10. DDJ- Kepo!

3.3K 286 2
                                    

Vote dan komen jangan lupa:)

Jangan komen next, ya. Komen sesuai isi cerita ini. Itu yang sebenenya bikin mood naik:)

Happy Kiyowok!

Oke skip
Tandain kalo ada typo.
Saya S3 Pertypoan soalnya

🍊🍊

"Cewek yang ada di depan Pak Arsen itu. Dia, Gita. Mantan pacarnya!"

Vanya kembali menatap ke arah Arsen dan gadis yang Lina sebut sebagai Gita itu. Wajahnya masih terlihat santai, tidak seperti Lina yang sekarang mungkin sedang menahan kesal. Terbukti dengan tangan mengepal dan mulut yang bergerak menyumpah serapahi mereka berdua.

"Terus kalo mantan pacarnya Pak Arsen kenapa?" tanya Vanya tidak mengerti.

"Ck! Vanya, kalau misal Juna berduaan sama mantan pacarnya lo kesel nggak?" tanya Lina balik. Memberi perumpaan agar Vanya paham dengan keadaannya sekarang.

Dengan polosonya Vanya mengangguk. "Iya lah. Kesel dikit. Kalau mereka cuma sekedar Say Hi!  aja, ya, gapapa. Tapi kalau kaya keciduk lagi mesra-mesra an, ya, gue cakar mereka berdua," jawab Vanya dengan nada menggebu di akhir kalimatnya.

Lina menjentikkan kedua jarinya. "Nah, itu yang gue rasain sekarang, ege!"

"Tapi, Lin. Kalau gue, 'kan, cemburu karena gue emang cinta sama Juna. Tapi lo, astaga! Lo udah cinta sama Pak Arsen?!" Vanya memekik kencang membuat Lina seketika terkejut dan langsung menutupi mulut sahabatnya kuat-kuat. Kalau bukan karena Vanya sahabatnya, sudah dipastikan dia akan menggeplak bibir gadis itu sampai monyong.

"Mulut lo anjir!" geramnya sambil melototi Vanya.

Gadis itu hanya menyengir tak berdosa sambil meminta maaf. Dia terlalu kaget sehingga tanpa sengaja berteriak. Entah apakah ada yang mendengarnya Vanya tidak tahu. Tapi pasti ada yang dengar. Secara, di sini lumayan ramai. Sebagian dari mereka bahkan menoleh pada dua gadis itu. Termasuk Arsen dan Gita yang ada di sana.

"Si Vanya, mah, ih! Kalau pada denger gimana?!" rengek Lina. Gadis itu menyeret Vanya untuk keluar dari wilayah kantin.

"Ya, maaf. Gue reflek teriak tadi saking nggak percayanya kalau lo udsh cinta sama Pak---"

"Hsstt! Diem! Gak ada, ya, gue suka sama dia!" potongnya. Lina tidak mau ada yang dengar lagi.

"Tapi lo kesel liat Pak Arsen sama mantannya," kata Vanya dengan sengaja.

Lina menghempaskan tangan Vanya pelan. Mereka saat ini berhenti di kelas lain yang tak jauh dari toilet. Dia menatap Vanya dengan tatapan yang tajam dan menahan kesal. Sedangkan yang ditatap hanya menggedikkan bahunya acuh. Tidak peduli dengan sahabatnya yang kesal karena ulahnya tadi.

"Gue nggak kesel, ya, Vanya! Cuma kaya gimana, ya, ngomongnya. Ck! Gue nggak cemburu. Iya, gue kesel dikit. Harusnya dia tuh nyadar dong kalau dia tuh udah punya istri. Malah enak-enakkan berduaan sama mantan!" jawab Lina menggebu.

"Iya, deh. Terus sekarang gimana? Gue laper!"

Ellina menggigit kuku jarinya. Dia ikut bingung juga. Dia pun lapar, tapi dirinya terlalu malu jika harus kembali lagi ke kantin. Dan mungkin di sana ada Arsen yang bisa jadi mendengar teriakan Vanya kampret.

"Oi! Ngapain di sini?" seru Iqbal tiba-tiba datang dengan satu lelaki yang sangat Lina kenali.

Seketika gadis itu mendapatkan ide cemerlang untuk membalas dendam pada Arsen. Lina benar-benar mengira kalau Arsen sedang berduaan dengan Gita secara sengaja.

Dear, Dosen Julid.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang