* 17 *

1.2K 216 19
                                    

seulgi ngira irene udah pergi pas dia bangun, eh ternyata irene masih tidur disampingnya dan sekarang si cantik itu lagi ngambil alih dapur seulgi buat bikin sarapan.

"kamu kok gak langsung pulang?"

irene menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah seulgi, "kamu ngusir aku?" tanyanya ngegas.

"gak gitu kak, maksud aku besok kamu nikah, eh malah masih disini" ralat seulgi karena muka irene udah siap buat ngajak perang, "aku telepon bang Suho ya buat jemput kamu?" tawar seulgi yang langsung di cegah Irene.

"gak mau! aku mau disini"

"besok kamu mau nikah, nanti capek"

"gak peduli, pokoknya aku mau disini. seulgi" tekan irene gak mau ngalah bikin seulgi menghela napasnya.

kalo Irene disini terus, gimana caranya seulgi buat ngepacking barang-barangnya.

"kak dengerin aku ya?"

"gak mau! duduk manis dan tunggu sarapan yang aku bikin" potong irene tegas lalu kembali menyibukkan diri dengan masakannya.

seulgi memegang keningnya melihat irene.

si cantik ini gak bisa di tebak. kadang dia random, clingy, tegas, lembut dan kadang juga keras kepala kayak sekarang.

seulgi seharusnya bawa irene ke rumahnya langsung kalo tau begini.

mereka makan sarapan dengan diam-diaman. seulgi mikir gimana caranya biar irene pulang dan istirahat total karena besok harus melewati hari yang panjang.

"makan ya makan aja, gak usah banyak mikir" tegur irene bikin seulgi kaget.

ini irene bisa baca pikiran?

"muka kamu nunjukin kalo kamu lagi mikir"

seulgi menghela napasnya, "kak, aku gak mau kakak kecapekan. besok itu acara sakral buat kamu" bujuk seulgi selembut mungkin biar irene gak ngegas.

"aku gak mau pulang seulgi. aku mau disini"

"kenapa? besok juga ketemu sama aku"

irene liat seulgi lalu menundukkan kepalanya karena air matanya keluar secara tiba-tiba membuat seulgi panik dan berjongkok di depan irene.

"kenapa hmm?" tanyanya lembut sambil menghapus air mata si cantik.

"aku.. aku mau ngabisin waktu bareng kamu seulgi"

seulgi tersenyum kecil dengernya, "iya aku paham. tapikan besok kita ketemu lagi, aku yang akan antar kamu ke bang Suho. pulang ya? kamu butuh istirahat"

"kamu gak ngerti seulgi!!" bentaknya tiba-tiba lalu menepis tangan seulgi pada pipinya.

"aku gak mau pulang ya gak mau! kamu kenapa sih maksa banget?!"

"b-bukan gitu, aku cuma khawatir sama kamu. semalem kamu mabok jad-"

"oke aku pulang sekarang!" potong irene berdiri dari duduknya. dia balik ke kamar seulgi buat ambil barangnya sedangkan seulgi mengacak rambutnya frustasi.

irene keluar dengan baju yang dipakainya semalam membuat seulgi menghalangi jalannya.

"kenapa dipake baju semalem? pake baju aku aja ya?"

irene menarik tangannya dari genggaman seulgi, "gak perlu! aku punya baju"

"tapi ini terlalu mini, atau pake jaket ya? sebentar aku ambilin" kata seulgi masih tetap menahan Irene.

"AKU BILANG GAK PERLU SEULGI!" teriaknya kesal dengan air mata yang masih mengalir dipipi cantiknya, "aku bisa sendiri"

"seenggaknya telpon bang suho dulu biar dia bisa jemput ka-"

"KANG SEULGI!" bentak Irene membuat seulgi berhenti, "AKU BISA SENDIRI! AKU BISA URUS DIRI AKU SENDIRI! AKU BIS-"

ucapan irene terhenti. matanya melotot dan lidahnya keluh seketika ketika bibirnya di bungkam oleh benda kenyal milik seulgi yang hanya menempel. irene melihat mata seulgi yang tertutup lalu dirinya kembali menangis.

ciuman beberapa detik itu terlepas setelah seulgi merasakan pipi irene yang kembali basah dan terisak.
dia tersadar dari apa yang dilakukannya, melihat irene yang menangis setelah diciumnya membuat dirinya ingin mengutuk kebodohannya.

"kak a-"

belum sempat seulgi menyelesaikan kalimatnya, irene udah lebih dulu ninggalin seulgi keluar. seulgi mengejarnya buat minta maaf tapi irene udah lebih dulu naik taksi bikin seulgi menjerit kesal.

"apa yang udah lo lakuin bodoh?! ah kang seulgi sialan!?"












































seulgi udah selesai dengan packingnya. dia cuma bawa barang pentingnya aja dan dibantu wendy yang lagi merenggangkan ototnya.

"besok supir gue akan nunggu lo di luar gedung buat anter lo ke bandara" ucap wendy membuat seulgi menatapnya.

"makasih Wen udah mau bantuin gue"

"ngomong apasih lo?" sungutnya kesel, "terus setelah lo pergi, rumah ini gimana?" tanya wendy melirik sekeliling rumah seulgi.

rumah ini banyak menyimpan kenangan buat mereka. dulu, semasa kuliah karena rumah seulgi gak terlalu jauh dari kampus mereka, rumah ini jadi camp buat ngumpul bareng. bahkan walaupun gak ada seulgi, mereka tetep ngumpul disini karena kata Jennie tuh merasa damai.

"sepupu gue dari Surabaya bakalan nunggu satu tahun disini dan setelah itu kayaknya bakalan di sewain. kalo dijual gue masih gak rela karena selain kenangan disini banyak banget, ini rumah pemberian mendiang nenek gue" kata seulgi tersenyum lirih menatap setiap sudut rumah ini.

"Karina?"

"iya dia"

mereka mengangkat barang bawaan seulgi ke mobil buat langsung dipindahin. seulgi melambaikan tangannya ke wendy yang udah pergi jauh.

















"dan juga, gue gak bisa ngelupain kak irene disini"

In My Dreams ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang