HARMONI | PART 39

193 32 7
                                    

Nagas menggenggam erat tangan Kia. Ia mati-matian menahan rasa sesak di dada. Sedangkan Kia, ia berusaha ingin menahan dirinya yang akan berubah menjadi mahkluk mengerikan itu.

Sesampai di dalam sebuah gedung, Kia langsung menghempaskan tangan Nagas. Ia menatap lelaki itu dengan mata sayu.

"To-tolong tinggalin gue!" perintahnya dengan sedikit tenaga yang ia punya.

Nagas menggeleng. "Berubah aja, gue siap jadi santapan lo." ujarnya seraya duduk di kursi sembari menunjukkan lehernya.

Kia menggeram kesal, ia langsung menarik tangan Nagas kasar agar bangkit. "PERGIII!!!"

Nagas tetap berdiri tegak di hadapan Kia. Tak sempat protes, Kia kembali merasakan reaksi pada tubuhnya. Ia langsung jatuh ke bawah lalu kejang-kejang. Nagas langsung berlutut seakan mencoba menenangkan gadis itu.

Lelaki itu seakan otaknya sudah korslet. Bagaimana bisa orang yang akan berubah menjadi zombie tapi lelaki itu sama sekali tidak bergerak untuk menghindari malah justru mendekati.

"Kia, pliss, jangan berubah!" mohon Nagas dengan mata berkaca-kacanya sembari memegangi kedua pipi Kia.

Kia tak ada bersuara, hanya geraman khas zombie dan mata yang menghitam serta wajahnya yang retak seperti zombie. Nagas semakin histeris melihatnya. Kemudian selang beberapa detik setelah Kia tak sadarkan diri, ia lalu menyerang Nagas.

Namun, Nagas justru berhasil mencegah Kia yang akan menggigitnya dengan memegangi leher Kia agar menghindar darinya. Ia menatap gadis itu yang meraung menginginkannya.

Matanya sudah basah dipenuhi air mata, apalagi saat melihat Kia yang seperti itu. Jujur dari hatinya yang paling dalam, Nagas benar-benar mencintai perempuan didepannya ini.

"Kalau kita berdua kejebak sama ribuan zombie, terus gue mati. Lo jangan mati juga, ya?" kata Kia.

"Kenapa?" tanya Nagas.

"Lo berharga buat teman-teman disini, jadi jangan mati."

Nagas memejamkan mata erat sebelum akhirnya ia melepaskan tangannya dan membiarkan Kia bergerak mendekat kemudian menggigit lehernya.

....

Harsa menggenggam erat tangan Karei dengan langkah berlarian bersama Khan. Ketiganya mencari keberadaan Nagas dan Kia, akan tetapi mereka tak menemukannya. Hingga akhirnya mereka memutuskan mencari.

"Gue yakin, Kia berubah jadi zombie terus Nagas juga ikutan." ujar Harsa, menyimpulkan.

"Kenapa gitu? Kita belum cari mereka benar-benar." bela Karei. Ia masih tak terima jika Kia benar-benar berubah menjadi zombie.

"Nagas cinta sama Kia, gue yakin dia gak rela ninggalin Kia sampai akhirnya dia rela jadi zombie juga. Romantis," cetusnya dengan kekehan kecil diakhir.

Karei berdecih, "Lo bilang romantis?"

Harsa mengangguk, "Itu namanya cinta sejati. Kalau gue diposisi Nagas juga bakal lakuin itu, lo jadi zombie gue rela digigit sama lo."

Karei tersenyum sembari memalingkan wajah kearah lain agar tidak terlihat salah tingkahnya. Namun Harsa tahu, jadi dia menggoda Karei. "Cie, salting ya?"

"Apaan sih, enggak!" elak Karei sembari menghempaskan tangan Harsa yang merangkul di bahunya.

Khan yang melihat kebucinan dua manusia ini langsung berdeham. "Ekhem, disana kita masuk terowongan kereta. Aman."

"Serius aman?" tanya Harsa.

Khan mengangguk, "Gue sempet lewat sana. Aman sih,"

Keduanya mengangguk dan kembali berjalan dengan tujuan arahan Khan tadi. Benar saja, di terowongan kereta itu sepi. Tetapi tak menjamin 100% karena zombie bisa kapan saja muncul.

Harmoni  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang