Halo!
Sebelum baca diharapkan vote dan penuhi kolom komentar!Selamat membaca!
Di dalam apartemennya, Gita dibuat senang bukan main saat Arsen menjawab kalau dia bersedia menolongnya. Dengan ini, dia bisa terus mengambil kepercayaan Arsen kembali. Matanya masih setia menatap foto profil Arsen. Ah, pasti pria itu sudah menyimpan nomornya. Pikir Gita.
Asal Gita tahu saja, bahwa Arsen memang menyetel profilnya Whatsapp nya agar semua orang dapat melihat. Karena dirinya ini seorang dosen jadi dengan itu maka mahasiswa dan mahasiswi yang akan mengumpulkan tugas atau makalah dapat tahu lebih cepat kalau ini adalah nomornya.
Sebelum itu, Gita menyempatkan diri untuk membuat teh dan memotong beberapa buah untuk camilan. Siapa tahu nanti Arsen nanti mau mampir.
"Ahh, ada untungnya juga gue hamil. Gue bisa memanfaatkan ini biar Arsen mau ketemu gue, 'kan?" gumamnya.
Ting tong!
Bel apartemen sudah berbunyi. Senyum ceria kembali terbit di bibir Gita yang mungil. Perempuan itu meletakkan teh nya di atas meja ruang tamu kemudian dia berjalan mendekati pintu. Sebelum itu Gita merapihkan dulu penampilannya agar tidak terlihat berantakan.
Pintu perlahan dia buka.
Saat sudah sepenuhnya buka dengan penuh semangat, rahang Gita langsung terjatuh. Senyumnya yang tadi mengembang cerah sekarang berubah menjadi tegang sekaligus bingung. Bukan Arsen yang datang melainkan seorang pria dengan seragam polisinya. Gita tidak mengenali siapa polisi itu. Apa dia baru saja membuat kesalahan sehingga seorang polisi mendatangi apartemennya.
"Nih, obat. Arsen tadi minta tolong gue buat beliin obat di sekitar sini karena kebetulan gue juga lagi patroli di sini. Dasar, ya, lo. Nyusahin suami orang aja bisanya!" ujar pria itu menyerahkan sebuah kantong plastik berisi obat pada Gita.
Gita menerimanya dengan wajah cengo. Matanya menyiratkan kekecewaan karena bukan Arsen yang datang sendiri.
"Kalau lo lupa, gue Dika. Temennya Arsen," ucap Dika sambil menyodorkan tangannya bermaksud untuk berkenalan, kembali.
"Ahh, Dika. Iya, gue ingat," balas Gita.
"Udah. Lain kali, minta tolong sana sama Darrel. Malem-malem kok ganggu suami istri yang lagi olaharaga!" kata Dika lagi sambil berjalan meninggalkan Gita yang terdiam di depan pintu.
"Tunggu, olahraga maksudnya?"
"Ya, mereka masih pengantin baru. Emang apa yang bakal dilakuin pengantin baru kalo malam-malam? Yee, pura-pura polos lo!" jawab polisi tampan itu dengan wajah julidnya.
Gita menganga tak percaya. Sial! Perkataan Dika malah membuat hatinya sakit. Arsen menikahi Lina karena perjodohan. Dan apa secepat itu mereka sudah saling menyukai dan mencintai? Bahkan dulu dirinya saja tidak secepat ini membuat Arsen jatuh cinta padanya. Dulu memang Gita yang lebih dulu menyukai Arsen.
Gita jadi penasaran, apa istimewanya Lina sampai Arsen yang bisa dibilang sulit mencintai wanita, kini malah secepat itu mencintai Lina. Gita berpikir mungkin karena mereka tinggal bersama, jadi lebih mudah untuk Arsen mencintai Lina.
Ah, sial-batin Gita.
Dika pergi meninggalkan Gita yang masih berdiri di depan pintu apartemennya. Senyum miring dia tampilkan karena berhasil membuat wanita di belakang sana terdiam seribu bahasa karena ucapannya yang mengatakan kalau Arsen dan Lina sedang bereproduksi.
Ya, Dika hanya mengarang saja dan ingin membuat Gita kena mental kalau Arsen itu sudah punya istri. Tidak seharusnya juga Gita meminta tolong pada Arsen malam-malam begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Dosen Julid.
RomanceMas Arsen itu Dosen. Tapi nyebelinnya melebihi karakter Abang Roy di kartun upin & ipin! Semua ini karena perjodohan! Ellina Margaretha, harus menerima perjodohan menyebalkan karena wasiat kakeknya. Juga, permintaan ayahnya yang ingin melihat Sang A...