Eraski berhasil meloloskan diri dari kepungan zombie. Sekarang ia tengah mengatur nafas nya sembari mencari ide jalan keluar. Ia terjebak di atap gedung apartemen dan jika ia keluar lewat pintu masuk apartemen maka ia akan diserang zombie kembali.

Eraski menatap suasana dibawah sana yang terlihat berantakan. Tidak ada kata bersih yang terselip di kota ini. Semua nya kotor oleh darah-darah zombie, tidak ada sinyal, tidak ada listrik dan itu sangat memprihatinkan.

"Gue capek!" lirih Eraski sembari memejamkan mata nya erat. Sepintas bayangan wajah Chelsea lewat di pikiran nya serta mama nya yang beberapa hari ini tak dia jumpai.

Dengan perasaan frustasi nya Eraski lampiaskan pada tembok pembatas. Berteriak dengan bebas disana, seakan melepas rasa sesak didada nya.

Andai ada Beila, mungkin Eraski bisa tenang didalam rengkuhan gadis itu. Gara-gara mahkluk itu ia jadi terpisah dengan sang kekasih dan teman-temannya. "ZOMBIE BANGSAT!!!"

....


"Dari tadi zombie muncul terusss huaaaa!!!" rengek Ryi. Gadis itu merengek diatas tanah layak nya anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

"Jangan kayak anak kecil deh, Ryi!" tukas Kalen.

Ryi melirik tajam Kalen, tapi dia malah melanjutkan tangisan nya. Membuat mereka menghela nafas melihat kelakuan Ryi yang seperti kekanak-kanakan.

"Tenang aja. Sekarang udah aman, kan?" Siska berjongkok untuk menenangkan perempuan itu. Bersyukur, Ryi menurut. Ia akhirnya diam dan tak kembali merengek lagi.

"Kayak anak kecil," desis Kalen pelan. Nyaris tak terdengar tapi hanya mampu didengar oleh Ale karena ia disebelah nya.

Ale menyenggol lengan Kalen dan menyuruh nya untuk diam lewat kode mata nya. Kalen menipiskan bibirnya dan mata nya bergerilya mengelilingi jalanan yang sepi itu. Karena Ryi, perjalanan mereka jadi terhambat.

"Kita mau kemana nih?" tanya Gala. Dia sudah lelah berjalan tanpa tentu arah, tujuan mereka sih mencari Eraski. Tapi mereka tak tahu dimana Eraski berada.

"Eraski lari kearah sana. Jadi gue rasa dia bakal berhenti digedung yang arah nya kesana. Kita tetap jalan lurus aja,"

"Kenapa pake acara pisah segala sih. Kan ribet!" ujar Kalen, mendengus.

"Diluar ekspektasi." jawab Ben, dingin.

Mereka kembali menempuh jalanan yang sangat sepi. Tidak ada zombie dihadapan mereka, seakan mereka menghilang begitu saja. Ada sedikit bersyukur tapi kebingungan juga. Kemana para zombie itu pergi?

Ditengah jalan yang kebetulan Harsa memimpin didepan, kedua netra hitam nya memicing. Merasa ada benda hidup disana. Senyum nya tiba-tiba merekah, langkah nya yang terhenti membuat mereka yang berjalan dibelakang nya ikut menghentikan langkah dengan kebingungan.

"Kenapa Sa?" tanya Karei.

"Itu ada mobil!" Harsa menunjuk sebuah mobil yang masih terlalu jauh untuk mereka jangkau. Tapi melihat mobil itu yang hidup dan perlahan body mobil itu terlihat jelas.

Mereka semua memekik senang. Tentu saja, itu tanda nya mereka akan selamat. Mereka tetap stay ditempat dan menunggu mobil itu melaju kearah nya, berharap sekali jika mobil itu tidak berbelok arah.

"Gue berharap itu mobil penyelamat," ujar Gala.

"Sumpah, gue gak sabar mau mandi!" pekik Kalen.

"Gue pengen istirahat!" timpal Ryi.

Harmoni  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang