Lagi niat dan banyak ide akhirnya saya memutuskan untuk ngebut dari tadi pagi:)
Alhamdulillah malam ini ke up setelah melewati seribu satu gangguan dari sekitar🙂
Jangan lupa VOTE sama KOMEN
Ayo ayo:)Ramaikan vote dan kolom komentar kalau mau aku update cepet dan banyak😞♡
Selamat Membaca!!!
🍊🍊🍊
Sejak malam di mana Gita bertemu dengan Arsen di minimarket, sekarang wanita itu lebih sering pergi ke sana hanya untuk melihat Arsen dari kejauhan. Setiap pria itu pulang dari pekerjaannya maka hampir setiap hari pula Gita di minimarket itu. Sampai sekarang Gita tidak mengetahui di mana rumah Arsen. Saat itu dia sempat ingin mengikutinya dari belakang namun keamanan komplek itu begitu ketat dan tidak akan mengizinkan orang asing masuk kecuali sudah ada janji dengan salah satu penghuni komplek itu.
Seperti saat ini. Dia duduk di depan minimarket itu sambil meminum jus buah dalam kemasan yang sempat dia beli beberapa menit lalu. Matanya belum melihat tanda-tanda mobil Arsen pulang. Mungkin pria itu pulang sedikit lebih lambat.
Tangannya mengelus perutnya yang masih rata. "Maafin Mama, Nak. Andai waktu itu Mama nggak putus sama Arsen mungkin sekarang kamu nggak ada. Dan pasti yang ada di dalam rahim Mama ini anak Arsen. Bukan Si Darrel Sialan!" gumamnya sembari membayangkan bagaimana brengseknya Darrel yang membuangnya begitu saja.
"Andai ada cara biar Arsen kembali, sudah dipastikan kamu akan memiliki seorang ayah, nak," lanjutnya lagi. Tangannya tak berhenti mengelus. Beberapa hari lalu dia memang sempat menyesali perbuatannya yang sampai menghadirkan sosok nyawa di dalam rahimnya. Tapi seiring berjalannya waktu Gita mengabaikan itu. Karena dirasa percuma saja dia menyesal. Dia menyesal pun tidak akan bisa menghilangkan nyawa yang ada di dalamnya.
Darrel memang bodoh. Dia pikir hanya dia saja yang bisa hancur soal harta? Gita pun juga sama. Bahkan dia takut memberitahukan ini karena papanya bisa saja menghajarnya. Papanya memang sangat keras.
"Mama janji, Nak. Ayah kamu yang bajingan itu pasti bakal tanggung jawab. Kamu bakal punya ayah nanti," imbuhnya terkekeh miris.
Karena merasa sebentar lagi akan hujan, Gita memilih masuk ke dalam minimarket untuk membeli camilan. Tadi dia hanya membeli minuman saja untuk menemaninya menunggu Arsen pulang.
Setelah mengambil beberapa camilan Gita berjalan menuju kasir. Tapi dia sedikit terkejut melihat keberadaan seseorang yang tampak familiar.
"Kamu..., Dewi bukan?" tanya Gita memastikan.
Sang Kasir yang sedang menghitung belanjaan sontak mendongak dan mengangguk kecil. "Iya, Kak. Saya Dewi," jawabnya ramah.
"Anaknya Om Frans?"
Kasir bernama Dewi itu mengangguk ragu. Kenapa wanita itu bisa tahu nama ayahnya? Pikirnya.
"Ahh! Dewi. Lo lupa sama gue? Ini gue, Gita! Yang dulu kita sempat jatuh bareng dari motor pas SD. Inget gak?!"
Dewi berpikir sejenak. Dia mengamati wajah Gita dengan intens berusaha mengingat wajah itu. Sebelum akhirnya dia melihat ada bekas luka di dekat alis Gita.
"Ohh iyaa gue inget. Ih Si Gita, lo kemana aja baru nongol?!"
Dewi langsung keluar dari tempat kasir dan memeluk tubuh kawan lamanya itu. Sudah hampir sepuluh tahunan mereka tidak berjumpa membuat keduanya begitu rindu satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Dosen Julid.
RomansaMas Arsen itu Dosen. Tapi nyebelinnya melebihi karakter Abang Roy di kartun upin & ipin! Semua ini karena perjodohan! Ellina Margaretha, harus menerima perjodohan menyebalkan karena wasiat kakeknya. Juga, permintaan ayahnya yang ingin melihat Sang A...