Suara geraman zombie yang kesana-kemari mencari mangsa begitu terlihat di jalanan. Mereka kelaparan hingga bisa memakan daging manusia yang menjadi zombie. Kota ini hancur sebab zombie yang mendarah daging. Sepanjang jalan banyak mayat zombie dan darah, serta benda-benda berserakan.
Seseorang itu tertawa dengan amat sangat renyah. Dia berjalan di tengah-tengah zombie yang meraung berjalan-jalan. Selayak manusia biasa akan tetapi tubuhnya bau anyir darah yang menyebabkan dirinya tak diserang. Apalagi ia mempunyai kondisi tubuh yang berbeda.
Monster dan zombie menyatu. Cairan mereka sama, namun diagnosis yang berbeda.
"Akan kutemukan kalian."
....
Persiapan yang benar-benar matang itu bukan sehari, mereka membutuhkan satu hari untuk packing perlengkapan kebutuhan mereka disaat keluar nanti. Kemudian dihari esok baru mereka pergi berangkat.
Hari ini mereka semua benar-benar sibuk mempersiapkan packing'an nya masing-masing. Sesuai kelompok, mereka menyiapkan tas besar untuk beberapa anggotanya.
"Semuanya aman? Sesuai di list?" tanya Ale kepada teman-temannya. Mereka mengangguk seraya mengacungkan jempol. Ale tersenyum mantap, dia lantas menghampiri Eraski yang berdua bersama Beila.
"Bucin mulu," celetuk Ale.
Hubungannya dengan Beila sudah lumayan membaik, walaupun Ale harus bisa memastikan jika Beila percaya padanya kalau ia benar-benar sudah menganggap Eraski sahabatnya. Seperti dulu.
"Bilang iri, jomblo!" balas Eraski menggelak tawa melihat ekspresi wajah Ale setelahnya.
Beila terkekeh, kemudian ia bangkit dan menepuk bahu Ale. "Dah deh gue ke Karei dulu."
"Dah sayang," ucap Eraski seraya melambaikan tangan. Ale beralih duduk di tempat Beila tadi duduk. "Gue mau nanya sama lo."
"Apaan?"
"Kalau seandainya Daren balik dan nyerang kita gimana? Gue selalu mikirin ini, terus kalau kelompok kita gak berhasil bikin misi dan berantakan. Gimana?"
Eraski menghela nafas. Tak hanya Ale, dirinya pun memikirkan itu. Dia yang berbicara sendiri kalau Daren bukan manusia biasa seperti mereka. Dia mempunyai dua tubuh, dan itu sama-sama kuat. Dia bisa menyingkirkan semua orang yang ada di ruangan ini sewaktu-waktu.
"Bagaimanapun keadaannya di luar sana nanti. Tolong jangan berfikir aneh-aneh, kita harus bisa nyelesaiin misi ini dan pergi ke tujuan awal kita. Kalau kita semakin lama menetap disini, gue yakin pemerintah gak akan tinggal diam lihat kota yang membludak ini."
"Pemerintah pasti bakal mebombardir seluruh kota ini sewaktu-waktu. Dan kita gak boleh lebih lama disini buat nunggu yang gak pasti." lanjutnya.
Ale mengangguk. Dia menyenderkan kepalanya ke tembok dan memejamkan mata sejenak. Isi kepalanya tiba-tiba mengeluarkan banyak argumen. Tapi dia benar-benar mempercayai perkataan Eraski. Mereka harus segera keluar dari zona ini dan pergi ke zona yang lebih baik.
"Gue laper, pengen makan mie." monolog Ale namun ucapannya tertuju berbicara pada Eraski.
"Ya tinggal makan!"
"Bikinin dong, lo kan bestie gue," Ale menaik turun kedua alisnya.
"Ogah!"
Ale bergelayut manja di lengan Eraski sembari mengeluarkan jurusnya yang dulu pernah ia perlihatkan pada Eraski. Dan lelaki itu menurut karena tak tahan melihat wajah memelasnya yang benar-benar sangat memuakkan.
"Iya-iya gue bikinin! Gila, lo melebihi Beila pas lagi manja anjing." misuh Eraski sebelum melangkah kearah dapur.
Ale tertawa puas melihatnya. Sudah lama ia tak melihat wajah kesal Eras, walaupun sering saat mereka ribut besar. Namun wajah kekesalan itu berbeda. Yang ini terlihat lebih lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni
Gizem / GerilimBagaimana jika disekolahmu diserang zombie? Sekelompok siswa yang bersama-sama untuk melawan para zombie dengan bekerja sama dan saling melindungi satu sama lain. Kehidupan yang awalnya diselimuti permusuhan kini menjadi pertemanan untuk melawan zo...