* 10 *

1.1K 206 23
                                    

seulgi gak ada di rumahnya seminggu ini, dia juga gak  ke studionya bikin irene makin khawatir. dia nanyain keberadaan seulgi sama temen-temennya tapi gak ada yang tau.

"kamu kok mukanya galau gitu?" tanya suho ketika dirinya baru selesai mandi dan ngeliat calon isterinya itu menatap layar ponselnya.

"seulgi masih belom ada kabarnya"

suho memilih duduk disamping irene, tangannya menggenggam tangan irene lembut.

"mungkin dia lagi banyak kerjaan banget. apalagi dia balik lagi latihan dance"

Irene menatap suho, "latihan dance? seulgi latihan lagi?'

suho mengangguk, "iya. hari dimana aku minta bantuan dia buat nyusun acara ngelamar kamu, dia lagi latihan dance di Popma" kata suho membuat irene menarik tangannya dari genggaman tangan suho.

"kenapa kamu gak ngasih tau aku kalo dia balik ngedance?" marah irene mengangkat sebelah alisnya.

dia jelas tau kalo seulgi suka nyeri paha kalo latihan dance. emang seulgi tuh suka banget sama seni tapi tetep aja itu bahayain kesehatan dia.

"seulgi yang minta buat jangan kasih tau kamu. dia yakin kalo kamu tau pasti langsung heboh"

Irene memejamkan matanya menahan rasa kesalnya.


























"bakalan hits nih kalo di rilis lagunya" puji seulgi yang ikut mendengarkan instrumen dari komputer wendy bersama rosé dengan seksama.

dia baru aja sampai sini, eh malah disuguhi duo musisi ini lagi ngerjain lagu baru.

"kak lo mau gak nyoba buat nulis lirik?" tawar Rosé tiba-tiba dengan muka seriusnya.

"gue?" tanya seulgi polos

"iya lo, daripada galau terus coba lo tuangin ke musik seul. jangan kerja mulu" kata Wendy yang menyetujui ide Rosé.

sebenarnya WenSé tau dimana keberadaan seulgi seminggu ini. dia ke Malang buat pemotretan disana sekaligus menyibukkan diri. keduanya udah tau tentang lamaran SuRene. Rosé bahkan udah ngasih ucapan selamat sedangkan Wendy acuh aja.

"tapi gue belom pernah nulis"

Rosé menepuk dadanya sombong, "tenang kak seul, ada gue disini yang siap membantu lo kalo bingung"

"tuh denger, gue gak mau tau. pokoknya lo harus nulis lirik dari instrumen ini sementara gue sama chaeng sempurnain lagunya dulu" putus wendy membuat seulgi menghela napas.

benar juga, apa salahnya mencoba sesuatu yang belom pernah dicobanya kan?




















seulgi kembali ke rumahnya setelah satu minggu, dia menyerngit melihat sepatu irene berada di raknya. seulgi berjalan ke kamar dan bener aja, si cantik itu lagi tertidur pulas di tempat tidur seulgi mengenakan piyama kesayangan seulgi.

seulgi melihat ponsel irene yang terus menyala dalam mode hening itu. nama suho terpampang jelas membuat seulgi memalingkan wajahnya.

tak mau terlalu memikirkannya, seulgi segera membersihkan tubuhnya. bunyi air yang mengalir itu membangunkan irene dari tidurnya. dia melihat jam dinding udah pukul 11 malam. artinya dia udah tertidur selama 4 jam disini dan melirik kamar mandi. irene bernapas lega karena seulgi udah pulang.

seulgi keluar dengan handuk di kepalanya. dia gak menyadari irene yang udah duduk bersilah di kasurnya dan malah mengangkat panggilan telepon dari krystal.

"iya Krys?"

"seul kayaknya gantungan kunci lo ketinggalan deh di tas gue"

seulgi mengingat lalu menepuk jidatnya, "yaudah lo simpen dulu krys, besok atau kapan-kapan kalo kita ketemu b-"

"gue bisa kok nganterinnya ke lo" potong krystal cepat lalu mereka berdua terdiam.

"gak usah krys, ntar gue ngerepotin lo lagi" tawa seulgi kecil yang terdengar ngeselin di telinga Irene.

"gak ngerepotin seul, justru gue seneng kalo ketemu lo"

seulgi tersenyum kecil mendengar kalimat terakhir Krystal yang terdengar seperti berbisik.

"oh ya udah, gue tutup dulu ya? gak apa-apa?" tanya seulgi gak enak.

"ofc gak apa-apa seul, maaf ya kalo gu ganggu istirahat lo"

"gak ganggu kok. malem krystal"

seulgi mendengar napas teriakan krystal di seberang sana setelah membalas ucapan selamat malamnya.

"ada-ada aja lo" gumam seulgi melihat layar ponselnya.

"Seneng?"

seulgi hampir terjungkal karena ada irene di sampingnya berdiri dengan tangan bersedekap dada.

"k-kok kamu b-bangun?" tanya seulgi takut-takut persis kayak pacar yang ke gep selingkuh. tapikan mereka bukan pacar.

"jelas bangun, ke ganggu sama suara kamu yang telepon cewek kamu itu" judes irene padahal suara seulgi itu udah kecil banget.

"siapa cewek aku?" tanya seulgi polos bikin irene kesel.

"MANA AKU TAU!"

irene langsung rebahan lagi di tempat tidur seulgi seenaknya bikin seulgi menggelengkan kepala. irene tuh terlalu gemes buat marah-marah.

dia jalan buat ngambil bantal dan menaruhnya di sofa bikin Irene menyerngit. ini seulgi mau tidur di sofa?

"ngapain kamu tidur di sofa?" tanya irene

seulgi gak ngejawab, dia milih rebahin badannya karena emang dia tuh capek.

selang beberapa menit, seulgi merasakan seseorang memaksa masuk dalam pelukannya lalu menjadikan lengan seulgi sebagai bantalan untuknya.

"gak usah ngomong, aku gak akan nanggepin" kata irene memejamkan matanya buat tidur. dia mencari posisi nyaman di sofa kecil ini.

seulgi menghela napasnya.

gimana dia bisa move on kalo Irene begini?

In My Dreams ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang